Cerita Porno 17 Tahun

Arsip Penulis

Perkenalkan nama saya Riska, angkatan 2007 seorang mahasiswi semester II di sebuah universitas swasta favorit di Semarang. Aku mohon kepada webmaster supaya menampilkan kisahku yang menyedihkan ini karena hanya disini aku bisa curhat dan menuntaskan semua “uneg-uneg”ku yang membuatku menderita selama ini.

Aku mau bercerita tentang pengalamanku yang sungguh-sungguh terjadi dengan adikku yang bernama Rafi, ia masih 19 tahun kelas 2 SMU Negeri, ia orangnya ceria, lucu, nggak pemarah, dan enak diajak ngobrol, jadi kukira ia orang yang baik dan menyenangkan, tapi ternyata juga mempunyai sifat yang mengerikan pula jika emosinya meledak, dan mempunyai nafsu birahi yang besar, apalagi jika terangsang sesuatu yang berhubungan dengan sex meskipun itu dari saudaranya sendiri atau dengan kata istilah lain “phsyco”. Suatu hari, ketika aku pulang kuliah sore, aku menyempatkan diri ke kamar adikku mau mencari buku komik kesukaanku yang baru dipinjam tiga hari oleh adikku.

Saat mencari-cari aku tidak sengaja menemukan beberapa VCD porno di meja belajarnya dicampur dengan CD-CD PSnya, aku kaget bukan main, karena tidak menyangka adikku suka nonton film-film porno, aku juga curiga akhir-akhir ini, ia pendiam, dan jarang ngobrol denganku, dan yang paling mencurigakan adalah ia barusan mengisi film kamera digitalnya dengan alasan mau memfoto-foto gadis yang mau diincarnya selama ini, aku tidak menyangka gadis yang dia incar selama ini adalah aku sendiri, saudara kandungnya. Tetapi karena orang tuaku sedang keluar kota, aku jadi tidak bisa memberitahu mereka tentang VCD pornonya selama ini, jadi aku biarkan saja.

Berita Sex:Memek Kakak Sempit

Besoknya, saat aku hendak pergi kuliah pukul setengah satu siang, dan kebetulan hari itu adikku sudah pulang dari sekolah, ia mengajak 3 orang temannya masuk ke dalam rumah dan nonton TV bersama, mereka si-A yang bertubuh kekar dan berkulit hitam legam, si-B yang berbadan gemuk tapi agak pendek, dan si-C yang kelihatan paling tua karena berbrewok agak lebat, mungkin umurnya sama denganku atau bahkan lebih tua. Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya.

 Saat aku mau berangkat, aku sempat curiga dengan sikap adikku karena dia melihatku terus-menerus dan nafasnya juga agak terengah-engah, aku hanya mengira ia cuma kecapean pulang dari sekolah, ternyata tidak sebab tiga temannya tidak pada merasa kecapaian. Ia terus memandangi tubuhku dari atas kebawah, aku jadi agak takut apakah dia merasa terangsang melihat tubuh dan bajuku yang seksi, sebab aku memakai hem ketat putih lengan pendek, BHku yang berbentuk tali dan berwarna hitam untuk menutupi payudaraku yang berukuran 36B terlihat jelas karena memang agak transparan. Dan aku memakai celana jeans sangat ketat dengan sebagian CDku nampak, dan pantatku yang bulat dan sering diremas oleh kondektur bis saat naik dan turun dari bis kota terlihat lebih menonjol, apalagi kulitku juga putih bersih karena aku keturunan Cina di ayahku dan ibuku orang bandung. Aku memakai baju seksi ini karena aku mau tampil menarik di depan pacarku yang namanya Vandy yang baru 3 hari jadian.

Saat mengambil kunci motorku, aku semakin penasaran karena teman-teman adikku memberikan uang ratusan ribu kepada adikku dan juga ikut memandangi tubuhku saat aku jalan di dekat mereka. Aku menduga mereka merasa terangsang oleh bau parfumku yang memang agak menyengat dan bertujuan untuk memberi rangsangan kepada cowok.

 Saat aku hendak membuka pintu, dari belakang secara tiba-tiba aku disekap oleh tangan yang hitam, agak bau dan kotor, ternyata tangannya si-A teman adikku, aku kaget dan berontak tetapi sia-sia karena dia lebih tinggi dariku dan badannya juga lebih besar berkulit hitam dan karena aku melawan terus aku dipukul perutku oleh Rafi(adikku) sendiri, sehingga aku jadi lemas.

Kemudian si-B teman adikku yang lain mengangkat kedua kakiku dan menggendongku bersama si-A ke ruang TV, sementara si-C mengeluarkan VCD BFnya dari dalam tas, kemudian menyetelnya ke TV, mereka tersenyum-senyum, apalagi adikku lebih gembira sambil menghitung uang dari tema-temannya, aku sudah mengerti itu pasti uang untuk menikmati tubuhku yang masih suci ini untuk diperkosa bersama-sama oleh mereka.

Aku sudah pasrah hanya bisa meneteskan air mata ketika bajuku mulai dilepas kancing bajuku satu-persatu sambil diraba-raba dan diremas-remas payudaraku oleh mereka, sementara wajahku diciumi, dijilati dan sedikit digigiti hidungku yang memang lebih mancung dari hidung adikku ini oleh Rafi, si-B melepaskan ikat pinggangku dan melepaskan celana jeansku, kemudian ia melucuti celana dalamku perlahan-lahan sambil meraba-raba pahaku,

 “Wow paha Mbak putih dan mulus banget hmm.. Harum lagi” Sementara bagian atas, si-A sudah tidak sabar dan langsung memotong-motong tali BHku dengan gunting, akhirnya aku telanjang bulat, mereka memandangiku seperti hewan kelaparan yang hendak memangsa buruannya sambil membuka seragam SMU Negeri mereka. Adikku langsung menerkam aku, aku hanya bisa memohon.

 “Jangan Dik, aku ini Mbakmu..”

Tapi dia sudah tidak sabar dan langsung meremas-remas payudaraku yang masih kencang dan putih bersih ini, lalu ia menggigit putingku yang belum pernah tersentuh lelaki lain hingga memerah, dibagian bawah kakiku si-C menggerayangiku dengan menjilati dan menggigiti “bulu-bulu”ku yang masih lebat.

 Adikku melumat bibirku, lalu kebawah sambil menjilat-jilat kulit tubuhku sampai ke alat vitalku dan melumat vaginaku yang masih suci itu, aku hanya bisa menangis, lalu adikku mulai menegakkan penisnya sepanjang 18 cm itu ke atas vaginaku, dan bicara.

 “Ok Mbak waktunya ngambil keperawananmu Mbak.. He he he” “Jangan Fi, pleass.. Ooch.. Aduh.. Aauw sakit fi” belum selesai aku bicara sudah dimasuki penis adikku.

“Aach.. Uuch masih seret tapi enak.. Bener Mbak, vaginamu ini Mbak!!” Meski agak sulit menembus vaginaku karena masih perawan, tapi ia terus memaksa sekuat-kuatnya.

 “Aach.. Waow nikmatnya bukan main vaginamu Mbak.. Ooch.. Yes!!” aku merasa kesakitan

“Aach.. Uuch.. Udah Dik, sakit!” Saat aku menjerit-jerit tiba-tiba mulutku disumbat penis yang lumayan besar, panjang, berwarna hitam dan bau air kencing ternyata itu penisnya si-A.

 “Ayo Mbak diemut nih kontolku ha.. Ha.. Ha,” aku hanya menangis terus, karena kedua mulutku (atas-bawah) dihunjam penis yang besar-besar.

“Mmph.. Mmpphh” Selama 10 menit Rafi mengeluarkan penisnya dan bergantian dengan 3 orang temannya, dan akhirnya selama setengah jam mereka menyemprotkan sperma mereka ke lubang vaginaku, hanya si-B yang mengeluarkan spermanya ke mulutku.

Dan mereka merasa senang dan puas melihat aku menderita, setelah puas mereka mengikat tangan dan kakiku agar tidak kabur meskipun aku juga tidak mungkin bisa lari karena tubuhku sudah sangat lemas, dan mereka istirahat sambil merokok, minum-minuman penguat tenaga, kukira semua penderitaan ini sudah selesai.

 Satu jam kemudian setelah mereka merasa kuat karena minum jamu dan penguat tenaga lainnya, mereka melepaskan semua tali yang mengikatku, kemudian memperkosaku lagi secara lebih brutal, si-C meletakkan aku di atasnya dengan posisi telentang dan langsung menghunjam lubang anusku dengan penisnya sambil meremas-remas payudaraku dari bawah yang sudah mengencang kuat.

 “Aach.. Ooch duburmu seret Mbak, tapi wuenak tenan,” Aku hanya dapat menjerit kesakitan sambil menangis.

 “Aach.. Jangan.. Ooch.. Sakit Mas” Lalu adikku menghampiriku, dia berada tepat diatasku dan mengangkat kedua kakiku supaya mudah posisinya dan langsung memasukkan penisnya yang sudah menegang akibat efek minuman tadi ke vaginaku yang masih mengeluarkan sedikit darah keperawanan, sambil berebutan dengan si-C yang sama-sama sedang meremas-remas payudaraku yang semakin mengencang.

Aku hanya bisa mengerang kesakitan.

 “Aach.. Uuch.. Jangan Raf, kumohon sudah aja.. Aach sakit.. Oochh!!” saat mulutku menganga menjerit tiba-tiba disumbat oleh penis si-A.

“Mmph.. Mmpphh” Aku tidak bisa menjerit, semua lubang ditubuhku seperti mulut, vagina, dan anusku sudah disumbat penis-penis berukuran besar dan panjang, karena ini pemerkosaan kedua jadi tidak selama yang pertama ‘hanya’ 15-20 menit, sampai mereka menyemprotkan sperma mereka bersamaan. Tapi karena si-B belum “menyerangku” dalam aksi keduanya, ia bergantian dengan adikku yang sudah lemas, ia menyuruhku berganti posisi dengan berlutut di sofa, ia mulai menjilat-jilat dan menampar-nampar pentatku ini berkali-kali hingga memerah.

 “Wow pantat Mbak gede juga, mulus lagi” Karena vaginaku masih terbuka ia langsung menghunjam keras secara cepat sambil menarik-narik putingku selama kurang lebih 15 menit.

 “Aachh.. Uuch.. Sakit Mas udah dong Mas, aku dah cape sekali nih!” Dan tubuhku yang sudah lemas ini dibalik dalam posisi telentang, lalu ia mengocokkan penisnya dan mengeluarkan spermanya tepat diatas dadaku dan meratakan dengan kedua tangannya sambil meraba-raba tubuhku. Kini seluruh tubuhku berlumuran sperma seperti mandi sperma dari wajah hingga pantat dan pinggul. Setelah merasa puas, adikku mengambil kamera digital dan memfotoku berkali-kali dengan posisi berbeda-beda dalam keadaan telanjang bulat, basah berlumuran sperma dan memasukkan ke komputer untuk dikirim ke internet dengan cara mendownload ke sebuah website.

Dan mengancamku untuk tidak buka mulut kepada siapapun dan kalau bocor rahasia ini, akan disebar foto-foto bugilku ke kampusku termasuk pacarku melalui email teman-temanku baik cowok maupun cewek, ia mengetahui email teman-temanku karena sudah membaca-baca buku catatan harianku, akhirnya aku pilih diam saja.

Empat hari sesudah itu, adikku pulang bersama mereka lagi dan mengajak lima orang teman lain untuk memperkosaku lagi, rupanya mereka sudah mulai ketagihan dengan tubuhku ini, itu sudah pasti karena tubuhku ini “hanya” dijual murah oleh adikku, setiap orang membayar adikku Rp 50.000 untuk memperkosaku tanpa kondom sepuas-puasnya tapi jika memakai kondom hanya membayar Rp 35.000, aku hanya mendapat upah 10% dari bayaran tadi. Totalnya delapan orang tanpa adikku, karena adikku cuma menerima uang dari teman-temannya dan menghitungnya.

Mereka berdelapan memperkosaku secara bergantian dan kadang bersamaan dengan lebih menyakitkan karena mereka juga menyiksaku secara hardcore (terus terang aku mengetahui arti hardcore setelah tragedi ini), adikku tidak ikut memperkosaku karena setiap malam ia menyetubuhiku terus dengan berbagai macam gaya yang ia tonton di VCD pornonya.

Seminggu bisa empat sampai lima kali aku diperkosa teman-teman adikku, kadang sendirian kadang berkelompok, siang dan sore. Tetapi malam harinya oleh adikku sendiri. Untuk itu kepada pacarku jika membaca ini, saya mohon maaf karena telah berbohong kalau aku masih perawan. Sekian terimakasih. Dan untuk pembaca yang ingin “merasakan” aku silahkan hubungi emailku, karena aku sekarang juga melayani orang lain

Alexa baru saja diterima menjadi seoran wartawan di sebuah media cetak yg cukup ternama. Banyak yang heran dengan keputusannya, karena secara fisik Alexa lebih cocok menjadi seorang model dibandingkan menjadi wartawan. Alexa mempunyai lekuk tubuh yang indah, buah dada yg bulat menggiurkan, pantatnya terlihat padat,tinggi badannya lumayan,membuat ia terlihat anggun, rambutnya yg panjang terawat, matanya yg indah seolah menghipnotis tiap pria untuk bertekuk lutut dihadapannya. hari itu jum’at. satu hari menjelang deadline, Alexa harus membuat laporan tentang kegiatan pelacuran di jakarta, terutama menjelang bulan ramadhan. 

Berita Sex Teropsesi Penyiar Tv
Seperti biasa dalam mencari berita , Alexa selalu pergi sendiri. padahal tak ada seorangpun yang akan menolak jika ia minta ditemani, namun ia merasa lebih leluasa sendiri. Alexa mengunjungi sebuah kompleks pelacuran untuk mencari berita, sebelumnya ia sudah mengontak seorang pemilik warung minum di kompleks itu untuk memandunya dalam mencari berita sekaligus jadi pelindungnya, untuk itu Alexa sudah membayar cukup uang. Dan tentu saja kedatangan Alexa ke tempat itu sangat menarik perhatian, beberapa lelaki hidung belang menggodanya, namun mereka tak berani macam macam karena Alexa ditemani oleh pemilik warung yg mantan preman, sehingga bisa dikatakan liputan Alexa saat itu berjalan lancar. jam menunjukan pukul satu malam saat Alexa telah menyelesaikan liputannya. Alexa beristirahat sejenak di warungnya Pak wowo, dialah yang sedari tadi mengantar Alexa berkeliling kompleks pelacuran itu. Sambil ditemani secangkir kopi panas , Alexa mengecek hasil liputannya sekali lagi, dia merasa lega akhirnya tugasnya selesai juga, tinggal diketik dan diserahkan pada redaksi besok, dan ia akan liburan sehari. Selagi asyik dengan rekamannya, beberapa orang masuk ke warung itu, dari tampangnya jelas terlihat jika mereka adalah preman wilayah sini. “eeh…siapa nih…?”seorang yg berbadan paling besar melihat Alexa,otomatis Alexa menjadi pusat perhatian disana, karena tak ada siapapun lagi disana, smentara pak wowo sedang di belakang. “oohh..ternyata nona wartawan…..gimana non..udah puas…?” tanya orang itu lalu tertawa. Alexa hanya mengangguk pelan dan tersenyum sopan, nada bicara org ini membuatnya tak nyaman, apalagi teman teman org ini kemudian berdiri di belakang Alexa seolah bersiap siap untuk melakukan sesuatu. Melihat gelagat buruk, Alexa segera bangkita dari tempat duduknya. namun ia kurang cepat, orang di depannya telah menerkam dia sehingga Alexa terdorong ke dinding warung, tangan orang itu mulai meraba raba tubuh Alexa.” Alexa berteriak berharap pak wowo mendengarnya. tak lama pak wowo muncul dari belakang, membuat Alexa merasa lega. orang itupun menghentikan aksinya walaupun ia masih mencengkram kuat lengan Alexa. “pak tolong pak…mereka mau berbuat yg tak senonoh pada saya..” seru Alexa sambil berusaha melepaskan diri. usahanya berhasil dan ia segera menghampiri pak wowo. “kenapa non Alexa..?” tanya pak wowo “itu pak..mereka mau kurang ajar sama saya..” jawab Alexa “lalu …?” “tolong suruh mereka pergi pak….” pak wowo kemudian memandang Alexa, dan Alexa merasakan ada yg berbeda dari sorot mata pak wowo. “wahh..non…..mereka kan berlima..bapak sendirian…gimana bapak ngusirnya…?” kata pak wowo, namun tidak ada nada ketakutan dari bicaranya, hal ini membuat sebersit ketakutan muncul di pikiran Alexa, ternyata pak wowo juga terlibat. “ayo..bawa ke kamar belakang aja…” kata pak wowo, segera para preman itu menarik Alexa ke kamar belakang yang memang sedari tadi telah disiapkan oleh pak wowo. Alexa didorong masuk ke sebuah kamar kosong, kelihatannya kamar ini biasanya dipakai oleh para pelacur jika menerima pelanggannya. “tolong…jangan…..kenapa kaliaan ini….” Alexa memohon “dasar perempuan tolol..berani beraninya kemari…sendirian pula…”jawab seorang preman “tapi..tolong..saya hanya wawancara….tidak akan ada yg dirugikan….”kata Alexa lagi “bodo amat…!!!….togar ….ucup..ayo….” dia memerintah anak buahnya. segera mereka mendorong Alexa terjatuh ke tempat tidur, kedua tangan Alexa kemudian diikat ke atas kepala ujung tempat tidur , smentara seorang yg lain berusaha melepaskan celana jeans yg dipakai Alexa. agak sulit karena Alexa terus meronta, namun akhirnya berhasil juga. kemudian satu persatu kancing baju Alexa dilepas, sehingga kini paha Alexa yang mulus dan buah dada Alexa yg montok terexpose. Alexa mendengar suara laci dibuka, rupanya si pimpinan preman, Gofar , baru saja mengambil gunting lalu kemudian mendekati Alexa. Gofar kemudian menelurusi lekuk tubuh Alexa perlahan dengan gunting sampai akhirnya ia menggunting lepas bra Alexa dan celana dalam Alexa. segera Hawa dingin menerpa buah dada Alexa yg terbuka, membuat putingnya mengeras. Alexa hanya bisa pasrah karena sadar tak akan ada yg menolongnya disini. “keras nih…..wahhh…terangsang juga nih cewek….” kata Gofar sambil memainkan puting Alexa. Alexa hanya bisa memejamkan mata dan memalingkan muka sementara Gofar meremas remas buah dadanya. “ucup..bikin dia panas dulu nih…” kata Gofar. tawaran yg langsung disambut gembira oleh ucup. “thanks ..boss…” Alexa tak berani melihat, tapi ia bisa mendengar jika kini ucup sedang melepaskan pakaiannya sendiri, kemudian ia merasakan jari jari yg menyentuh dan memainkan vaginanya. “toolong..jaangann…” Alexa hanya bisa memohon dan menangis namun ucup tak mau mendengarnya , ia terus memainkan vagina Alexa dengan jari jarinya, hal ini membuat Alexa sangat kesakitan dan tersiksa apalagi vaginanya masih kering. “hei..kalian..coba bawa air seember kemari sama bawa handycam gue.cepetan…” Gofar menuruh anak buahnya yg lain. dan tak butuh waktu lama untuk mereka memenuhi perintah boss nya. “gimana cup….?'” tanya Gofar “masih sempit boss…..perawan nih kayaknya.” jawab ucup ” bagus..bagus….” Gofar mendekati Alexa dan bertanya “kamu masih perawan…..bener..?” Alexa hanya bisa mengangguk pelan, tubuhnya terguncang karena isak tangis. Gofar lantas membuka ikatan Alexa di tempat tidur untuk kemudian mengikat tangan Alexa ke belakang punggung. ” berlutut ..dilantai..ayo….” perintah Gofar. ucup segera memaksa Alexa untuk berlutut di lantai, belum sempat berpikir sesuatu yg keras memukul pipinya. Alexa terkejut, penis Gofar kini menegang keras dihadapan wajahnya, selama ini ia belum pernah melihat secara langsung penis laki2. Gofar segera memaksa memasukan penisnya ke mulut Alexa, penisnya yg besar membuat mulut Alexa terlihat penuh, juga tentu saja membuat dian tersedak dan sulit bernafas. Gofar dengan kasar mendorong dorong kepala Alexa dan menahannya beberapa saat menikmati kehangatan bibir gadis cantik ini, sampai akhirnya ia menarik keluar penisnya dari mulut Alexa. Alexa merasa lega , ia terbatuk dan berusaha menarik nafas , smentara ia merasakan beberapa tangan menjamahi tubuhnya denga kasar, ikatan di tangannyapun sudah dilepas. 

Berita Sex Teropsesi Penyiar Tv

Tiba tiba Alexa kembali ditarik jatuh ke kasur, kini ia bisa melihat jika seluruh lelaki di kamar itu telah telanjang bulat, Alexa bergidik melihat penis penis mereka yg sudah menegang, penis yg beberapa saat lagi akan mengacak acak keperawanannya. salah seorang dari mereka bahkan sedang merekam semua kejadian yg terjadi. Gofar segera menindih tubuh Alexa, menjamahi dan mencubiti buah dadanya dengan gemas, lalu mengulum dan menyedotnya dengan kasar, sebelum Alexa sempat berteriak , ucup telah memLamgkam mulut Alexa dengan ciumannya yg ganas, lidah ucup dengan liar bermain di dalam mulut Alexa. Alexa hanya memejamkan mata dan menangis tertahan, air mata mulai mengalir. Alexa berteriak tertahan dan mata terbelalak, saat tiba tiba vaginanya ditembus oleh penis Gofar. kali ini Alexa mencoba berontak dan melepaskan diri, namun semakin dia meronta, Gofar semakin keras dan brutal memompa vaginanya, sehingga semakin menambah kesakitan pada diri Alexa. Gofar terus memacu tubuh Alexa, sementara kawan – kawannya memberi semangat, kadang muncul komentar2 jorok ditimpali tertawa. setelah sekian lama akhirnya Alexa merasakan suatu tegangan, tak lama kemudian dia merasakan sesuatu yg hangat dalam dirinya, Gofar telah mengeluarkan sperma didalam. Gofar kemudian bangkit dan tertawa puas,namun siksaan Alexa belum berakhir, kini di atas tubuhnya telah ada pak wowo dengan penis yg bahkan lebih besar dari milik Gofar. Kini sambil menatap penuh nafsu wajah Alexa, pak wowo menembus vagina Alexa dengan penisnya. meskipun darah perawanan dan cairan bekas Gofar membuat penis pak wowo masuk lebih lancar, namun vagina Alexa masih sempit,sehingga tak mengurangi kesakitan Alexa, bahkan krn besarnya penis pak wowo, kesakitannya malah lebih terasa. “aahhh…ahhhh…bangsaaatt…kaa…liaann…. aahh h…” umpat Alexa. togar segera memLamgkam mulut Alexa dengan penisnya, kini sambil tubuhnya masih ditindih oleh pak wowo, ia juga harus mengoral togar. tak satupuin kejadian itu yang luput dari rekaman handicam Gofar. tak lama kemudian lagi lagi ia merasakan cairan hangat di vaginanya, dan semburan cairan asin di mulutnya. Alexa hendak memutahkan cairan itu namun kepalanya ditahan togar sehingga, ia terpaksa menelan sperma togar. setelah pak wowo, kini giiran yg lain menindih Alexa dan memperkosanya dengan kasar. Alexa sudah pasarh, air matanya sudah mengering, ia hanya memejamkan mata membayangkan ia tak disana, membayangkan semua itu tak terjadi. ucup kemudian membalikan tubuh Alexa, dan penisnya kini menga cak acak pantat indah Alexa, hal ini membuat Alexa sangat tersiksa dan kesakitan “ah jangan sakit” namun teriakan memelasnya hanya ditimpali oleh tertawa mengejek, apalagi kemudian lagi lagi mulutnya disumbat oleh penis seseoarang, Alexa tak mau tahu siapa orangnya, yang jelas ia psarah pada nasib yg menimpanya. ia tidak tahu berapa orang yg memperkosanya, ia terlalu lelah dan shock uintuk menyadari hal itu, hingga pagi menjelang ia harus terus melayani banyak lelaki , jika ia terlhat tak sadarkan diri ,orang2 itu menyiramkan air ke tubuhnya. bahkan pada penutup mereka memasukan penis ke lubang pantat dan vagina Alexa sekaligus, setiap kali Alexa menjerit kesakitan semakin keras pula mereka memompanya., dan Alexa pun tak ingat apa apa lagi. epilog: menjelang siang para pengguna jalan tol dikejutkan dengan penemuan sesosok tubuh perempuan tanpa busana di pinggiran jalan, dilihat dari kondisinya perempuan ini masih hidup dan jelas merupakan korban perkosaan. Polisi segera melakukan penyelidikan pada kasus tersebut, dan butuh waktu sampai sebulan kemudian, sampai akhirnya polisi menangkap para pemerkosa tersebut. dan karena kejadian itu pula akhirnya massa merusak dan membakar tempat pelacuran itu , menutup selamanya tempat itu.

Dan Alexa butuh waktu hampir setahun samapi akhirnya ia bisa hidup normal kembali, meski begitu pengalaman mengerikan itu tak akan pernah terlupakan seumur hidupnya Dua tahun berlalu sejak kejadian pemerkosaan Alexa. Walau masih membekas namun Alexa tetap berusaha tegar mengahadapi semua itu, bahkan kini karirnya menanjak. Alexa kini tidak lagi bekerja sebagai wartawan media cetak, tapi sudah bekerja di stasiun Tv swasta ternama, tidak hanya itu, dengan gagahnya kini Alexa membawakan acara kriminal di televisi, ratingnya cukup bagus, sehingga nama Alexa masuk dalam jajaran pembawa acara TV favorit. “hehehe…makin cantik aja kamu manis..abang kangen nih…” gumam Gofar. Dia adalah pimpinan preman yang memperkosa Alexa dulu ketika gadis cantik itu tengah meliput kompleks lokalisasi. seharusnya dia masih dipenjara, namun dia berhasil melarikan diri. Selama di penjara Gofar mengikuti terus acara Alexa, hal ini menjadi salah satu alasan ia kabur. Ia selalu merindukan kehangatan tubuh gadis itu, jeritan dan tangisannya. ia membayangkan membawa Alexa ke suatu tempat memperkosanya habis habisan, dan mendengar lagi jeritan dan tangisan si cantik ini. Demi keamanan Alexa kini tinggal di sebuah apartemen , namun hal itu bukan halangan bagi penjahat profesional seperti Gofar. Ia berhasil menyusup masuk ke apartemen tempat Alexa tinggal. Dia tinggal menyamar menjadi kurir atau pengantar surat atau apapun itu. 

Kini ia telah berdiri di depan pintu apartemen Alexa, dengan waktu singkat ia berhasil membuka kunci apartemen tersebut, dan menguncinya kembali agar tak ada yg curiga. masih ada waktu beberapa jam sebelum Alexa pulang kerja dari stasiun TV. Tempat itu cukup luas, jendela kamarnya menampilkan pemandangan kota , dengan kursi dan sofa menghadap jendela , dan meja yg cukup besar dan indah di tengahnya. Gofar membayangkan tubuh telanjang Alexa terbaring disana, sementara dia memperkosanya, Alexa menjerit dan memohon dan mungkin menangis. Penis Gofar langsung menengang membayangkan hal tersebut. Gofar memasuki kamar tidur Alexa, wangi harum khas kamar wanita segera semerbak. Gofar tersenyum melihat kasur Alexa mempunyai kaki kaki di setiap sudutnya. ia membayangkan mengikat Alexa disitu, dengan kaki dibentangkan lebar, menanti penisnya menerobos. dia menaruh tasnya yg berisi tali dan beberapa dildo yg dia dapat dari kawannya, malam ini ia akan berpesta dengan Alexa, gadis cantik , pembawa acara favorit indonesia. Gofar pun tertawa, ia bahkan sudah menyiapkan senjata untuk mengancam korbannya. Gofar segera menanggalkan seluruh pakaiannya, dan bersembunyi di balik kamar tidur Alexa dengan pisau siap di tangan. Gofar mendengar suara kunci pintu dibuka dan suara langkah kaki menuju kamar ini. Alexa tanpa curiga memasuki kamarnya, dengan gerak cepat Gofar menangkap Alexa dari belakang dan menodongkan pisaunya ke leher Alexa. “hai…cantik..masih ingat abang …?” kata Gofar seluruh tubuh Alexa mendadak lemas, ia tentu saja tak akan pernah melupakan suara itu seumur hidupnya. Alexa pun bisa merasakan jika Gofar tidak berpakaian, penisnya menusuk nusuk belakang tubuh Alexa. “jangan..tidak….” Alexa mulai memohon, air mata mulai mengalir di pipinya, mimpi buruknya yang dulu akan terulang lagi “jangan..?hehehehe..gue udah kangen banget sama kamu sayang….ga enak di penjara….hehehe..” kata Gofar menikmati ketakutan Alexa.” hari ini kita akan bersenang senang seperti dulu sayang…” Alexa bagai terkena aliran listrik saat tangan Gofar mulai meraba raba tubuhnya, bergerak dari pantat ke buah dada, meremasnya kuat. penis Gofar terasa kian mengeras menekan pantat Alexa, bayangan saat diperkosa dulu akan kembali menjadi kenyataan, apalagi ia menyadari jika apartemen ini kedap suara, dibuat untuk kenyamanan , namun siapa sangka hal itu malah jadi petaka bagi Alexa. sebenarnya Alexa sudah tak punya hasrat untuk melawan, ia hanya bisa psrah dan berharap Gofar tidak menyiksanya dan segera pergi setelahnya. 

Berita Sex Teropsesi Penyiar Tv

Gofar mendorong Alexa terjatuh ke kasur, Alexa terpekik melihat Gofar sudah telanjang bulat “ingat sayang..kalau kamu menurut kamu tidak akan apa apa..tapi kalo macam macam gue bisa nyiksa kamu sampe puas..paham…?” Alexa hanya mengangguk pasrah. “bagus..sekarang..buka baju kamu…ayo cepat…….” dengan perlahan Alexa membuka blazernya, buah dadanya tersembul dibalik branya, membuat Gofar menelan ludah. “sekarang branya juga buka..ayoooo…” dengan terpaksa Alexa membuka bra nya, melemparnya ke lantai, dan dengan cepat menutup buah dadanya dengan kedua tangan. “apapan sih…ayo..turunkan tangannya…” perintah Gofar Alexa dengan perlahan menurunkan tangannya, memperlihatkan buah dadanya dengan putingnya yg mengeras karena terkena udara dingin. “hehehehe..pemandangan yang indah..sekarang bawahnya ayo……” Alexa patuh mengikuti perintah Gofar kini, ia telanjang bulat di tempat tidurnya, mata Gofar terbelalak melihatnya, dua tahun ia tak pernah melihat perempuan, kini perempuan cantik pasrah telanjang dihadapannya. Gofar bergerak mendekat, penisnya diacungkan ke wajah Alexa yg terduduk di kasur. “masukin ke mulut..ayo…..jangan sampai gue main keras ya….” Alexa menatap wajah Gofar berharap ada belas kasihan harapan yang sia sia. dengan terpaksa Alexa memasukan penis itu ke mulutnya, “ayo..jilati..isep..kayak dulu…” dengan patuh Alexa menjilati dan mengulum penis Gofar, walau dengan air mata bercucuran, sementara Gofar tertawa penuh kemenangan sambil tangannya tak lepas dari buah dada yg ranum itu. tak lama Gofar merasa akan keluar, ia tarik penisnya dan menyiramkan spermanya ke wajah Alexa, sehingga gadis cantik itu gelagapan. “hahahaha….obat awet muda sayang…..hahahaha…” Alexa menangis karena merasa terhina, namun ia agak “beruntung” karena ia tdk melawan, maka segala siksaan yang direncanakan Gofar sebelumnya tidak dijalankan. “ayo..berbaring…” perintah Gofar, yg diikuti patuh oleh Alexa. setelah Alexa berbaring, Gofar leluasa menjelajahi buah dada montok Alexa, dia remas , jilat dan hisap penuh nafsu. “ehhh…ahhhhhh..uuhhh….” Alexa hanya bisa mengerang Gofar terus menghisap dan meremas buah dada Alexa sampai ia merasa penisnya sudah siap tempur kembali. Gofar menarik Alexa ke depan dan menyuruh Alexa telungkup di meja besar di depan. “ooh..tidakk..jangan..lakukan apa saja..asal jangan disana…..” Alexa ketakutan sadar apa yang akan terjadi plak!!! sebuah tamparan membuat Alexa limLamg, Gofar segera mengatur posisi Alexa sebelum gadis itu sadar, dan menerobos pantat Alexa dengan penisnya.jerit Alexa kesakitan Gofar kemudian menggenjot pantat Alexa diiringi jerit kesakitan Alexa, sesuai dengan bayangannya tadi. stelah puas, kini giliran posisi Alexa diatas, sementara Gofar terbaring disofa. “aahh.” erang Alexa. dan lagi lagi setiap orgasme, Gofar menyemburkna spermanya di wajah Alexa. malam itu Alexa menjadi budak sex Gofar, ia harus melayani Gofar bak seorang pembantu, ia harus membuatkan makanan untuk Gofar dan tidak boleh berpakaian, belum lagi Gofar dengan nyaris tanpa henti semalaman menyetubuhi Alexa. baru menjelang siang keesokan harinya Gofar menghentikan aksinya, Alexa bernafas lega karena ia diizinkan Gofar untuk berpakaian, namun itu tak membuat mimpi buruknya berakhir. ‘cepat…kamu ikut aku….ayo…….”paksa Gofar “kemana..jangan…ampun……”Alexa memohon bahkan berlutut “aah..ayo…atau mau gue main kasar..hehee…kita bulan madu sayang… hehehee….” dan hari itu Gofar dengan paksa membawa Alexa pergi ke suatu tempat, suatu tempat yg Alexa yakin tak akan lebih baik dari sekarang……. wartawan , pembawa acara Tv favorit akan segera menjadi budak sex…… kemanakah Alexa dibawa oleh Gofar..? apa yang akan terjadi padanya…? suatu hari pertanyaan itu akan terjawab…..suatu hari…. Dengan paksa Gofar membawa Alexa ke tempat parkir di basement, sesampainya di mobil, Gofar mengikat tangan dan kaki Alexa serta menyumpal mulutnya agar tak berisik, ditaruhnya tubuh Alexa di bawah jok belakang, dan ditutupinya dengan kain , pakaian dan benda benda lain yg tak mencurigakan, sehingga org lain tak tahu ada orang dibawah sana, juga Alexa tak akan tahu dian akan dibawa kemana. mobil bergerak perlahan di lalu lintas jakarta, Alexa berusaha mengira ngira akan dibawa kemana dia. 
Dia tak tahu pasti namun dari perubahan suhu dan hawa ia menduga Gofar membawanya ke luar kota. Terkaannya tak salah , Gofar mengarahkan mobilnya ke sbuah Villa di kawasan puncak, suatu rencana telah dibuat untuk Alexa. Alexa berusaha mengenali tempat itu ketika Gofar menegluarkannya dari mobil, meski tahu ini daerah puncak namun ia tak tahu pasti dimana tepatnya. Gofar membawa masuk Alexa ke sebuah villa, di dalam ia mengikat Alexa di sebuah kursi di depan sebuah TV layar lebar. “saya mau diapakan lagi…..?” tanya Alexa khawatir “jangan takut nona cantik…kamu akan segera tahu…hahahaha…” “tolong..jangan siksa saya lagi..saya akan melakukan apapun yang kamu suruh..tapi tolong ..” “ahhh..sudah diam…..lebih baik kamu nikmati tontonan ini ya..sementara abang pergi dulu..hahahaha..” Gofar pun meninggalkan Alexa di ruangan itu setelah menyalakan Tv dan VCD. Alexa menunggu apa yg akan ditunjukan oleh Gofar. Namun ia tertegun, ketika ternyata Gofar memutarkan rekaman ketika ia dulu pertama kali di perkosa oleh Gofar dan kawan kawan. seluruh memorinya kembali ke kejadian itu, gambar vcd itu dengan jelas menggambarkan bagaimana Gofar menggeranyangi tubuhnya, merenggut keperawanannya, bagaimana pula saat anak buah Gofar bergilirin menyiksa dan memperkosanya. Alexa berteriak , sambil menghentakan kakinya ke lantai, tak lama tangisnya pun meledak. ia menangis sejadi jadinya saat seluruh detail kejadian dulu kembali terpampang dihadapannya, ia tak mengira bisa mengalami kejadian seburuk ini. Satu jam kemudian Gofar kembali tapi ia tak sendiri, seorang chinese gendut bersamanya serta seorang bodyguard. “lihat , koh..saya ga bohong kan…?” kata Gofar sambil menunjuk pada Alexa “lo orang hebat…..loe bisa dapetin penyiar TV terkenal..lo gila tapi hebat..” kata a Lam “bukan itu aja koh, saya juga yang dapet perawannya…nih buktinya..”jawab Gofar sambil memutar ulang vcd tadi, Alexa hanya membuang muka tak mau melihatnya lagi, namun Gofar seperti sengaja menyiksanya, volume suaranya dikeraskan sehingga, rekaman jeritan dan rintihan Alexa saat diperkosa dulu menggema di ruangan itu. “hahaha..lo orang hebat…ga rugi owe kenal sama loe orang….hahaha…” ALam mendekat pada Alexa, meraba raba seluruh tubuh Alexa, dan tangannya menelusup masuk ke balik rok Alexa. “bangsat…lepaskan saya….jangan kurang ajar ya…!” Alexa berontak “hahaha…ok ..ok…..dasar pelacur….lihat saja nanti..loe orang akan bertekuk lutut dihadapan owe .hahaha!” kata a Lam lalu memberi isyarat pada bodyguardnya. bodyguard itu mengeluarkan sejenis suntikan dan mengisinya dengan suatu cairan. “mau apa kalian..jangan…jangan…” Alexa ketakutan melihat ia akan disuntik sesuatu. namun sia sia, si bodyguard menyuntikan cairan itu ke tubuh Alexa. Alexa tersentak, efek cairan itu mulai bekerja, kepalanya terasa pening, dan ia merasa seolah terbakar, namun kemudian rasa itu terfokus hanya buah dada dan vaginanya, tiba tiba Alexa merasa ingin buah dadanya diremas, vaginanya seolah menagih penis untuk memasukinya, otaknya dipenuhi oleh berbagai pikiran kotor. “dengar…loe orang itu pelacur..ayo….bilang….siapa loe orang…” kata a Lam “saya..pelacur….saya..pe..lacur ” kata kata itu meluncur tak terkendali dari mulut Alexa “hahaha..bagus..bagus……ayo memohon..ayo….” kata aLam lagi “sa..ya..pelacur….saya..mo..hon..setubuhi..s ..ya …..”otaknya berusaha mencegah namun mulutnya tak tertahankan. aLam tertawa penuh kemenangan, ikatan Alexa dilepas dan ia pun langsung ambruk ke lantai, ia tka bisa mengontrol tubuhnya sendiri. “ayo..pelacur..merangkak kemari..ayo…” a Lam memerintah diluar kesadaran Alexa bergerak merangkak mendekati a Lam, terus bergerak dan ketika dekat, rangsangan birahinya makin tak tertahankan melihat tonjolan di balik celana a Lam, tanpa sadar Alexa bergerak kesana, tangannya membuka celana aLam, mengeluarkan penisnya , dan mengulumnya dengn nikmat. otak Alexa seolah berteriak agar Alexa tak berbuat itu, namun tubuhnya seolah mempunyai pikiran sendiri, ia merasa terhina sekaligus merasa terangsang. penis a Lam dijilati Alexa, dikulum dan disedot sedot nikmat, aLam memejamkan mata sambil meremas remas rambut Alexa , menikmati kuluman si penyiar cantik ini. setelah merasa cukup, a Lam menyuruh Alexa untuk melepas pakaian. dengan patuh Alexa membuka satu persatu pakaian yg melekat ditubuhnya, rasa terbakar ini semakin parah, birahinya makin naik, apalgi saat a Lam juga melepas pakaian, penisnya ygkembali menegang membuat Alexa semakin terangsang. buah dada Alexa dijelajahi oleh aLam, diremas remas, di kulum dan dijilat, membuat Alexa melenguh penuh nikmat “uuhh..aahhhh…ya…ahhhh..” kemudian masih sambil meremas buah dada Alexa, aLam turun dan menjilati vagina Alexa. hal ini membuat Alexa menggelinjang dan merintih penuh kenikmatan. “ehhmmm..ahhhhh..ahhhhh…..” a Lam kemudian memasukan jari jarinya ke vagina Alexa, Alexa makin menggelinjang tak karuan. sementara a Lam asyik dengan Alexa, tiba tiba dari ruang depan terdengar teriakan histeris. rupanya entah darimana Gofar mendapatkan seorang gadis sma, seragamnya sudah acak acakan dan tak lagi menutupi tubuhnya, buah dadanya sedang di remas remas oleh Gofar, sementara dari pahanya terlihat bercak darah perawan, gadis cantik itu menangis kesakitan sementar Gofar terus menggenjotnya, “mami..tolong…mami..tolong Dinda……mami..” hanya itu yg keluar dari mulut gadis itu. diantara isak tangis dan jerit  keskitannya ia terus memanggil manggil maminya. “mami…sakiit…toolong..ma..mi….” Gofar hanya tertawa tawa melihat korbannya memohon dan memelas.dan terus mempermainkan tubuh gadis muda itu.
Sementara Alexa kini sedang digenjot a Lam dari belakang, meski kesakitan namun efek obat tadi lebih kuat dari serangan birahi bagaimanapun berbagai posisi telah dijalani oleh a Lam pada Alexa, dan tubuh bugil Alexa telah mengkilap karena keringat, tubuhnya terasa lelah, namun a Lam kelihatan masih segar bugar, dan ketika mencapai orgasme , a Lam menyuruh Alexa menelan spermanya dan membersihkan sisa yg menempel di penis, di bawah pengaruh obat , Alexa patuh. meski telah selesai namun a Lam melarang Alexa untuk berpakaian . sementara itu , Gofar masih menggenjot tubuh anak sma itu, Dinda namanya. gadis cantik khas kecantikan sma, entah darimana dan bagaimana Gofar bisa menyeretnya kemari. perkosaan yang dialaminya membuat Dinda pingsan, namun hal ini tidak menghentikan Gofar. ia terus menerobos vagina milik Dinda. setelah puas Gofar menikmati tubuh Dinda , giliran aLam yg menindih tubuh Dinda. namun aLam tak menyukai korbannya pingsan, ia kemudian membawa Dinda ke kamar mandi. dan beberapa saat kemudian terdengar jeritan histeris dari kamar mandi, rupanya Dinda sudah sadar. sementara penis Gofar sedang dikulum oleh Alexa, pikiran Gofar menerawang membayangkan sebuah rekaman video yang sensasional, video antara seorang penyiar Tv dan gadis sma, Gofar membayangkan berbagai adegan seks yg akan terjadi antara dua gadisnya ini, dan rekaman yg akan sangat berharga sekali. Gofar pun tertawa……suara tertawa Gofar..seiring dengan jerit tangis Dinda..dan suara setan…… pada saatnya nanti , Alexa dan Dinda akan menjadi bintang film porno pribadinya.
Aku sudah tiga tahun ikut dengan keluarga Budhe. Saat itu usiaku sudah Tujuh belas tahunan dan Mbak Adel yang usianya tiga tahun di atasku sudah kelas Tiga di salah satu SMK swasta di kotaku. Pada saat itulah aku pertama kali mengenal apa yang namanya seks.
 
Kejadiannya berawal dari suatu siang kira-kira setengah tahun setelah meninggalnya Budhe Tini. Saat itu sekolahku dipulangkan sebelum waktu biasanya. Semua murid dipulangkan pada jam Sepuluh pagi karena guru-guru mengadakan rapat untuk persiapan Ujian. Aku yang selalu disiplin tidak pernah bermain sebelum pulang dan ganti pakaian. Begitu sekolah dibubarkan aku langsung pulang ke rumah yang jaraknya kira-kira Dua km dengan naik angkot. Sampai di rumah aku heran karena pintu rumah tidak terkunci tetapi tidak ada orang.
Padahal tadi pagi sebelum berangkat Mbak Adel bilang kalau sekolahnya libur selama Enam hari karena minggu tenang. Aku menduga pasti Mbak Adel sedang belajar di kamar menjelang EBTA yang akan diadakan minggu depan. Karena takut mengganggu Paman yang mungkin sedang tidur aku berjalan pelan-pelan melintasi ruang tengah langsung ke kamarku dan Mbak Adel yang ada bagian belakang. Aku kaget saat mendengar suara mencurigakan terdengar dari kamarku yang setengah terbuka. Kudengar suara Mbak Adel mengerang-ngerang disertai suara seperti berkecipak.
Berita Sek Pengen Nambah Lagi
Dengan langkah mengendap-endap kudekati pintu kamarku dan mengintip melalui pintu yang setengah terbuka. Astaga!! Aku benar-benar kaget!! Ternyata di kamarku ada Mbak Adel dan Paman. Yang lebih mengejutkan, pakaian keduanya sudah berantakan. Saat itu pakaian bagian atas Mbak Adel sudah terbuka sama sekali, begitu pula dengan Paman Mitro. Keduanya sedang bergumul di atas tempat tidur yang biasa kugunakan tidur dengan Mbak Adel. Paman hanya mengenakan sarung dan satu-satunya kain yang menutupi tubuh Mbak Adel hanyalah celana dalam saja. Apa yang kulihat benar-benar membuat hatiku tercekat.Kulihat Paman dengan rakus meneteki payudara Mbak Adel kanan dan kiri berganti-ganti, sementara tangan Mbak Adel meremas-remas rambut Paman yang sudah mulai memutih. Kepala Mbak Adel bergoyang-goyang sambil terus mengerang. Begitu pula dengan Paman yang dengan lahap terus menetek kedua payudara Mbak Adel secara bergantian. Aku yang mengintip perbuatan mereka menjadi panas dingin dibuatnya. Tubuhku gemetar dan lututku lemas. Hampir saja kepalaku terbentur daun pintu saat aku berusaha melihat apa yang mereka perbuat lebih jelas. Tak lama kemudian kulihat Paman menarik satu-satunya pembungkus yang melekat di tubuh Mbak Adel dan melemparkannya ke lantai.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Kini tubuh Mbak Adel sudah telanjang bulat di bawah dekapan tubuh Pamanku yang kelihatan masih berotot walau usianya sudah kepala lima. Erangan Mbak Adel semakin keras saat kulihat wajah Paman menyuruk ke selangkangan Mbak Adel yang terbuka. Tangan Mbak Adel yang memegang kepala Paman kulihat semakin kuat menekan ke arah kemaluannya yang sedang diciumi Paman. Aku yang baru kali ini melihat pemandangan seperti itu menjadi terangsang. Aku membayangkan seolah-olah tubuhku yang sedang digumuli Paman.Kedua kaki Mbak Adel melingkar di leher Paman. Suara napas Paman terdengar sangat keras seperti kerbau. Mbak Adel semakin keras mengerang dan tubuhnya kulihat melonjak-lonjak saat kulihat wajah Paman menggesek-gesek bagian selangkangan Mbak Adel. Beberapa saat kemudian tubuh Mbak Adel mulai melemas dan terdiam.
Kemudian kulihat Paman melepas sarungnya. Dan astaga! Kulihat batang kemaluan Paman yang sangat besar dan berwarna coklat kehitaman mengacung tegak menantang langit. Paman langsung mengangkangi wajah Mbak Adel dan mengosek-ngosekan batang kemaluannya yang dipeganginya ke wajah Mbak Adel. Mbak Adel yang masih lemas kulihat mulai memegang batang kemaluan Paman dan menjulurkan lidahnya menjilati batang kemaluan itu. Paman pun kembali menyurukkan wajahnya ke arah selangkangan Mbak Adel.
Kini posisi mereka sungguh lucu. Mereka saling menjilati selangkangan lawan dengan posisi terbalik. Paman yang mengangkangi wajah Mbak Adel menjilati selangkangan Mbak Adel yang telentang dengan lutut tertekuk dan paha terbuka. Tubuhku mulai meriang. Vaginaku terasa gatal seolah-olah membayangkan kalau vaginaku sedang diciumi Paman. Tanpa sadar tanganku bergerak ke arah vaginaku sendiri dan mulai menggaruk-garuk. Kejadian yang kulihat berikutnya membuat hatiku semakin mencelos. Setelah puas saling menciumi selangkangan masing-masing lawan, tubuh Paman berbalik lagi sejajar dengan Mbak Adel. Mereka saling berhadap-hadapan dengan tubuh Paman menindih Mbak Adel.
Kemudian kulihat Paman menempatkan diri di antara kedua paha Mbak Adel yang mengangkang. Lalu dengan memegang batang kemaluannya Paman menggosok-gosokkan ujung batang kemaluannya ke selangkangan Mbak Adel. Kulihat kepala Mbak mendongak-dongak ke atas dengan kedua tangan meremas-remas payudaranya sendiri saat Paman mendorong pantatnya dan menekan ke arah selangkangan Mbak Adel. Mereka terdiam beberapa saat ketika tubuh mereka pada bagian kemaluan saling lengket satu sama lain. Mbak Adel mulai merintih dan mengerang saat Paman mulai memompa pantatnya maju-mundur dengan mantap.
Kulihat pantat Mbak Adel bergerak mengayun menyambut setiap dorongan pantat Paman. Dan setiap kali tulang kemaluan Mbak Adel dan Paman beradu selalu terdengar seperti suara tepukan. Suara deritan dipan tidurku pun semakin nyaring terdengar mengiringi irama gerakan mereka. Tubuh Mbak Adel menggelepar-gelepar semakin liar. Kepalanya pun semakin liar bergerak ke kanan dan kekiri, mulutnya tak henti-hentinya mengerang. Akhirya kudengar Mbak Adel merintih panjang disertai tubuhnya yang tersentak-sentak, pantatnya terangkat menyambut dorongan pantat Paman. Lalu beberapa detik kemudian tubuh Mbak Adel mulai melemas, tangannya terlempar melebar ke samping kanan-kiri tubuhnya dan matanya terpejam. Paman lalu menarik pantatnya dan kulihat dari arah ku yang persis di samping kirinya, batang kemaluan Paman yang hitam kecoklatan masih kencang. Kemudian Paman menarik tubuh Mbak Adel agar merangkak di kasur. Dengan bertumpu pada lututnya, Paman menempatkan diri di belakang pantat Mbak Adel yang menungging. Paman memegang batang kemaluannya dan mengarahkannya ke belahan pantat Mbak Adel.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Kulihat kepala Mbak Adel terangkat saat Paman mulai mendorong pantatnya. Kembali kulihat pantat Paman mengayun dari depan ke belakang dengan posisi Mbak Adel merangkak dan Paman berlutut di belakang pantat Mbak Adel. Batang kemaluan Paman kelihatan dari tempatku berdiri saat Paman menarik pantatnya dan hilang dari penglihatanku saat ia mendorong pantatnya. Aku yang mengintip menjadi tidak tahan lagi. Tanganku secara refleks mulai menyusup kedalam celana dalam memegang vaginaku dan meremas-remasnya. Vaginaku mulai basah oleh cairan. Jari tangahku kutekankan pada daerah sensitifku dan kugerakkan memutar.Kudengar Paman mulai menggeram. Tangannya meremas payudara Mbak Adel yang berayun-ayun seirama dengan dorongan pantat Paman yang menyodok-nyodok Mbak Adel. Gerakan Paman semakin cepat dan geramannya semakin keras. Mbak Adel pun mengimbangi gerakan ayunan pantat Paman dengan memutar-mutar pantatnya. Gerakan mereka semakin liar. Derit dipan kayu pun kudengar semakin keras. Lalu keduanya merintih panjang. Tubuh keduanya yang menyatu mengejat-ngejat. Kepala keduanya seolah-olah terhantam sesuatu hingga mendongak ke atas.
Lalu tubuh Paman ambruk dan menindih Mbak Adel yang ambruk tengkurap di kasur. Aku pun merasa ada sesuatu yang meledakdi bawah perutku. Tubuhku seperti melayang dan akhirnya aku merasa lemas. Aku yang takut ketahuan melihat perbuatan keduanya segera berjingkat-jingkat dan keluar rumah pergi ke rumah Rina sahabat paling eratku di kelas. Aku baru pulang setelah jam 13.30 saat aku biasa pulang. Sampai di rumah aku pura-pura bersikap seperti biasa. Aku bersikap seolah-olah tidak mengetahui perbuatan Mbak Adel dan Paman tadi pagi.
Selama beberapa hari itu pikiranku selalu terganggu dengan bayangan apa yang dilakukan Mbak Adel dengan Pamanku di kamarku ini. [Kegadisanku Direnggut Paman] Aku sudah mulai dapat melupakan kejadian yang kulihat antara Mbak Adel dengan Pamanku karena kesibukanku mempersiapkan EBTA. Begitu EBTA selesai aku mendapatkan liburan sambil menunggu pengumuman. Saat itu waktuku lebih banyak kuluangkan di rumah membersihkan rumah dan menyetrika serta membantu Mbak Adel memasak. Suatu hari, aku harus berada sendirian di rumah dengan Paman. Mbak Adel mengikuti acara darma wisata ke Selecta yang diadakan sekolahnya sebagai acara perpisahan. Mbak Adel sudah berangkat saat pagi-pagi buta. Aku yang sedang libur harus menggantikan Mbak Adel menyiapkan sarapan buat Paman.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Setelah membuat minuman teh untukku dan satu cangkir khusus untuk Paman aku segera menyapu halaman. Aku menyempatkan diri meminum tehku sebelum pergi ke kamar mandi. Teh yang kuminum rasanya agak lain, tapi aku tidak begitu curiga. Saat mandi itulah aku merasa ada yang agak aneh dengan tubuhku. Tubuhku terasa panas dan jantungku berdebar-debar. Rasa aneh menyergapku. Vaginaku terasa berdenyut-denyut dan ada rasa aneh menyerbu diriku. Tubuhku terasa gerah sekali. Kusiram seluruh tubuhku dengan air dingin agar rasa gerahku hilang. Apa yang kulakukan ternyata cukup menolong. Tubuhku merasa segar sekali. Lalu kigosok seluruh tubuhku dengan sabun. Rasa aneh itu kembali menyerang diriku, apalagi saat aku menyabuni daerah selangkanganku yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Aku merasa ada dorongan birahi yang begitu kencang. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi.
Tiba-tiba anganku melayang pada apa yang kulihat beberapa hari yang lalu saat Mbak Adel dan Paman Marto bergumul di kamarku. Cepat-cepat kubuang pikiran itu jauh-jauh dan segera menyelesaikan acara mandi pagiku. Hanya dengan tubuh terbalut handuk, aku lari masuk kamarku. Aku selalu berganti pakaian di kamarku sambil mematut-matut diriku di depan cermin sambil mengamati seluruh tubuhku yang mulai berubah. Bulu-bulu kemaluan sudah mulai tumbuh di gundukan bukit kemaluanku. Dadaku yang dulu rata kini mulai tumbuh dengan puting yang sebesar kacang kedelai dengan warna merah muda. Pinggulku mulai tumbuh membesar. Kata orang aku seksi dan menarik. Apalagi tinggi badanku sudah mencapai 160 cm. Aku sendiri selalu betah berlama-lama di depan cermin dengan melenggak-lenggokkan tubuhku memandang dari segala sisi dan mengagumi tubuhku. Aku sangat bangga dengan tubuhku. Baru saja aku mengunci pintu kamarku aku dikejutkan dengan pelukan tangan yang kokoh menyergapku. Aku tidak sempat menjerit karena tiba-tiba sosok yang memelukku langsung membekap mulutku dengan tangannya yang kokoh. Belum hilang terkejutku, handuk yang melilit tubuhku ditarik seseorang dan jatuh teronggok ke lantai. Aku benar-benar bugil tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhku. Kembali rasa aneh yang menyerangku semakin menggelora. Ada dorongan hasrat yang menggebu-gebu dalam diriku. Aku tak mampu meronta dan menjerit! Tangan yang kokoh dan berbulu tetap membekap mulutku sementara tangan satu lagi memeluk tubuh telanjangku. Mataku semakin nanar menerima perlakuan seperti itu. Apalagi kurasakan sentuhan kulit tubuh telanjang menempel hangat di punggungku. Pantatku yang telanjang terasa menekan suatu benda panjang melingkar dan keras di balik kain tipis. Aku semakin tak mampu menahan gejolak liar yang mulai bangkit dalam diriku saat sapuan-sapuan lidah panas mulai menyerbu tengkukku. Aku menggelinjang kegelian dan melenguh. Lidah itu semakin liar bergerak menyusuri leherku.. pundakku..
Lalu turun ke bawah ke sepanjang tulang punggungku. Aku semakin menggelinjang. Lidah itu terus merayap ke bawah dan pinggangku mulai dijilati. Kakiku serasa lemah tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat tubuhku didorong ke tempat tidurku dan dijatuhkan hingga aku tengkurap di tempat tidurku. Tubuhku lalu ditindih oleh sesosok tubuh yang sangat berat. Kakiku mulai memberontak liar karena geli. Apalagi lidah itu dengan rakus mulai menjilati pinggulku. Pantatku terangkat saat mulut berkumis itu mulai menggigiti buah pantatku dengan gemas. Pantatku terangkat-angkat liar saat lidah panas itu mulai menyusup ke dalam celah-celah bongkahan pantatku dan mulai menjilati lubang anusku. Aku benar-benar seperti terbang mengawang. Aku belum tahu siapa yang memelukku dari belakang dan menggerayangi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa merasakan dengusan napas panas yang menghembus di bongkahan pantatku saat lidah itu mulai menjilati lubang anusku. Aku tercekik kaget saat tubuhku dibalik hingga telentang telanjang bulat di kasurku.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Ternyata orang yang sedari tadi menggumuliku adalah Paman Mitro, orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Aku tak tak mampu berteriak karena mulutku langsung dibekap dengan bibirnya. Lidahku didorong dorong dan digelitik. Aku terangsang hebat. Apalagi sejak minum teh tadi tubuhku terasa agak aneh. Seolah-olah ada dorongan menghentak-hentak yang menuntut pemenuhan. Tubuhku menggelinjang saat tangan kekar dan agak kasar mulai meraba dan meremas kedua payudaraku yang baru mulai tumbuh. Lalu kedua kakiku dipentangkan oleh Paman Mitro lebar-lebar, lalu Paman menindih tubuhku yang sudah telanjang bulat di antara kedua pahaku yang terkangkang. Aku merasa ada benda keras seperti tongkat yang menekan ketat ke bukit kemaluanku di balik kain sarung yang dikenakan Paman. Mulut dan lidah Paman tak henti-hentinya menjilat dan melumat setiap jengkal bagian tubuhku. Dari mulutku, bibir Paman bergeser menjilati seluruh batang leherku, kemudian turun ke dua belah payudaraku.
Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah dan mulut Paman dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku yang baru sebesar kacang kedelai. Disedotnya payudaraku hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulut Paman Mitro. Aku sangat terangsang dan sudah tidak mampu berpikir jernih. Ada sesuatu yang mulai menggelora dan mendesak-desak di perut bagian bawahku. Lidah Paman terus merayap semakin ke bawah. Perutku menjadi sasaran jilatan lidahnya. Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Akal sehatku sudah benar-benar hilang. Kobaran napsu sudah menjeratku. Pantatku terangkat tanpa dapat kucegah saat lidah Paman terus merayap dan menjliati gundukan bukit kemaluan di selangkanganku yang mulai ditumbuhi rambut-rambut halus. Aku merasa kegelian yang amat sangat menggelitik selangkanganku. Tubuhku serasa mengawang di antara tempat kosong saat lidah Paman mulai menyelusup ke dalam bukit kemaluanku dan menggelitik kelentitku. Lubang kemaluanku semakin berdenyut-denyut tergesek gesek lidahnya yang panas. Aku hanya mampu menggigit bibirku sendiri menahan rasa geli yang menggelitik selangkanganku. Tubuhku semakin melayang dan seperti terkena aliran listrik yang maha dahsyat. Aku tak mampu lagi menahan gelora napsu yang semakin mendesak di dalam perutku. Pantatku terangkat seperti menyongsong wajah Paman yang menekan bukit kemaluanku. Lalu tubuhku seperti terhempas ke tempat kosong. Aku merasakan ada sesuatu yang meledak di dalam perut bagian bawahku.
Tubuhku menggelepar dan tanpa sadar kujepit kepala Paman dengan kedua kakiku untuk menekannya lebih ketat menempel selangkanganku. Belum sempat aku mengatur napas tiba-tiba mulutku sudah disodori batang kemaluan Paman Mitro yang tanpa kutahu sejak kapan sudah melepas sarungnya dan sudah telanjang bulat mengangkangi wajahku. Batang kemaluannya yang besar, hitam panjang dan tampak mengkilat mengacung di depan wajahku seperti hendak menggebukku kalau aku menolak menciuminya.Dengan rasa jijik aku terpaksa menjulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung topi bajanya yang mengkilat. Aku hampir muntah saat lidahku menyentuh cairan lendir yang sedikit keluar dari lubang kemaluan Paman.Namun jepitan kedua paha Paman di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain. Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Paman. Lalu dengan paksa Paman membuka mulutku dan menjejalkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena susah bernapas. Batang kemaluannya yang besar memenuhi mulutku yang masih kecil.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Kudengar Paman menggumam tanpa jelas apa yang diucapkannya. Pantatnya digerak-gerakannya hingga batang kemaluannya yang masuk ke dalam mulutku mulai bergerak keluar masuk di dalam mulutku. Aku hampir tersedak saat ujung kemaluan Paman menyentuh-nyentuh kerongkonganku. Aku hanya mampu melotot karena hampir tersedak. Tanpa sadar kedua tanganku mencengkeram pantat Paman Mitro.Setelah puas “mengerjai” mulutku dengan batang kemaluannya, Paman menggeser tubuhnya dan menindihku lagi dengan posisi sejajar. Kedua pahaku dikuaknya dan dengan tangannya, dicucukannya batang kemaluannya ke arah bukit kemaluanku. Aku merasa geli saat ujung kemaluan Paman mulai menggesek-gesek pintu lubang kemaluanku yang sudah basah. Dari rasa geli dan nikmat, tiba-tiba aku merasa perih di selangkanganku saat Paman mulai menurunkan pantatnya sehingga batang kemaluannya mulai menerobos ke dalam lubang kemaluanku yang masih perawan. Aku merintih kesakitan dan air mataku mulai mengalir. Aku tersadar akan bahaya! Namun terlambat. Paman yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mungkin mau berhenti. Ia hanya sejenak menghentikan gerakannya. Ia merayuku dan mengatakan kalau sakitku hanya sebentar dan berganti rasa nikmat yang tidak terkira. Paman menarik pantatnya ke atas hingga batang kemaluannya yang terjepit di dalam lubang kemaluanku tertarik keluar.
Gesekan batang kemaluannya yang besar di dalam dinding lubang kemaluanku menimbulkan rasa nikmat seperti apa yang dikatakannya. Aku mulai dapat menikmati rasa nikmat itu. Ini mungkin karena pengaruh teh yang kuminum sehingga aku benar-benar belum sadar akan bahaya yang kuhadapi. Yang kuinginkan hanya satu yaitu menuntaskan gejolak yang meledak-ledak dalam diriku. Aku kembali merintih kesakitan saat Paman mulai menekan pantatnya lagi yang membuat batang kemaluannya menerobos lebih dalam ke dalam lubang kemaluanku. Lagi-lagi Paman membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Ia menarik lagi pantatnya. Benar.. Rasa sakit itu berganti nikmat saat batang kemaluannya ditarik keluar hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih terjepit dalam lubang kemaluanku.
Lubang kemaluanku yang sudah sangat licin sangat membantu pergerakan batang kemaluan Paman dalam jepitan lubang kemaluanku. Detik-detik berlalu dan sedikit-demi sedikit batang kemaluan Paman meneronos semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Paman terus menarik dan mendorong pantatnya dengan pelan dan teratur. Hingga suatu saat aku menggigit bibirku keras-keras saat selangkanganku terasa perih sekali. Selangkanganku terasa robek saat Paman menekan pantatnya hingga batang kemaluannya hampir masuk separuh ke dalam lubang kemaluanku.
Aku sempat menjerit menahan sakit yang amat sangat di selangkanganku. Paman segera menghentikan gerakannya dan memberiku kesempatan untuk bernapas. Aku merasa lega saat Paman menghentikan gerakannya. Kini aku dapat merasakan lubang kemaluanku seperti terganjal benda keras dan hangat. Benda itu berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluanku.
Kembali rasa sakit yang tadi menyentakku berangsur mulai hilang tergantikan rasa nikmat saat batang kemaluan Paman yang semakin lancar mulai bergerak lagi keluar masuk dalam jepitan lubang kemaluanku. Rasa nikmat terus meningkat sehingga tanpa sadar aku menggoyangkan pantatku untuk segera meraih kenikmatan yang lebih banyak lagi. Aku seperti gila. Rasa sakit itu sudah benar-benar hilang tergantikan rasa nikmat yang benar-benar memabukkan. Paman semakin bersemangat mengayunkan pantatnya menghunjamkan batang kemaluannya. Empat kali mendorong lalu didiamkan dan diputar kemudian ditarik lagi.
Tanpa sadar pantatku terangkat saat Paman menarik pantatnya. Berkali-kali Paman mengulang gerakannya hingga perutku terasa kejang. Tubuhku mulai melayang. Tanganku semakin kuat mencengkeram punggung Paman untuk mencoba menahan kenikmatan yang mulai menerjangku. Paman semakin kuat mengayunkan pantatnya diiringi geramannya yang kudengar bergemuruh di telingaku. Mataku semakin membeliak menahan desakan yang kian dahsyat di perut bagian bawahku. Aku hampir menjerit saat ada sesuatu yang kurasa pecah di dalam sana. Namun bibir Paman yang tiba-tiba melumat bibirku menghentikan teriakanku. Paman melumat dengan rakus kedua belah bibirku. Aku merasa tubuhku seolah-olah terhempas di awan. Tubuhku mengejat-ngejat saat aku mencapai puncak pendakian yang melelahkan. Paman yang bibirnya masih melumat bibirku pun mulai berkelojotan di atas perutku.
Lalu ia menggeram dengan dahsyat.. Dan akhirnya kurasakan ada semburan cairan hangat yang memancar dari batang kemaluan Paman yang terjepit dalam lubang kemaluanku. Batang kemaluannya berkedut-kedut dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Paman masih bergerak dengan liar selama beberapa saat lalu ambruk menindihku. Napas ku hanya tinggal satu-satu. Napas Paman pun kudengar menggemuruh di telingaku. Air mataku mengalir saat kusadari segalanya telah terlambat bagiku. Kegadisanku telah terenggut oleh Paman. Orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti ayahku. Lalu dengan lembut Paman mengusap air mataku dan berjanji akan menyayangiku sepanjang sisa hidupnya. Aku menjadi agak terhibur dengan perkataannya.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Sejak kegadisanku hilang, aku menjadi pendiam. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri khasku seolah-olah hilang sirna. Aku menjadi sangat berubah. Selangkanganku masih terasa sakit hingga beberapa hari setelah kejadian itu. Mbak Adel yang selama ini sangat memperhatikanku sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada diriku. Akhirnya aku mengaku terus terang kepada Mbak Adel tentang kejadian yang menimpaku. Ia hanya menghela napas merasa prihatin akan musibah yang kualami. Kira-kira satu bulan sejak aku dinodai Pamanku, Mbak Adel minta pamit kepadaku dan juga Pamanku. Mbak Adel setelah lulus SMK diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Malang dan pindah ke Malang. Sehingga sejak saat itu aku yang baru masuk SMU harus tinggal berdua saja dengan Paman.
Suatu hari, kira-kira seminggu sejak kepergian Mbak Adel, saat itu aku sedang mencuci pakaianku dan pakaian Paman. Hari itu sekolahku libur karena tanggal merah jadi aku bersih-bersih rumah. Paman seperti biasanya merapikan tanaman di halaman depan yang sudah mulai tumbuh tidak teratur. Setelah kuselesaikan cucianku dan kujemur, aku berniat mandi. Baru saja mau menutup pintu kamar mandi, tiba-tiba tangan Paman mengganjal pintu kamar mandi dan menyerobot masuk. Aku tidak sempat berteriak karena tiba-tiba Paman sudah memelukku. Tubuhnya yang hanya tertutup celana kolor dan sudah basah penuh keringat memelukku erat-erat.
Aku tidak berani berteriak karena diancam kalau tidak mau melayani nafsunya aku akan diusir dari rumah itu dan tidak dibiayai sekolahku. Aku merasa takut sekali dengan ancamannya hingga dengan air mata yang kutahan aku pasrah akan apa yang dilakukan Paman padaku. Tangan Paman dengan cekatan melucuti dasterku, bra-ku lalu celana dalamku hingga aku benar-benar bugil. Tanpa membuang waktu Paman segera melepas kolornya dan telanjang bulat. Batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai.
Kemudian Paman duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Ditariknya tubuh telanjangku ke dalam pelukannya dan dilumatnya bibirku dengan rakusnya. Mulutku masih tertutup saat lidah Paman mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku. Karena tidak tahan dengan sapuan-sapuan lidahnya yang mendesak-desak bibirku, akhirnya bibirku pun terbuka. Paman segera menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku dan mendorong-dorong lidahku. Mula-mula aku diam saja, namun lama-kelamaan aku jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluan Paman yang tadinya mengkerut perlahan-lahan mulai mengembang dan mengganjal perutku. Aku mulai bereaksi. Lidahku tanpa sadar membalas dorongan lidah Paman.
Tubuhku mulai menggerinjal dalam pelukan Paman saat tangan Paman mulai menggerayangi buah pantatku. Tangan Paman dengan gemas meremas dan memijat buah pantatku lalu ditariknya tubuhku hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya. Setelah puas memainkan lidahnya dalam mulutku, tangan Paman menekan kepalaku hingga aku disuruhnya berlutut di depan selangkangannya. Batang kemaluannya yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajahku. Ditariknya wajahku ke selangkangannya dan disuruhnya mulutku menciumi batang kemaluannya itu.
Dengan agak risi aku terpaksa membuka mulutku dan mulai menciumi batang kemaluannya yang sudah mengeluarkan sedikit cairan. Kepalaku didorong maju mundur oleh tangan Paman yang mencengkeram rambutku hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulutku. Kerongkonganku tersodok-sodok ujung kepala kemaluan Paman yang keluar masuk dalam mulutku. Kudengar napas Paman mulai menggebu. Batang kemaluannya semakin mengeras dalam kuluman mulutku. Mungkin karena tak tahan, Paman segera menarik tubuhku agar berdiri lalu mendudukanku di sisi bak mandi. Mulutnya segera mencecar payudaraku kanan dan kiri silih berganti. Aku menggelinjang hebat manakala mulut Paman dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudaraku. Tangan Paman pun tak tinggal diam.
Tangannya mulai merayap ke selangkanganku yang terbuka lebar dan mulai meremas gundukan bukit kemaluanku. Aku sampai megap-megap mendapat rangsangan seperti itu. Aku semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulut Paman lalu merayap menyusuri perutku dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluanku. Dikuakkanya kedua bibir kemaluanku dengan jari-jarinya lalu disusupkannya lidahnya ke dalam lubang kemaluanku.Tubuhku yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidah Paman mulai menggesek-gesek dinding lubang kemaluanku. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Paman dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku. Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Paman di selangkanganku.
Tanpa sadar mulutku mendesis-desis dan dudukku bergeser tak karuan. Perutku mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledak-ledak. Tubuhku terasa mulai mengawang dan pandangan mataku nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang aku mencapai orgasmeku. Belum sempat aku mengatur napas tiba-tiba Paman sudah berdiri di hadapanku. Batang kemaluannya yang keras dicocokkan ke bibir kemaluanku dan digesek-gesekkannya ujung kepala kemaluannya ke bibir kemaluanku yang sudah basah dan licin. Aku menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluanku. Bibir Paman Mitro dengan rakusnya mulai melumat bibirku sambil mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluanku.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Aku masih duduk di bibir bak mandi sementara Paman Mitro menggenjot lubang kemaluanku sambil berdiri. Mungkin karena kesulitan bergerak, dicabutnya batang kemaluannya dari jepitan bibir kemaluanku. Tubuhku lalu diturunkan dari bibir bak mandi dan dibaliknya hingga aku berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Lalu Paman menempatkan diri di belakangku dan mulai mencoba memasukan batang kemaluannya ke dalam bibir kemaluanku dari celah bongkahan pantatku. Punggungku didorong Paman agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Dipentangkanya kedua kakiku lebar-lebar lalu dicucukannya batang kemaluannya ke gundukan bukit kemaluanku. Setelah arahnya tepat, Paman mulai mendorong pantatnya hingga kembali batang kemaluannya menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluanku. Kembali aku mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluanku.
Dinding-dinding lubang kemaluanka serasa dikilik-kilik. Batang kemaluan Paman yang terjepit ketat dalam lubang kemaluanku berdenyut-denyut. Paman yang napasnya mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatnya maju mundur hingga gesekan batang kemaluannya pada dinding lubang kemaluanku semakin cepat. Pinggulku yang dipegang Paman terasa agak sakit karena jari-jari Paman mulai mencengkeram. Pinggulku ditarik dan didorong oleh tangan kuat Paman seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuhku mulai terhentak dan aku mulai limbung.Kembali aku merasa melayang karena desakan gejolak yang meledak-ledak. Paman semakin kuat mengayunkan pantatnya dan napasnya semakin menderu. Pantatku yang ditarik dan didorong Paman maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jari-jari Paman semakin terasa di pinggulku. Gerakan ayunan pantat Paman semakin tak terkendali. Tak lama kemudian aku kembali mencapai orgasmeku.
Paman pun kukira mencapai puncak kenikmatannya karena aku merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluan Paman ke dalam lubang kemaluanku dengan diiringi geraman yang keluar dari mulut Paman. Paman tetap membiarkan batang kemaluannya terjepit dalam lubang kemaluanku selama beberapa saat. Napasnya yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipiku. Tulang kemaluannya menekan kuat di bukit buah pantatku. Aku merasa sedikit geli karena rambut kemaluan Paman menempel ketat dan menggesek buah pantatku. Batang kemaluan Paman yang masih keras terasa berdenyut-denyut dalam jepitan lubang kemaluanku.
Setelah menyemprotkan sisa-sisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya. Tubuhku sudah terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk kedua kalinya aku berhasil digagahi Pamanku sendiri. Aku membiarkan saja saat Paman memandikanku seperti bayi. Tangannya yang kokoh menyabuni seluruh lekuk tubuhku. Tubuhku kembali menggerinjal saat tangannya yang kokoh mulai menyabuni payudaraku yang baru mulai tumbuh. Putingku yang mencuat dipermainkannya dengan gemas.Tubuhku semakin menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh perutku lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluanku yang baru mulai ditumbuhi rambut satu-satu. Jari-jarinya menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluanku dan berlama-lama menyabuni daerah itu. Aku tak berani memandang Paman saat ia mengangsurkan sabun ke tanganku dan menyuruhku menyabuninya.
Dengan agak kaku tanganku mulai menyabuni punggung Paman yang kekar. Tanganku bergerak hingga seluruh punggung Paman kugosok merata dengan sabun. Lalu Paman membalikkan tubuhnya menghadapku. Tangannya mengelus-elus kedua payudaraku sementara aku disuruhnya menyabuni tubuh bagian depannya. Tanganku bergerak dari dada terus turun ke arah perut. Napas Paman mulai memburu saat tanganku yang dilumuri busa sabun mulai menggosok bagian bawah perutnya. Batang kemaluannya yang tadi kendur sudah mulai mengembang. Tanganku yang agak ragu dipegang Paman dan diarahkan untuk menyabuni daerah kemaluan Paman. Rambut kemaluannya sangat lebat tumbuh di pangkal batang kemaluannya yang mulai berdiri setengah tegak dan mengeras.
Lucu sekali kelihatannya seperti pistol namun “gombyok”. Ya!! Kelihatannya seperti pistol gombyok!! Seperti pistol tapi lebat ditumbuhi rambut atau gombyok!! Paman yang sudah mulai terangsang segera menyuruhku menyelesaikan acara saling memandikan. Hanya dengan berbalut handuk, tubuhku yang masih agak basah ditariknya dari kamar mandi dan diseret masuk ke kamar Paman. Paman pun hanya mengenakan kolornya yang tadi dipakainya hingga batang kemaluannya yang sudah setengah keras tampak membusung di balik kolor seragamnya. Baru saja pintu ditutup, tubuhku sudah langsung disergapnya. Diloloskannya handuk yang melilit tubuhku hingga aku telanjang bulat. Paman segera melepas kolornya dan bugil dihadapanku. Mulut Paman segera menyergap bibirku dan melumatnya dengan rakus.
Kedua payudaraku segera menjadi bulan-bulanan remasan tangannya hingga tubuhku menggelinjang dalam dekapannya. Tanganku segera dibimbing Paman dan dipegangkannya ke batang kemaluannya yang sudah semakin mengembang. Bibir Paman yang rakus meulai bergeser turun dari bibirku ke dagu, lidahnya menjilat-jilat daguku terus turun ke leherku hingga aku semakin menggelinjang karena kumisnya yang pendek dan kasar menggaruk-garuk batang leherku.
Aku semakin mendesis karena kini bibir Paman sudah mulai melumat kedua puting payudaraku kanan dan kiri secara bergantian. Tanganku secara tak sadar bergerak mengurut dan meremas”pistol gombyok” Paman. Napas Paman pun semakin menderu dan semakin keras menghembus di kedua payudaraku. Jilatannya semakin liar di seluruh bukit payudaraku tanpa terlewatkan sejengkalpun. Batang kemaluan Paman yang semakin keras mulai berdenyut-denyut dalam genggaman tanganku. Sementara tangan Paman mulai bergerak liar menyusuri penggungku dan turun ke bawah lalu berhenti di kedua pantatku dan meremas-remas kedua buah pantatku dengan gemasnya.
Aku sangat terangsang. Ya.. Mungkin daerah kelemahanku adalah pada buah pantatku dan pada kedua puting payudaraku. Tubuhku sudah mulai mengawang dan sudah pasrah bersandar dalam pelukan Paman. Mengetahui kalau tubuhku sudah tersandar sepenuhnya dalam pelukannya, Paman segera mendorong tubuhku ke kasurnya hingga aku berbaring telentang. Ditindihnya tubuh telanjangku oleh tubuh kekar Paman. Dibentangkannya kedua kakiku lebar-lebar dan aku kembali digumuli Pamanku. Lidah Paman kembali menyerbu bibirku lalu bergeser ke leherku. “Pistol gombyok” Paman yang sudah sangat keras mengganjal di perut bagian bawahku. Rambut kemaluannya yang gombyok sangat terasa menggesek-gesek perutku menimbulkan rasa geli. Lidah Paman menjilat-jilat seluruh batang leherku hingga aku mendesis-desis kegelian. Tubuhku semakin menggelinjang menahan geli saat lidahnya mulai bergeser turun dan menyapu-nyapu sekeliling bukit payudaraku di sekitar putingku.
Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah Paman yang panas mulai menyapu-nyapu puting payudaraku. Tubuhku serasa semakin melayang. Lidah Paman terus bergeser ke bawah. Pusarku dijilatnya dengan rakus lalu lidahnya mulai bergerak turun ke perut bagian bawahku. Otot-otot perutku terasa seperti ditarik-tarik saat bibir Paman menyedot-nyedot daerah sekitar perut bagian bawahku di atas pangkal pahaku. Geli sekali rasanya, apalagi kumisnya yang pendek dan kasar menyeruduk-nyeruduk kulit perutku yang halus. Paman lalu membalik tubuhnya. Wajahnya menghadap selangkanganku sementara “pistol gombyok”nya dihadapkan ke wajahku. Diturunkannya pantatnya hingga batang kemaluannya menempel bibirku. Dibimbingnya “pistol gombyok”nya ke mulutku. Aku tahu aku harus membuka mulutku menyambut “pistol gombyok” Paman yang dijejalkan ke dalam mulutku.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Dengan terpaksa aku mulai mengulum “pistol gombyok” Paman dan menjilati seluruh ujung topi bajanya yang mengkilat. Tubuhku terhentak saat mulut Paman mulai melumat bibir kemaluanku. Kedua tangannya menarik kedua bibir lubang kemaluanku dan membukanya lebar-lebar lalu lidahnya yang panas didorong keluar masuk kedalam lubang kemaluanku. Aku semakin mendesis-desis menahan nikmat. Napas Paman yang semakin menggebu sangat terasa meniup-niup lubang kemaluanku yang terbuka lebar. Tanpa sadar pantatku terangkat ke atas seolah menyambut dorongan lidah Paman yang menggesek-gesek kelentitku.
Gerakan lidahnya yang liar seolah membuatku semakin gila. Tanpa dapat kucegah lagi, mulutku merintih dan mendesis menahan gejolak kenikmatan yang meledak-ledak. Batang kemaluan Paman yang menyumpal mulutku tak mampu menahan desisan yang keluar dari mulutku. Mataku kembali nanar. Perutku terasa kejang.. Dorongan gejolak liar yang mendesak di perut bagian bawahku sudah hampir tak dapat kutahan lagi. Lalu dengan diiringi rintihan panjang tubuhku menggelepar dan berkelojotan seperti ayam disembelih. Tubuhku lalu melayang dan terhempas di tempat kosong. Akhirnya tubuhku terdiam beberapa saat. Aku telah mencapai orgasme yang ke sekian di pagi itu. Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat Paman yang telah mencabut batang kemaluannya dari kuluman mulutku bangkit dan duduk di sisi pembaringan mengangkat tubuhku dan mendudukanku di pangkuannya. Tubuhku dihadapkannya ke dirinya dan kakiku dipentangkannya hingga aku terduduk mengangkang dipangkuannya dengan saling berhadapan.
Kemudian tangan Paman mengarahkan batang kemaluannya ke celah bukit kemaluan di selangkanganku. Bless!! Aku terhenyak saat pantatku diturunkan dan ada suatu benda keras dan hangat mengganjal di lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Seluruh dinding lubang kemaluanku terasa berdenyut-denyut. Kelentitiku yang sudah membengkak tergesek nikmat pada pangkal batang kemaluan Paman. Lain sekali rasanya bersetubuh dengan posisi begini. Aku merasa sangat terangsang! Kelentitku serasa tergesek penuh pada batang kemaluan Paman. Dengan dibantu kedua tangan Paman yang menyangga kedua buah pantatku tubuhku bergerak naik turun di pangkuan Paman. Payudaraku yang baru tumbuh bergetar bergoyang-goyang seiring dengan naik turunnya tubuhku di pangkuan Paman. Batang kemaluan Paman yang menancap ketat dalam jepitan lubang kemaluanku terasa menggesek nikmat seluruh dinding lubang kemaluanku yang terus berdenyut-denyut meremas apa saja yang menyumpalnya.
Tubuhku terasa menggigil bergetar saat mulut Paman tak tinggal diam. Mulut Paman dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku bergantian. Mulutnya menyedot buah dadaku sepenuhnya. Gerakanku menjadi kian liar. Desakan gejolak birahi semakin mendesak. Aku mempercepat gerakanku naik turun dengan diselingi sedikit memutar saat seluruh batang kemaluan Paman masuk hingga ke pangkalnya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Karena tak tahan lagi tanpa sadar kudorong tubuh Paman hingga terbaring telentang di kasur dengan kedua kaki menjuntai ke lantai. Tubuhku yang tadi di pangku Paman menjadi duduk seperti seorang joki yang sedang naik kuda balap berpacu dalam birahi dengan menduduki Paman yang berbaring telentang. Gerakanku kian bebas. Dengan tangan bertumpu pada dada Paman yang bidang aku terus menggerakan pantatku memutar dan maju mundur. Kelentitiku kian ketat tergesek batang kemaluan Paman. Tanga Paman yang memegang kedua pantatku semakin ketat mencengkeram dan membantu mempercepat gerakanku. Aku merasa tubuhku kembali mulai mengawang. Gerakanku kian tak terkendali. Mataku mulai membeliak dan mulutku menceracau tak karuan. Puncak pendakian kian dekat.. Kian dekat.. Dan akhirnya dengan merintih panjang tubuhku berkejat-kejat seperti sedang terkena aliran listrik. Lubang kemaluanku berdenyut-denyut saat ada sesuatu yang pecah di dalam sana.. Tubuhku berkejat-kejat beberapa saat lalu ambruk di atas perut Paman.
Aku benar-benar tak bertenaga. Ya akibat pistol gombyok Paman aku mencapai orgasme yang kesekian kalinya. Luar biasa Paman ku ini. Walaupun sudah tua namun mampu membuat aku yang masih ABG begini bertekuk lutut. Paman yang rupanya belum mencapai orgasme segera membalikkan tubuhku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluanku. Sekarang tubuhku yang telentang gantian digenjot Paman. Aku yang sudah tak bertenaga hanya pasrah. Paman dengan semangat juang terus menggenjot selangkanganku dengan tusukan-tusukan batang kemaluannya. Pistol gombyoknya tanpa ampun menghajar lubang kemaluanku. Perlahan-lahan napsuku mulai bangkit lagi menerima tusukan-tusukan pistol gombyok Paman.
Dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada aku berusaha menyambut setiap tusukan pistol gombyok dengan menggoyangkan pantatku ke kanan dan kiri. Napas Paman semakin memburu dan terdengar menggemuruh menghembus ke payudaraku yang dilumat bibir rakus Paman. Genjotan Paman semakin kuat dan bertubi-tubi. Desakan gejolak yang mendesak dalam tubuhku semakin menguat. Aku sudah hampir tak kuat lagi menahan desakan itu. Tubuhku kembali mengejang. Pantatku terangkat dan dengan merintih panjang aku mencapai puncak pendakian yang sangat melelahkan. Tubuhku terhempas di tempat kosong dan pandangan mataku makin nanar. Aku merasa betapa di saat-saat itu tubuh Paman yang menindih perutku mulai bergetar. Mulutnya menggeram dahsyat dan pantatnya menekan kuat-kuat menghunjamkan pistol gombyoknya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Paman berkejat-kejat lalu aku merasa ada semprotan cairan hangat menyiram di dalam lubang kemaluanku. Ada rasa berdesir menyergapku saat semprotan itu menyembur ke liang rahimku. Tubuh Paman tersentak-sentak lalu ambruk di atas perutku.

Berita Sek Pengen Nambah Lagi

Sungguh melelahkan pergumulan di pagi itu. Akhirnya aku tertidur karena terlalu lelah. Pagi itu Paman benar-benar melampiaskan seluruh hasratnya pada tubuhku. Dari pagi hingga malam aku tidak dibiarkannya mengenakan pakaian utuh. Aku disetubuhi berkali-kali hari itu hingga selangkanganku terasa ngilu karena digenjot Paman. Sejak kepergian Mbak Adel aku menjadi pelampiasan napsu Paman. Minimal satu kali dalam satu minggu Paman pasti minta jatah dariku. Selama tiga tahun aku menjadi budak napsu pistol gombyok Paman hingga aku lulus SMU. Tiga tahun aku harus menjalani kehidupan sebagai sasaran tembak “pistol gombyok” Paman. Ternyata hal seperti itu dialami juga oleh Mbak Adel.

Dia bercerita kalau dulu pertama kali diperawani Paman dirinya tidak sadar. Untuk selanjutnya ia juga diancam tidak akan dibiayai sekolah dan diusir kalau tidak mau memenuhi keinginan Paman. Lalu setelah aku lulus, atas kebaikan Mbak Adel aku kuliah di salah satu PTS di kota Solo. Untuk menambah biaya karena tidak ingin terlalu memberatkan Mbak Adel aku terjun ke dunia pelacuran. Ya.. Akhirnya aku menjadi pelacur untuk membiayai kuliahku. Aku berjanji akan berhenti dari dunia ini setelah aku mempunyai cukup bekal.

Suatu hari dan saat itu malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 22.00. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 50 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Citra juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya. 
Berita Sex Lubang Buaya Pramugari
Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan. Citra Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Citra itu. Tresno adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Citra terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Citra . Rencana busuk dilakukannya terhadap Citra . Malam ini mereka telah menyergap Citra dikamar kostnya. Tresno adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Tresno bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Tresno yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Citra itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar. “Huh rasakan kau gadis sombong !”, bentaknya kepada Citra yang tengah tergolek dikasurnya. “Aku dapatkan kau sekarang….!”, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Citra beberapa bulan yang lalu, Tresno langsung jatuh hati kepada Citra . Dimata Tresno, Citra bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Tresno tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Citra sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Citra ,tatapan mata Citra pun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Tresno tumbuh subur rasa benci terhadap Citra , penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Citra tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Citra pikirnya. 

Berita Sex Lubang Buaya Pramugari

Jadilah malam ini Tresno melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Citra sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. hardiknya seraya memegang kepala Citra dan menghadapkan kewajahnya. “Hmmmphh….!!”, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Citra pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Tresno seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Tresno yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, “Hahaha….malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik”. Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh Citra , wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Tresno. Kini dihadapan Citra , Tresno mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Tresno memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Citra , disaat Tresno mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Citra . Melihat ini Citra berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Tresno secepat kilat mencengkram erat kepala Citra dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Citra , dengan tubuh yang bergetar Citra hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. 
Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Tresno. “Ahhh….perkenalkan rudal gue ini sayang…..akhhh….” ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Citra , memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Tresno tengah menikmati kehalusan wajah Citra . “Hai cantik !….sekarang sudah kenal kan , seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ?. Setelah puas dengan itu, kini Tresno mendorong tubuh Citra hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya tubuh Citra yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Tresno, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. , sepertinya Citra ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Citra menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Tresno itu kini mengusap-usap bagian pantat Citra , dirasakan olehnya pantat Citra yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Tresno sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Citra . Citra hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Tresno secara perlahan-lahan mengusap kaki Citra mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Tresno, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Citra agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Tresno tadi langsung menusuk lobang kemaluan Citra . , Citra menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Tresno masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Citra pun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Tresno memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Citra . 

Berita Sex Lubang Buaya Pramugari

Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Citra , sementara itu badan Citra menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu . Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Citra pun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Tresno kemudian mencabut jarinya. Tubuh Citra pun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Citra kini telanjang. Terlihat oleh Tresno, kemaluan Citra yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Citra hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Citra semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Tresno bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Citra . , Citra menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Tresno mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Citra . Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Tresno terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Citra masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Tresno berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Citra . Tubuh Citra berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Tresno. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Citra . Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Citra . “Oouuhhh…..baang….saakiitt…banngg….amp uunn …”, rintih Citra dengan suara yang megap- megap. Jelas Tresno tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Citra . “Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh….ooohhhggh… .”, Citra merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Tresno, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Tresno, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Tresno yang tertanam didalamnya, karenanya Tresno merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Tresno terus menggenjot tubuh Citra , Citra pun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Tresno menggenjot tubuhnya. 
Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…”. Dan akhirnya Tresnopun berejakulasi di lobang kemaluan Citra , kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Citra . “A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Tresno melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Citra , rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Citra , puas dalam merobek keperawanan Citra dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis cantik itu. Citra menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Citra sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Citra yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Tresno merebahkan tubuhnya diatas tubuh Citra , kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Tresno nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Citra yang tubuhnya tertindih tubuh Tresno. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Citra , kini Tresno mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Citra . Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Citra yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Citra . Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Tresno sekonyong-konyong meraih kepala Citra . Citra yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Tresno. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Tresno yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Tresno sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Citra berusaha berontak namun akhirnya Tresno berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Citra . Nampak Citra seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Tresno yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Tresno kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Citra , wajah Citra memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Tresno dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Citra , sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil memejamkan mata Tresno merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, “Oouuuuhhhh…Dinndaaaa…sayanggg… ..”, Tresno mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Citra . Dengan terbatuk-batuk Citra menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Tresno jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Citra hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Tresno mencabut batang kemaluannya dari mulut Citra , dan Citra pun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Tresno tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Citra sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Tresnopun menyeringai melihat Citra yang masih terbatuk-batuk. Tresno memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Citra meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Citra telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Tresnopun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Citra yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Citra , nampak wajah-wajah cantik Citra menghiasi isi album itu, Citra yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan ****** ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Tresno memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, “Sambil menyelam minum air”, batinnya. Setelah setengah jam lamanya Tresno bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Citra . Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Citra satu persatu. Singkatnya kini tubuh Citra telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Tresno sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Citra . 

Berita Sex Lubang Buaya Pramugari

Sejenak Tresno mengagumi keindahan tubuh Citra , kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Citra . Tubuh Citra nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Tresno. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Citra , “Yaa…ampun bangg…udah dong….Citra minta ampunn bangg…oohhh….”, Citra nampak memelas memohon-mohon kepada Tresno. Tresno hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Citra . Kini dibaliknya tubuh telanjang Citra itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Citra menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Tresno pun berada dibelakang Citra dengan posisi menghadap punggung Citra . Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Citra selebar bahu, dan…. “Aah ……..”, Citra melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Tresno menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Citra . Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Tresno berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Citra . 

Setelah itu tubuh Citra pun kembali disodok-sodok, kedua tangan Tresno meraih payudara Citra serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Tresno menyodomi Citra , waktu yang lama bagi Citra yang semakin tersiksa itu. “Eegghhh….aakkhhh….oohhh…”, dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Citra merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Tresno. Tresno kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Citra dan dibaliklah tubuh Citra itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Citra menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Citra , Citra merintih dikala Tresno menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Tresno memompakan kemaluannya didalam liang vagina Citra Crot cret crot cret, kembali penis Tresno memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Citra , dan Citra pun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Tresno nampak meninggalkan kamar kost Citra dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Citra sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi dengan keadaan Citra.

Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyu­t bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian “, gumamku.
Renny Anak ABG
Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck.Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum tersentuh.
Cerita Sex
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara.Renny anak tetangga mendekat. “Selamat sore Om. Tante ada?” “Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?” “Wah gimana ya..” “Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah. ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut.Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu. “Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..” “Majalah apa sich?”, tanyaku.Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih. “Apa saja. Pokoknya yang terbaru”. “Oke silakan masuk dan pilih sendiri”. Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti.Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bong­kar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu. “Nggak ada Om.
Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan­ masuk ke kamar tidurku.
Cerita Sex
Setan berbisik di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut.Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan “. Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan. “Sudah ketemu Ren?” tanyaku. “Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.” Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang.
Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar. “Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang bersetubuh. “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya. Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi.Aku memeluk gadis itu dari belakang. “Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya. “Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya.
Dia menggelinjang.”­Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..” “Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam. “Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya.Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya.
Cerita Sex
Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan.Bahkan­ kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi. Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil. “Ahh..” keluh gadis itu.
Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.”Enak kan beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?” Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekka­n sampai Renny makin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurka­n sehingga makin melesak ke dalam.Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya.
Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri. “Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya.Genj­otan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk. “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.
Cerita Sex
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu. “Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku. “Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?” “Ouuu enak sekali Om…” Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu.

Terpenting dia mulai bisa menikmati.mengg­erayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan.Lain­ kali kan itu masih bisa dilakukan. Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh­ beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..” “Nggak usah takut. Takut apa sih?” “Hamil” Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong ” Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku. “Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD “. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya.Beta­pa nikmatnya memerawani ABG tetangga.

Pada pertengahan bulan Maret tahun 1990-an, desaku kedatangan sekelompok mahasiswa yang akan melakukan KKN. Mungkin karena ini adalah baru pertama kalinya desaku jadi tempat tujuan KKN sehingga penduduk desaku sangat gembira mendengar akan ada mahasiswa yang akan ikut membantu meringankan beban dalam membangun desa kami terutama kepala dusunnya.
Kebetulan rumah tinggal yang di pinjamkan oleh kepala dusun untuk sekelompok mahasiswa itu bersebelahan dengan rumah saya, sehingga secara otomatis saya jadi dapat berkenalan dengan mereka. Mereka beranggotakan delapan orang, lima di antaranya cowok, tiga yang lainya cewek. Kebanyakan mereka bukan orang Yogya asli. Mereka ada yang berasal dari Bandung, Sumatra, dan Sulawesi, cuma satu orang yang berasal dari Yogya.
Perkosa Cewek Magang
Mereka ditugaskan oleh kepala dusun desa saya untuk membangun sebuah kamar mandi umum untuk sarana desa yang selama ini belum terbangun. Setiap hari, ketika mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, aku selalu memperhatikan salah satu anggota cewek dari ketiga mahasiswi tersebut. Ia bernama Windy, usianya sekitar 22 tahun, lebih tua 3 tahun denganku saat itu. Tingginya sekitar 167 cm, asalnya dari Bandung. Para pembaca tahu sendiri kan kalau orang Bandung umumnya berkulit putih mulus.
Cerita Sex
Aku selalu memperhatikan Windy karena tubuhnya yang indah dan bahenol itu, ia memakai BH yang berukuran mungkin sekitar 34 atau lebih, karena memang payudaranya sangat menonjol, apalagi saat kerja ia hanya mengenakan kaus ketat dan memakai celana gunung hanya pada bagian atasnya saja, mungkin karena panas sehingga bagian bawahnya tidak dipakainya saat bekerja, meskipun saat berdiri hanya sampai lutut, tetapi saat berjongkok atau duduk bersila, pahanya yang putih mulus itu sangat terlihat jelas dan saat berkeringat, BH-nya terlihat jelas karena tercetak terkena keringat. Aku jelas sangat tergoda dan bernafsu, apalagi di desaku jarang melihat cewek putih secantik dia.
Suatu ketika, saat mereka sedang bekerja keras, entah mengapa Windy minta diantarkan temannya ke tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 200 m dari tempat kerjanya, aku langsung mengikutinya karena hanya gadis itulah yang aku sukai tubuh seksinya.
Sesampai di rumah mereka, Silvi teman Windi yang mengantarkannya, diminta Windi untuk segera kembali ke teman-temannya untuk membantu pekerjaan yang sedang mereka kerjakan agar cepat selesai. Mungkin karena kelelahan, ia langsung pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri. Karena rumah yang ditempatinya bukan termasuk rumah orang kaya maka kamar mandinya pun juga sederhana sekali, pintunya saja hanya terbuat dari seng yang tidak bisa tertutup rapat, bagian bawahnya terbuka sekitar 5 cm, dan bagian kanan atau kiri pintu juga mudah diintip. Aku sudah hafal dengan bentuk kamar mandi ini karena aku sering mengintip diam-diam dua anak Pak Kadus yang masih SMP dan SMU saat mereka mandi. Meskipun mereka berwajah manis tetapi masih kalah putih dan seksi dibandingkan si Windi.
Aku masuk lewat halaman belakang karena kamar mandinya juga terletak di halaman belakang. Mungkin karena sudah merasa aman setelah pintu depan ditutup dan dikunci rapat, ia mandi dengan santai sambil menyanyi-nyanyi lagu pop Britney Spears kesukaannya. Saat aku mulai mengintip, ia sedang berjongkok untuk kencing sehingga aku mulai khawatir kalau-kalau ia melihatku sebab ia berjongkok menghadap pintu depan kamar mandi sedangkan aku mengintipnya dari bawah pintu. Tetapi untungnya ia hanya melihat ke bawah lantai.
Saat ia kencing itulah aku merasa terangsang. Vaginanya terlihat jelas karena terbuka lebar dengan bulu-bulunya yang keriting dan lebat, dan yang paling kusukai dari dia tentunya adalah karena ia masih perawan. Aku jadi ingin merasakan bagaimana rasanya vagina cewek yang masih perawan karena selama ini aku hanya berpacaran dan berhubungan intim dengan wanita yang sudah tidak perawan dan tidak secantik dia.
Cerita Sex
Setelah ia selesai mandi, aku ingin segera keluar dari rumah itu, tapi karena hari itu hujan, aku terpeleset saat memanjat tembok dan menyenggol pot tanaman hingga ia langsung keluar dari kamar mandi dengan hanya menutup handuk untuk melihat suara apa itu dan langsung memergokiku.
“Loh Mas, kok disini, lagi ngapain kamu Mas?”.
“Eh.. Emm.. Aku ee.. Lagi manjat tembok tapi kepeleset”, ujarku beralasan.
Karena sudah tak tahan melihat tubuhnya yang putih mulus dan wangi itu aku mendekatinya dan tanpa basa-basi langsung kusekap mulutnya. Dengan mudah aku dapat meringkusnya dengan mengikat tangannya karena di tempat itu terdapat banyak tali-tali tambang, dan kuseret dia ke dalam kamar tidur entah milik siapa. Di situ aku buka ikatannya dan langsung kurebut handuknya sehingga ia telanjang bulat.
“Jangan Mas, jangan, kita kan tetangga”, ia hanya dapat menangis dan memohon-mohon saat aku melepaskan semua bajuku.
“Emang gue pikirin, aku dah nggak tahan ngeliat tubuh seksi lu!!”, bentakku.
Pistolku yang berukuran 18 cm ini langsung tegak menodong ke arahnya. Aku langsung menubruk dia. Karena ia melakukan perlawanan terpaksa aku menampar dan sedikit mencekiknya, karena hanya dengan cara inilah ia akhirnya dapat lemas dan menyerah tanpa membuat lecet kulit putih mulusnya. Aku mulai menciumi bibir tipisnya dan menjilati wajahnya sambil meremas-remas payudara dan memelintir putingnya, lalu aku melumat payudara dan menggigiti putingnya.
“Aah.. Aah sakit Mas!”, rintihnya lalu aku mulai meletakan penisku di atas vaginanya.
“Jangan digituin Mas, ampun Mas”, ia memohon sambil mengeluarkan air matanya.
“Santai aja Mbak, enak kok”
“Jangan Mas, jangan.. Aacchh.. Aacch.. Uucch sakit.. Ooch!!”, ia menjerit kesakitan saat aku berusaha keras memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih tertutup rapat.
Lalu kubalik posisi tubuhnya sehingga ia berlutut dan kutampar-tampar pantatnya hingga memerah, sambil kujilat-jilat pantat mulusnya.
“Wow, pantat Mbak indah juga, bulet tapi juga sekal banget”
Saat hampir kumasukkan penisku ke duburnya tiba-tiba pintu terbuka dan ada orang masuk. Windi tahu bahwa itu pasti temannya sehingga ia langsung berterika meminta tolong. Orang itu mendengar teriakan Windi lalu langsung menuju kamar ini hingga ia terkejut bukan main begitu juga denganku
“Hey, sedang apa kau?”
“Eh.. Mm anu aku..” aku bingung menjawabnya.
Windi sempat lega melihat salah seorang temannya datang. Teman pria Windi itu sempat ingin marah ketika Windi akan kusodomi. Tetapi ketika ia melihat kemolekan tubuh Windi, ia jadi terdiam sesaat. Mungkin ia juga terangsang, karena saat aku melihat bibirnya ia mengucapkan kata “Wow” dengan lirih secara tidak sengaja. Tanpa disangka ia lalu malah memberi suatu penawaran kepadaku.
“Kalo lu ngasih aku bagian dari tubuh sexy ini, aku nggak bakalan ngomong ama tetangga sebelah, OK?”
“Oh boleh saja, kita nikmati bareng-bareng aja.” tentu saja aku setuju dari pada dikeroyok masa.
Dia langsung membuka bajunya yang sudah basah terkena hujan.
“Loh, Rob kamu ini gimana sih, aku ini temanmu” Windi merasa kecewa ketika ia melihat temannya itu sedang mengeluarkan batang kejantanannya dari CD-nya.
“Iya aku juga tau lu ini temanku, tapi kan cuman teman KKN aja dan selama ini aku selalu terangsang ngeliat tubuh lu saat ngintip lu mandi, he.. he.. he”, ujarnya.
Aku langsung melanjutkan kegiatanku tadi. Saat Windi masih berdebat dengan temannya, langsung saja kumasukkan penis 18,5 cm-ku ini ke lubang duburnya.
“Robi, kamu ini kurang aj.. Aacchh.. Aach.. Oocch!!” ia menjerit kesakitan.
“Ooch.. Aacch.. Yes wauw biar seret tapi enak tenan Win duburmu!!”, ujarku.
Temannya pun tak tinggal diam, ia langsung menyodorkan batang kemaluannya ke wajah Windi.
“Nah Win entot nih kontolku, ha.. ha.. ha!!”, ia memaksa membuka mulut Windi dengan menjambaknya.
“Please Rob, please.. mmph.. mmphh!”.
Windi merasakan siksaan sampai hampir muntah, karena memang ia belum pernah mengulum penis seseorang. Kugenjot-genjot penisku, karena aku senang jika melihat payudaranya bergoyang-goyang.
“Aach.. Oocchh.. Yes!!”.
Akhirnya kusemprotkan cairan spermaku ke lubang duburnya. Si Robi pun ikut menyemburkan cairan kentalnya ke mulut Windi dan memaksanya untuk menelan semuanya dan menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di penisnya. Lalu kami beristirahat sebentar sambil merokok dan menonton film porno di ruang tengah. Lalu temannya yang ternyata bernama Robi itu mampir ke warung sebelah untuk membeli vitamin penambah tenaga dan obat kuat.
Cerita Sex
Setelah 30 menit, hari masih hujan lebat sehingga teman-temannya yang lain kemungkinan masih akan lama pulangnya. Kami pun meneruskan memperkosa Windi. Ia mengira penderitaanya sudah berakhir karena saat aku menghampirinya, ia sudah memakai CD-nya kembali. Ia pun terkejut saat aku menghampirinya sehingga ia melakukan sedikit pemberontakan tapi tidak berhasil lalu langsung kutampar hingga jatuh dan Robi melepaskan kembali CD-nya.
“Tolong sudahi saja Rob, aku sudah cape”, mohonnya.
“Hey aku kan belum nyoba vagina lu tau!”
Robi berbaring telentang di kasur dan mengangkat tubuh Windi dengan posisi tengkurap menghadap dirinya, dan langsung menghujamkan penisnya ke vaginanya.
“Aacchh.. Uucchh.. Sst tolong, udah aja Rob, sakit..!”, rintihnya.
Tanpa kutunggu-tunggu, aku langsung ikut menunggangi tubuh Windi dan memasukan penisku ke vaginanya sehingga penisku dengan penis Robi bergesekan dalam satu vagina hingga lapisan klitoris Windi robek dan berdarah.
“Aacchh.. Aacch.. Uucch.. Sstt aduuh sakit banget, toloong!!”
Setelah sekitar 25 menit, Robi menyemprotkan spermanya dulu lalu mencabutnya, dan tubuh Windi kubalikkan telentang. Lima menit kemudian ganti aku yang menyemprotkan cairan hangat dan kentalku. Aku pun lemas dan menindih tubuh seksinya tapi tidak langsung mencabut penisku dari vaginanya. Windi pun juga sudah sangat lemas tidak berdaya.
Karena hujan sudah mulai agak reda, Robi langsung mengeluarkan HP-nya dan memfoto bagian-bagian vital tubuh telanjang Windi untuk mengancam Windi agar tidak membuka mulut kepada siapapun. Lalu kami memakaikan bajunya. Saat kemudian 2 orang lagi temannya datang, kami terlihat sedang menonton TV bersama. Meskipun wajah Windi terlihat sedih, mereka tidak mengetahui dan tidak mempedulikannya karena memang hubungan mereka belum begitu akrab sebab mereka semua berbeda jurusan apalagi baru saling kenal beberapa hari. Tetapi beberapa hari kemudian, Windi akhirnya mengaku kepada keluarganya bahwa ia telah diperkosa oleh saya dan temannya saat KKN, sehingga kami pun ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 2,5 tahun.
Setelah kejadian itu, warga desa saya menjadi trauma karena takut kejadian itu akan terulang lagi dan itu telah memperburuk nama desaku. Sejak saat itu jika ada KKN lagi, penduduk desa saya meminta para anggota KKN khususnya cewek harus berpakaian sopan dan tidak merangsang, karena pemuda di desaku memang jarang keluar desa, sehingga agak mudah terangsang jika melihat cewek cantik dengan pakaian yang sedikit menggoda.
Dalam sebuah seminar sehari di hall Hotel Hilton International di Jakarta, tampak seorang wanita paruh baya berwajah manis sedang membacakan sebuah makalah tentang peranan wanita modern dalam kehidupan rumah tangga keluarga bekerja. Dengan tenang ia membaca makalah itu sambil sesekali membuat lelucon yang tak ayal membuat para peserta seminar itu tersenyum riuh. Permasalahan yang sedang dibahas dalam seminar itu menyangkut perihal mengatasi problem perselingkuhan para suami yang selama ini memang menjadi topik hangat baik di forum resmi ataupun tidak resmi.
Memperkosa Istri Dokter
Beberapa peserta seminar yang terdiri dari wanita karir, ibu-ibu rumah tangga dan para pelajar wanita itu tampak serius mengikuti jalannya seminar yang diwarnai oleh perdebatan antara pakar sosiologi keluarga yang sengaja diundang untuk menjadi pembicara. Hadir juga beberapa orang wartawan yang meliput jalannya seminar sambil ikut sesekali mengajukan pertanyaan ke arah peserta dan pembicara. Suasana riuh saat wanita pembicara itu bercerita tentang seorang temannya yang bersuamikan seorang pria mata keranjang doyan main perempuan. Berbagai pendapat keluar dalam perdebatan yang diarahkan oleh moderator.Cerita Sex Istri Binal Dokter Miranti.
Cerita Porno
Diakhir sesi pertama saat para peserta mengambil waktu istirahat selama tiga puluh menit, tampak wanita pembicara itu keluar ruangan dengan langkah cepat seperti menahan sesuatu. Ia berjalan dengan cepat menuju toilet di samping hall tempat seminar. Namun saat melewati lorong menuju tempat itu ia tak sadar menabrak seseorang, akibatnya ia langsung terhenyak.ceritasex istri binal dokter miranti
“Oh¦, maaf, Ane tidak melihat anda¦, maaf ya?”, seru wanita itu pada orang yang ditabraknya, namun orang itu seperti tak mengacuhkan.
“Oke¦”, sahut pria muda berdasi itu lembut dan berlalu masuk ke dalam toilet pria.
Wanita itupun bergegas ke arah toilet wanita yang pintunya berdampingan dengan pintu toilet pria. Beberapa saat lamanya wanita itu di sana lalu tampak lelaki itu keluar dari toilet dan langsung menuju ke depan cermin besar dan mencuci tangannya. Kemudian wanita tadi muncul dan menuju ke tempat yang sama, keduanya sesaat saling melirik. “Hai”, tegur pria itu kini mendahului.
“Halo¦, anda peserta seminar?”, tanya si wanita.
“Oh, bukan. Ane bekerja di sini, maksud Ane di hotel ini”, jawab pria itu.ceritasex istri binal dokter miranti
“Oh…, kalau begitu kebetulan, Ane rasa setelah seminar ini Ane akan kontak lagi dengan manajemen hotel ini untuk mengundang sejumlah pakar dari Amerika untuk seminar masalah kesehatan ibu dan anak. Ini kartu namaku”, kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya pada pria itu. Lelaki itu mengambil secarik kartu dari dompetnya dan menyerahkannya pada wanita itu.ceritasex istri binal dokter miranti
“Dokter Miranti Pujiastuti, oh ternyata Ibu ini pakar ilmu kedokteran ibu dan anak yang terkenal itu, maaf Ane baru pertama kali melihat Ibu. Sebenarnya Ane banyak membaca tulisan-tulisan Ibu yang kontroversial itu, Ane sangat mengagumi Ibu”, mendadak pria itu menjadi sangat hormat.
“Ah kamu, jangan terlalu berlebihan memuji aku, dan kamu¦, hmm¦, Edo Prasetya, wakil General Manager Hilton International Jakarta. Kamu juga hebat, manajer muda”, seru wanita itu sambil menjabat tangan pemuda bernama Edo itu kemudian.
“Kalau begitu Ane akan kontak anda mengenai masalah akomodasi dan acara seminar yang akan datang, senang bertemu anda, Edo”, seru wanita itu sambil kemudian berlalu.ceritasex istri binal dokter miranti
“Baik, Bu dokter”, jawab sahut pria itu dan membiarkan wanita paruh baya itu berlalu dari ruangan di mana mereka berbicara.
Sejenak kemudian pemuda itu masih tampak memandangi kartu nama dokter wanita itu, ia seperti sedang mengamati sesuatu yang aneh.
“Bukankah dokter itu cantik sekali?”, ia berkata dalam hati.
“Oh aku benar-benar tak tahu kalau ia dokter yang sering menjadi perhatian publik, begitu tampak cantik di mataku, meski sudah separuh baya, ia masih tampak cantik”, benaknya berbicara sendiri.
“Ah kenapa itu yang aku pikirkan?”, serunya kemudian sambil berlalu dari ruangan itu.
cerita sex istri binal dokter miranti
Sementara itu di sebuah rumah kawasan elit Menteng Jakarta pusat tampak sebuah mobil memasuki halaman luas rumah itu. Wanita paruh baya bernama dokter Miranti itu turun dari sedan Mercy hitam dan langsung memasuki rumahnya. Wajah manis wanita paruh baya itu tampaknya menyimpan sebuah rasa kesal dalam hati. Sudah seminggu lamanya suami wanita itu belum pulang dari perjalanan bisnis keluar negeri. Sudah seminggu pula ia didera isu dari rekan sejawat suaminya tentang tingkah laku para pejabat dan pengusaha kalangan atas yang selalu memanfaatkan alasan perjalanan bisnis untuk mencari kepuasan seksual di luar rumah alias perselingkuhan.cerita sex istri binal dokter miranti
Cerita Porno
Wanita itu menghempaskan badannya ke tempat tidur empuk dalam ruangan luas itu. Ditekannya remote TV dan melihat program berita malam yang sedang dibacakan penyiar. Namun tak berselang lama setelah itu dilihatnya di TV itu seorang lelaki botak yang tak lain adalah suaminya sedang berada dalam sebuah pertemuan resmi antar pengusaha di Singapura. Namun yang membuat hati wanita itu panas adalah saat melihat suaminya merangkul seorang delegasi dagang Singapura yang masih muda dan cantik. Sejenak ia memandang tajam ke arah televisi besar itu lalu dengan gemas ia membanting remote TV itu ke lantai setelah mematikan TV-nya.
“Ternyata apa yang digosipkan orang tentang suamiku benar terjadi, huh”, seru wanita itu dengan hati dongkol.ceritasex istri binal dokter miranti
“Bangsaat..!”, Teriaknya kemudian sambil meraih sebuah bantal guling dan menutupi mukanya.
Tak seorangpun mendengar teriakan itu karena rumah besar itu dilengkapi peredam suara pada dindingnya, sehingga empat orang pembantu di rumah itu sama sekali tidak mengetahui kalau sang nyonya mereka sedang marah dan kesal. Ia menangis sejadi-jadinya, bayang-bayang suaminya yang berkencan dengan wanita muda dan cantik itu terus menghantui pikirannya. Hatinya semakin panas sampai ia tak sanggup menahan air matanya yang kini menetes di pipi.
Tiga puluh menit ia menangis sejadi-jadinya, dipeluknya bantal guling itu dengan penuh rasa kesal sampai kemudian ia jatuh tertidur akibat kelelahan. Namun tak seberapa lama ia terkulai tiba-tiba ia terhenyak dan kembali menangis. Rupanya bayangan itu benar-benar merasuki pikirannya hingga dalam tidurnyapun ia masih membayangkan hal itu. Sejenak ia kemudian berdiri dan melangkah keluar kamar tidur itu menuju sebuah ruangan kecil di samping kamar tidurnya, ia menyalakan lampu dan langsung menuju tumpukan obat yang memenuhi sebagian ruangan yang mirip apotik keluarga. Disambarnya tas dokter yang ada di situ lalu membuka sebuah bungkusan pil penenang yang biasa diberikannya pada pasien yang panik. Ditelannya pil itu lalu meminum segelas air.
Beberapa saat kemudian ia menjadi tenang kemudian ia menuju ke ruangan kerjanya yang tampak begitu lengkap. Di sana ia membuka beberapa buku, namun bebarapa lamanya kemudian wanita itu kembali beranjak menuju kamar tidurnya. Wajahnya kini kembali cerah, seberkas senyuman terlihat dari bibirnya yang sensual. Ia duduk di depan meja rias dengan cermin besar, hatinya terus berbicara.
“Masa sih aku harus mengalah terus, kalau bangsat itu bisa berselingkuh kenapa aku tidak”, benaknya sambil menatap dirinya sendiri di cermin itu.
Satu-persatu di lepasnya kancing baju kerja yang sedari tadi belum dilepasnya itu, ia tersenyum melihat keindahan tubuhnya sendiri. Bagian atas tubuhnya yang dilapisi baju dalam putih berenda itu memang tampak sangat mempesona. Meski umurnya kini sudah mencapai empat puluh tahun, namun tubuh itu jelas akan membuat lelaki tergiur untuk menyentuhnya.Cerita Sex 2015
Kini ia mulai melepaskan baju dalam itu hingga bagian atas tubuhnya kini terbuka dan hanya dilapisi BH. Perlahan ia berdiri dan memutar seperti memamerkan tubuhnya yang bahenol itu. Buah dadanya yang besar dan tampak menantang itu diremasnya sendiri sambil mendongak membayangkan dirinya sedang bercinta dengan seorang lelaki. Kulitnya yang putih mulus dan bersih itu tampak tak kalah mempesonakan.
“Kalau bangsat itu bisa mendapat wanita muda belia, kurasa tubuh dan wajahku lebih dari cukup untuk memikat lelaki muda”, gumamnya lagi.
“Akan kumulai sekarang juga, tapi..”, tiba-tiba pikirannya terhenti.
“Selama ini aku tak pernah mengenal dunia itu, siapakah yang akan kucari? hmm..”.
Tangannya meraih tas kerja di atas mejanyanya, dibongkarnya isi tas itu dan menemukan beberapa kartu nama, sejenak ia memperhatikannya.
“Dokter Felix, lelaki ini doyan nyeleweng tapi apa aku bisa meraih kepuasan darinya? Lelaki itu lebih tua dariku”, katanya dalam hati sambil menyisihkan kartu nama rekan dokternya itu.
“Basuki Hermawan, ah¦, pejabat pajak yang korup, aku jijik pada orang seperti ini”, ia merobek kartu nama itu.
“Oh ya¦, pemuda itu, yah¦, pemuda itu, siapakah namanya, Dodi?.., oh bukan. Doni?.., oh bukan juga, ah di mana sih aku taruh kartu namanya..”, ia sibuk mencari, sampai-sampai semua isi tak kerja itu dikeluarkannya namun belum juga ia temukan.
“Bangsat! Aku lupa di mana menaruhnya”, sejenak ia berhenti mencari dan berpikir keras untuk mencoba mengingat di mana kartu nama pemuda gagah berumur dua puluh limaan itu. Ia begitu menyukai wajah pemuda yang tampak polos dan cerdas itu. Ia sudah terbayang betapa bahagianya jika pemuda itu mau diajak berselingkuh.
“Ahaa! Ketemu juga kau!”, katanya setengah berteriak saat melihat kartu nama dengan logo Hilton International. Ia beranjak berdiri dan meraih hand phone, sejenak kemudian ia sudah tampak berbicara.
“Halo, dengan Edo¦, maaf Bapak Edo?”.
“Ya benar, Ane Edo tapi bukan Bapak Edo, anda siapa”, terdengar suara ramah di seberang.
“Ah maaf¦, Edo, Ane Dokter Miranti, kamu masih ingat? Kita ketemu di Rest Room hotel Hilton International tadi siang”.
“Oooh, Bu dokter, tentu dong Ane ingat. Masa sih Ane lupa sama Bu dokter idola Ane yang cantik”.
“Eh kamu bisa saja, Do”.
“Gimana Bu, ada yang bisa Ane bantu?”, tanya Edo beberapa saat setelah itu.
“Aku ingin membicarakan tentang seminar minggu depan untuk mempersiapkan akomodasinya, untuk itu sepertinya kita perlu berbicara”.
“No problem, Bu. Kapan ibu ada waktu”.
“Lho kok jadi nanya aku, ya kapan kamu luang aja dong”.
“Nggak apa-apa Bu, untuk orang seperti ibu Ane selalu siap, gimana kalau besok kita makan siang bersama”.
“Hmm¦, rasanya aku besok ada operasi di rumah sakit. Gimana kalau sekarang saja, kita makan malam”.
“Wah kebetulan Bu, Ane memang lagi lapar. baiklah kalau begitu, Ane jemput ibu”.
“Oohh nggak usah, biar ibu saja yang jemput kamu, kamu di mana?”.
“wah jadi ngerepotin dong, tapi oke-lah. Ane tunggu saja di Resto Hilton, okay?”.
“Baik kalau begitu dalam sepuluh menit Ane datang”, kata wanita itu mengakhiri percakapannya.
Lalu dengan tergesa-gesa ia mengganti pakaian yang dikenakannya dengan gaun terusan dengan belahan di tengah dada. Dengan gesit ia merias wajah dan tubuh yang masih tampak menawan itu hingga tak seberapa lama kemudian ia sudah tampak anggun.
“Mbok..!”, ia berteriak memanggil pembantu.
“Dalem¦, Nyaah!”, sahut seorang yang tiba-tiba muncul dari arah dapur.
“Malam ini ibu ndak makan di rumah, nanti kalau tuan nelpon bilang saja ibu ada operasi di rumah sakit”.
“Baik, Nyah..”, sahut pembantunya mengangguk.
Sang dokter itupun berlalu meninggalkan rumahnya tanpa diantar oleh sopir.
Cerita Porno
Kini sang dokter telah tampak menyantap hidangan makan malam itu bersama pemuda tampan bernama Edo yang berumur jauh di bawahnya. Maksud wanita itu untuk mengencani Edo tidak dikatakannya langsung. Mereka mula-mula hanya membicarakan perihal kontrak kerja antara kantor sang dokter dan hotel tempat Edo bekerja. Namun hal itu tidak berlangsung lama, dua puluh menit kemudian mereka telah mengalihkan pembicaraan ke arah pribadi.
“Maaf lho, Do. Kamu sudah punya pacar?”, tanya sang dokter.
“Dulu pernah punya tapi¦”, Edo tak melanjutkan kalimatnya.
“Tapi kenapa, Do?”, sergah wanita itu.
“Dia kawin duluan, ah¦, Emang bukan nasib Ane deh, dia kawin sama seorang om-om senang yang cuma menyenangi tubuhnya. Namanya Rani..”.
“Maaf kalau ibu sampai membuat kamu ingat sama masa lalu”.
“Nggak apa-apa kok, Bu. Toh Ane sudah lupa sama dia, buat apa cari pacar atau istri yang mata duitan”.
“Sukurlah kalau begitu, trus sekarang gimana perasaan kamu”.
“Maksud ibu?”.
“Perasaan kamu yang dikhianati, apa kamu masih dendam?”, tanya sang dokter seperti merasa ingin tahu.
“Sama si Rani sih nggak marah lagi, tapi sampai sekarang Ane masih dendam kesumat sama om-om atau pejabat pemerintah yang seperti itu”, jelas Edo pada wanita itu sembari menatapnya.
Sejenak keduanya bertemu pandang, Edo merasakan sebuah perasaan aneh mendesir dadanya. Hanya beberapa detik saja keduanya saling memandang sampai Edo tersadar siapa yang sedang dihadapinya.
“Ah, ma.., ma.., maaf, Bu. Bicara Ane jadi ngawur”, kata pemuda itu terpatah-patah.”Oh nggak¦, nggak apa-apa kok, Do. Aku juga punya problem yang serupa dengan kamu”, jawab wanita itu sambil kemudian mulai menceritakan masalah pribadi dalam keluarganya. Ia yang kini sudah memiliki dua anak yang bersekolah di Amerika itu sedang mengalami masalah yang cukup berat dalam rumah tangganya. Dengan penuh emosi ia menceritakan masalahnya dengan suaminya yang seorang pejabat pemerintah sekaligus pengusaha terkenal itu.
“Berkali-kali aku mendengar cerita tentang kebejatan moralnya, ia pernah menghamili sekertarisnya di kantor, lalu wanita itu ia pecat begitu saja dan membayar seorang satpam untuk mengawini gadis itu guna menutupi aibnya. Dasar lelaki bangsat”, ceritanya pada Edo.
“Sekarang dia sudah berhubungan lagi dengan seorang wanita pengusaha di luar negeri. Baru tadi aku melihatnya bersama dalam sebuah berita di TV”, lanjut wanita itu dengan raut muka yang sedih.
“Sabar, Bu. Mungkin suatu saat dia akan sadar. Masa sih dia nggak sadar kalau memiliki istri secantik ibu”, ujar Edo mencoba menghiburnya.
“Aku sudah bosan bersabar terus, hatiku hancur, Do. Kamu sudah tahu kan gimana rasanya dikhianati?
Dibohongi?”, sengitnya sambil menatap pemuda itu dengan tatapan aneh. Wanita itu seperti ingin mengatakan sesuatu pada Edo.
Beberapa menit keadaan menjadi vacum. Mereka saling menatap penuh misteri. Dada Edo mendesir mendapat tatapan seperti itu, pikirannya bertanya-tanya.
“Ada apa ini?”, gumamnya dalam hati. Namun belum sempat ia menerka apa arti tatapan itu, tangannya tiba-tiba merasakan sesuatu yang lembut menyentuh, ia terhenyak dalam hati. Desiran dadanya kini berubah menjadi getaran keras di jantungnya. Namun belum sempat ia bereaksi atas semua itu tangan sang dokter itu telah meremas telapak tangan Edo dengan mesra. Kini ia menatap wanita itu, dokter Miranti memberinya senyuman, masih misteri.
“Edo¦., kamu dan aku memiliki masalah yang saling berkaitan”, katanya perlahan.
“Maâ¦, maksud ibu?”, Edo tergagap.
“Kehidupan cinta kamu dirusakkan oleh generasi seumurku, dan rumah tanggaku rusak oleh kehidupan bejat suamiku. Kita sama-sama memiliki beban ingatan yang menyakitkan dengan musuh yang sama”.
“lalu?”.
“Kenapa tak kamu lampiaskan dendam itu padaku?”.
“Maksud ibu?”, Edo semakin tak mengerti.
“Aku dendam pada suamiku dan kaum mereka, dan kau punya dendam pada para pejabat yang telah mengecewakanmu. Kini kau menemukan aku, lampiaskan itu. Kalau mereka bisa menggauli generasimu mengapa kamu nggak menggauli kaum mereka? Aku istri pejabat, dan aku juga dikecewakan oleh mereka”.
“Ane masih belum mengerti, Bu”.
“Maksudku, hmm¦, kenapa kita tidak menjalin hubungan yang lebih dekat lagi”, jelas wanita itu.
Edo semakin penasaran, ia memberanikan dirinya bertanya, “Maksud ibu kita berselingkuh?”, ia berkata sambil memberanikan dirinya menatap wanita paruh baya itu.
“Yah¦, kita menjalin hubungan cinta”, jawab dokter Miranti enteng.
“Tapi ibu wanita bersuami, ibu punya keluarga”.
“Ya¦, tapi sudah hancur, tak ada harapan lagi. Kalau suamiku bisa mencicipi gadis muda, kenapa aku tidak bisa?”, lanjutnya semakin berani, ia bahkan merangkul pundak pemuda itu. Edo hanya terpaku.
“Ta tapi, Bu¦”.
“Seumur perkawinanku, aku hanya merasakan derita, Do. Aku ingin kejantanan sejati dari seorang pria. Dan pria itu adalah kamu, Do”, lalu ia beranjak dari tempat duduknya mendekati Edo. Dengan mesra diberinya pemuda itu sebuah kecupan. Edo masih tak bereaksi, ia seperti tak mempercayai kejadian itu.
“Apakah Ane mimpi?”, katanya konyol.
“Tidak, Do. Kamu nggak mimpi, ini aku, Dokter Miranti yang kamu kagumi”.
“Tapi, Bu.., ibu sudah bersuami”.
“Tolong jangan katakan itu lagi Edo”.
Kemudian keduanya terpaku lama, sesekali saling menatap. Pikiran Edo berkecamuk keras, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Sebenarnya ia begitu gembira, tak pernah ia bermimpi apapun. Namun ia masih merasa ragu.
“Apakah segampang ini?”, gumamnya dalam hati.
“Cantik sekali dokter ini, biarpun umurnya jauh lebih tua dariku tapi oh tubuh dan wajahnya begitu menggiurkan, sudah lama aku memimpikan bercinta dengan wanita istri pejabat seperti dia. Tapi¦”, hatinya bertanya-tanya. Sementara suasana vacum itu berlangsung begitu lama. Kini mereka duduk dalam posisi saling bersentuhan. Baru sekitar tiga puluh menit kemudian dokter Miranti tiba-tiba berdiri.
Cerita Porno
“Do, Ane ingin ngobrol lebih banyak lagi, tapi nggak di sini, kamu temui Ane di Hotel Hyatt. Ane akan memesan kamar di situ. Selamat malam”, serunya kemudian berlalu meninggalkan Edo yang masih terpaku.
Pemuda itu masih terlihat melamun sampai seorang pelayan restoran datang menyapanya.
“Pak Edo, bapak mau pesan lagi?”.
“Eh¦, oh nggak¦, nggak, aduh Ane kok ngelamun”, jawabnya tergagap mengetahui dirinya hanya terduduk sendiri.
“Teman Bapak sudah tiga puluh menit yang lalu pergi dari sini”, kata pelayan itu.
“Oh ya?”, sahut Edo seperti orang bodoh. Pelayan itu mengangkat bahunya sambil berlalu.
“Eh¦, billnya!”, panggil Edo.
“Sudah dibayar oleh teman Bapak”, jawab pelayan itu singkat.
Kini Edo semakin bingung, ia masih merasakan getaran di dadanya. Antara percaya dan tidak. Ia kemudian melangkah ke lift dan turun ke tempat parkir. Hanya satu kalimat dokter Miranti yang kini masih terngiang di telinganya. Hotel Grand Hyatt!
Dengan tergesa-gesa ia menuju ke arah mobilnya. Perjalanan ke hotel yang dimaksud wanita itu tak terasa olehnya, kini ia sudah sampai di depan pintu kamar yang ditanyakannya pada receptionis. Dengan gemetar ia menekan bel di pintu kamar itu, pikirannya masih berkecamuk bingung.
“Masuk, Do”, sambut dokter Miranti membuka pintu kamarnya. Edo masuk dan langsung menatap dokter Miranti yang kini telah mengenakan gaun tidur sutra yang tipis dan transparan. Ia masih tampak terpaku.
“Do, ini memang hari pertemuan kita yang pertama tapi apakah salahnya kalau kita sama-sama saling membutuhkan”, kata dokter Miranti membuka pembicaraan.
“Cobalah realistis, Do. Kamu juga menginginkan ini kan?”, lanjut wanita itu kemudian mendudukkan Edo di pinggir tempat tidur luas itu.
Edo masih tampak bingung sampai sang dokter memberinya kecupan di bibirnya, ia merasakan seperti ada dorongan untuk membalasnya.
“Oh¦, Bu”, desahnya sambil kemudian merangkul tubuh bongsor dokter Miranti. Dadanya masih bergetar saat merasakan kemesraan wanita itu. Dokter Miranti kemudian memegang pundaknya dan melucuti pakaian pemuda itu. Dengan perlahan Edo juga memberanikan diri melepas ikatan tali gaun tidur sutra yang dikenakan sang dokter. Begitu tampak buah dada dokter Miranti yang besar dan ranum itu, Edo terhenyak.
“Oh¦, indahnya susu wanita ini”, gumamnya dalam hati sambil lalu meraba payudara besar yang masih dilapisi
BH itu. Tangan kirinya berusaha melepaskan kancing BH di punggung dokter Miranti. Ia semakin terbelalak saat melihat bentuk buah dada yang kini telah tak berlapis lagi. Tanpa menunggu lagi nafsu pemuda itu bangkit dan ia segera meraih buah dada itu dan langsung mengecupnya. Dirasakannya kelembutan susu wanita cantik paruh baya itu dengan penuh perasaan, ia kini mulai menyedot puting susu itu bergiliran.
“Ooohh¦, Edo¦, nikmat Aneng¦., mm sedot terus Aneng ooohh, ibu Aneng kamu, Do¦, ooohh”, desah dokter Miranti yang kini mendongak merasakan sentuhan lidah dan mulut Edo yang menggilir kedua puting susunya. Tangan wanita itupun mulai meraih batang kemaluan Edo yang sudah tegang sedari tadi, ia terhenyak merasakan besar dan panjangnya penis pemuda itu.
“Ohh¦, besarnya punya kamu, Do. Tangan ibu sampai nggak cukup menggenggamnya”, seru dokter Miranti kegirangan. Ia kemudian mengocok-ngocokkan penis itu dengan tangannya sambil menikmati belaian lidah Edo di sekitar payudara dan lehernya.
Kemaluan Edo yang besar dan panjang itu kini tegak berdiri bagai roket yang siap meluncur ke angkasa. Pemuda yang sebelumnya belum pernah melakukan hubungan seks itu semakin terhenyak mendapat sentuhan lembut pada penisnya yang kini tegang. Ia asyik sekali mengecupi sekujur tubuh wanita itu, Edo merasakan sesuatu yang sangat ia dambakan selama ini. Ia tak pernah membayangkan akan dapat menikmati hubungan seks dengan wanita yang sangat ia kagumi ini, ia yang sebelumnya bahkan hanya menonton film biru itu kini mempraktekkan semua yang ia lihat di dalamnya. Hatinya begitu gembira, sentuhan-sentuhan lembut dari tangan halus dokter Miranti membuatnya semakin terlena.
Dengan mesra sekali wanita itu menuntun Edo untuk menikmati sekujur tubuhnya yang putih mulus itu. Dituntunnya tangan pemuda itu untuk membelai lembut buah dadanya, lalu bergerak ke bawah menuju perutnya dan berakhir di permukaan kemaluan wanita itu. Edo merasakan sesuatu yang lembut dan berbulu halus dengan belahan di tengahnya. Pemuda itu membelainya lembut sampai kemudian ia merasakan cairan licin membasahi permukaan kemaluan dokter Miranti.
Ia menghentikan gerakannya sejenak, lalu dengan perlahan sang dokter membaringkan tubuhnya dan membuka pahanya lebar hingga daerah kemaluan yang basah itu terlihat seperti menantang Edo. Pemuda itu terbelalak sejenak sebelum kemudian bergerak menciumi daerah itu, jari tangan dokter Miranti kemudian menarik bibir kemaluannya menjadi semakin terbuka hingga menampakkan semua isi dalam dinding vaginanya. Edo semakin terangsang, dijilatinya semua yang dilihat di situ, sebuah benda sebesar biji kacang di antara dinding vagina itu ia sedot masuk ke dalam mulutnya. Hal itu membuat dokter Miranti menarik nafas panjang merasakan nikmat yang begitu hebat.
“Ohh¦, hmm¦, Edo, Aneng, ooohh”, desahnya mengiringi bunyi ciplakan bibir Edo yang bermain di permukaan vaginanya.
Dengan gemas Edo menjilati kemaluan itu, sementara dokter Miranti hanya bisa menjerit kecil menahan nikmat belaian lidah Edo. Ia hanya bisa meremas-remas sendiri payudaranya yang besar itu sambil sesekali menarik kecil rambut Edo.
“Aduuuh Aneng, ooohh nikmaat¦, Aneng¦, oooh Edo¦, ooohh pintarnya kamu Aneng¦, ooohh nikmatnya¦, ooohh sedooot teruuusss¦, ooohh enaakkk¦, hmm¦, ooohh”, jeritnya terpatah-patah.
Puas menikmati vagina itu, Edo kembali ke atas mengarahkan bibirnya kembali ke puting susu dokter Miranti. Sang dokterpun pasrah saja, ia membiarkan dirinya menikmati permainan Edo yang semakin buas saja. Daerah sekitar puting susunya tampak sudah kemerahan akibat sedotan mulut Edo.
“ooohh, Edo Aneng. Berikan penis kamu sama ibu Aneng, ibu ingin mencicipinya”, pinta wanita itu sambil beranjak bangun dan menggenggam kemaluan Edo. Tangannya tampak bahkan tak cukup untuk menggenggamnya, ukurannya yang super besar dan panjang membuat dokter Miranti seperti tak percaya pada apa yang dilihatnya. Wanita itu mulai mengulum penis Edo, mulutnya penuh sesak oleh kepala penis yang besar itu, hanya sebagian kecil saja kemaluan Edo yang bisa masuk ke mulutnya sementara sisanya ia kocok-kocokkan dengan telapak tangan yang ia lumuri air liurnya. Edo kini menikmati permainan itu.
“Auuuhh¦, Bu, ooohh¦, enaakk aahh Bu dokter¦, oooh nikmat, mm¦, oooh enaknya¦, ooohh¦, ssstt¦, aahh”, desah pemuda itu mulai menikmatinya.
Sesaat kemudian, Dokter Miranti melepaskan kemaluan yang besar itu lalu membaringkan dirinya kembali di pinggiran tempat tidur. Edo meraih kedua kaki wanita itu dan langsung menempatkan dirinya tepat di depan selangkangan dokter Miranti yang terbuka lebar. Dengan sangat perlahan Edo mengarahkan kemaluannya menuju liang vagina yang menganga itu dan, “Sreett.., bleeesss”.
“Aduuuhh¦, aauuu Edooo¦, sa.., sa.., sakiiitt¦, vaginaku robeeek aahh¦, sakiiit”, teriak dokter Miranti merasakan vaginanya yang ternyata terlalu kecil untuk penis Edo yang super besar, ia merasakan vaginanya robek oleh terobosan penis Edo. Lebih dahsyat dari saat ia mengalami malam pertamanya.
“Edo Aneng, punya kamu besar sekali. Vaginaku rasanya robek do, main yang pelan aja ya, Aneng?”, pintanya lalu pada Edo.
“Ouuuhh¦, ba.., ba.., baik, Bu”, jawab Edo yang tampak sudah merasa begitu nikmat dengan masuknya penis ke dalam vagina dokter Miranti.
Kini dibelainya rambut sang dokter sambil menciumi pipinya yang halus dengan mesra. Pemuda itu mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina dokter Miranti dengan perlahan sekali sampai beberapa menit kemudian rasa sakit yang ada dalam vagina wanita itu berubah menjadi nikmat, barulah Edo mulai bergerak menggenjot tubuh wanita itu dengan agak cepat. Gerakan tubuh mereka saling membentur mempertemukan kedua kemaluan mereka. Nafsu birahi mereka tampak begitu membara dari gerakan yang semakin lama semakin menggairahkan, teriakan kecil kini telah berubah menjadi desah keras menahan nikmatnya hubungan seks itu.
Keduanya tampak semakin bersemangat, saling menindih bergilir menggenjot untuk meraih tahap demi tahap kenikmatan seks itu. Edo yang baru pertama kali merasakan nikmatnya hubungan seks itu benar-benar menikmati keluar masuknya penis besar itu ke dalam liang vagina sang dokter yang semakin lama menjadi semakin licin akibat cairan kelamin yang muali melumasi dindingnya. Demikian pula halnya dengan dokter Miranti.
Cerita Porno
Ia begitu tampak kian menikmati goyangan tubuh mereka, ukuran penis Edo yang super besar dan terasa merobek liang vaginanya itu kini menjadi sangat nikmat menggesek di dalamnya. Ia berteriak sejadi-jadinya, namun bukan lagi karena merasa sakit tapi untuk mengimbangi dahsyatnya kenikmatan dari penis pemuda itu. Tak pernah ia bayangkan akan dapat menemukan penis sebesar dan sepanjang milik Edo, penis suaminya yang bahkan ia tahu sering meminum obat untuk pembesar alat kelamin tak dapat dibandingkan dengan ukuran penis Edo. Baru pertama kali ini ia melihat ada kemaluan sebesar itu, panjang dan keras sekali.
Bunyi teriakan nyaring bercampur decakan becek dari kedua alat kelamin mereka memenuhi ruangan luas di kamar suite hotel itu. Desahan mereka menahan kenikmatan itu semakin memacu gerakan mereka menjadi kian liar.
“Ooohh¦, ooohh¦, ooohh¦, enaak¦, oooh¦, enaknya bu¦, ooohh nikmat sekali ooohh”, desah Edo.
“mm¦, aahh¦, goyang terus, Do¦, ibu suka sama punya kamu, ooohh¦, enaknya, Aneng ooohh¦, ibu Aneng kamu Edo¦, ooohh”, balas dokter Miranti sambil terus mengimbangi genjotan tubuh pemuda itu dengan menggoyang pinggulnya.
Lima belas menit lebih mereka melakukannya dengan posisi itu dimana Edo menindih tubuh sang dokter yang mengapit dengan pahanya. Kini saatnya mereka ingin mengganti gaya.
“Ouuuhh Edo Aneng, ganti gaya yuuuk?”, ajak sang dokter sambil menghentikan gerakannya.
“Baik, Bu”, jawab pemuda itu mengiyakan.
“Kamu di bawah ya Aneng? Ibu pingin goyang di atas tubuh kamu”, katanya sambil menghentikan gerakan tubuh Edo, pemuda itu mengangguk sambil perlahan melepaskan penisnya dari jepitan vagina dokter Miranti. Kemudian ia duduk sejenak mengambil nafas sambil memandangi tubuh wanita itu.
“uuuh, cantiknya wanita ini”, ia bergumam dalam hati lalu berbaring menunggu dokter Miranti yang sudah siap menungganginya.
Kini wanita itu berjongkok tepat di atas pinggang Edo, ia sejenak menggenggam kemaluan pemuda itu sebelum kemudian memasukkannya kembali ke dalam liang vaginanya dengan perlahan dan santai. Kembali ia mendesah merasakan penis itu masuk menembus dinding kemaluannya dan menerobos masuk sampai dasar liang vagina yang terasa sempit oleh Edo.
“Ooouuuhh¦”, desahnya memulai gerakan menurun-naikkan pinggangnya di atas tubuh pemuda itu.
Edo meraih payudara montok yang bergantungan di dada sang dokter, sesekali ia meraih puting susu itu dengan mulutnya dan menyedot-nyedot nikmat.
Keduanya kembali terlibat adegan yang lebih seru lagi, dengan liar dokter Miranti menggoyang tubuh sesuka hati, ia tampak seperti kuda betina yang benar-benar haus seks. Ia yang baru kali ini menikmati hubungan seks dengan lelaki selain suaminya itu benar-benar tampak bergairah, ditambah dengan ukuran kemaluan Edo yang super besar dan panjang membuatnya menjadi begitu senang. Dengan sepenuh hati ia raih kenikmatan itu detik demi detik. Tak semili meterpun ia lewatkan kenikmatan penis Edo yang menggesek dinding dalam kemaluannya. Ia semakin berteriak sejadi-jadinya.
“Aahh¦, ooohh¦, aahh¦, ooohh¦, ooohh¦, enaak¦, ooohh¦, nikmaatt¦, sekali¦, Edo Aneanngg¦, ooohh Edo¦, Do¦, enaak Aneng ooohh”, teriaknya tak karuan dengan gerakan liar di atas tubuh pemuda itu sembari menyebut nama Edo. Ia begitu menyukai pemuda itu.
“Ooohh Bu dokter¦, ooohh¦, ibu juga pintar mainnya¦, ooohh, Bu dokter cantik sekali”, balas Edo.
“Remas susu ibu, Do. ooohh¦, sedot putingnya Aneng¦, ooohh pintarnya kamu, oooh¦, ibu senang sama punya kamu, ooohh¦, nikmatnya Aneng, ooohh¦, panjang sekali, ooohh¦, enaak”, lanjut sang dokter dengan gerakan yang semakin liar. Edo mengimbangi gerakan itu dengan mengangkat-angkat pantatnya ke arah pangkal paha dokter Miranti yang mengapitnya itu. Ia terus menghujani daerah dada sang dokter yang tampak begitu disenanginya, puting susu itupun menjadi kemerahan akibat sedotan mulut Edo yang bertubi-tubi.
Namun beberapa saat kemudian sang dokter tampak tak dapat lagi menahan rasa nikmat dari penis pemuda itu. Ia yang selama dua puluh menit menikmati permainan itu dengan garang, kini mengalami ejakulasi yang begitu hebat. Gerakannya berubah semakin cepat dan liar, diremasnya sendiri buah dada montoknya sambil lebih keras lagi menghempaskan pangkal selangkangannya pada penis Edo hingga sekitar dua menit berlalu ia berteriak panjang sebelum kemudian menghentikan gerakannya dan memeluk tubuh pemuda itu.
“Ooohh¦, oooh¦, aauu, aku keluar¦, Edo¦, aahh¦, aah¦, aku, nggak kuat lagi aku¦, Do¦, ooohh¦, enaaknya¦, Aneng, ooohh¦, Edo Aneng¦, hhuuu¦, ibu nggak tahan lagi”, jeritnya panjang sambil memeluk erat tubuh Edo, cairan kelamin dalam rahimnya muncrat memenuhi liang vagina di mana penis Edo masih tegang dan keras.
“Ooohh nikmat bu¦, ooohh punya ibu tambah licin dan nikmat¦, ooohh¦, nikmat Bu dokter, ooohh¦, semakin nikmat sekali Bu dokter, ooohh¦, enaak, mm¦, ooohh¦, uuuhh¦, ooohh¦, ooohh, nikmat sekali¦, uuuhh¦, Bu dokter cantik¦, aauuuhh¦, ssshh nikmat bu”, desah Edo merasakan kenikmatan dalam liang vagina sang dokter yang tengah mengalami ejakulasi, vagina itu terasa makin menjepit penisnya yang terus saja menggesek dinding vagina itu. Kepala penisnya yang berada jauh di dalam liang vagina wanita itu merasakan cairan hangat menyembur dan membuat liang vagina sang dokter terasa semakin nikmat dan licin.
Pemuda itu membalas pelukan dokter Miranti yang tampak sudah tak sanggup lagi menggoyang tubuhnya di atas tubuh Edo. Sejenak gerakan mereka terhenti meski Edo sedikit kecewa karena saat itu ia rasakan vagina sang dokter sangat nikmat. Ia berusaha menahan birahinya yang masih saja membara dengan memberi ciuman mesra pada wanita cantik itu.
“Oh Edo Aneng, kamu kuat sekali mainnya Aneng, aku puas sekali, ibu betul-betul merasa seperti berada di tempat yang paling indah dengan sejuta kenikmatan cinta. Kamu betul-betul jago”, katanya pada Edo sambil memandang wajah pemuda itu tepat di depan matanya, dipeluknya erat pinggang Edo untuk menahan goyangan penis di selangkangannya.
Sejenak Dokter Miranti beristirahat di pelukan pemuda itu, ia terus memuji kekuatan dan kejantanan Edo yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan sekalipun dari suaminya. Matanya melirik ke arah jam dinding di kamar itu.
“Edo..”, sapanya memecah keheningan sesaat itu.
“Ya, bu?”, jawab Edo sambil terus memberi kecupan pada pipi dan muka sang dokter yang begitu ia senangi.
“Sudah satu jam lamanya kita bermain, kamu hebat sekali, Do”, lanjutnya terheran-heran.
“Ane baru sekali ini melakukannya, Bu”, jawab Edo.
“Ah masa sih, bohong kamu, Do”, sergah dokter Miranti sambil membalas ciuman Edo di bibirnya.
“Benar kok, Bu. Sumpah Ane baru kali ini yang pertama kalinya”, Edo bersikeras.
“Tapi kamu mainnya kok hebat banget? Dari mana kamu tahu gaya-gaya yang tadi kita lakukan”, lanjut sang dokter tak percaya.
“Ane hanya menonton film, Bu”, jawab pemuda itu.
Beberapa menit mereka ngobrol diselingi canda dan cumbuan mesra yang membuat birahi sang dokter bangkit untuk mengulangi permainannya. Dirasakannya dinding vagina yang tadinya merasa geli saat mengalami ejakulasi itu mulai terangsang lagi. Edopun merasakan gejala itu dari denyutan vagina sang dokter. Edo melepaskan pelukannya, lalu menempatkan diri tepat di belakang punggung sang dokter, tangannya nenuntun penis besar itu ke arah permukaan lubang kemaluan dokter Miranti yang hanya pasrah membiarkannya mengatur gaya sesuka hati. Pemuda itu kini berada tepat di belakang menempel di punggung sang dokter, lalu perlahan sekali ia memasukkan penis besarnya ke dalam liang sang dokter dari arah belakang pantatnya.
“Ooohh, pintarnya kamu Edo¦, oooh ibu suka gaya ini, mm¦, goyang teruuus¦, aahh, nikmat do, ooohh¦, sampai pangkalnya terusss, ooohh¦, enaak..tarik lagi Aneng ooohh, masukin lagii ooohh, sampai pangkal nya Edo¦, ooohh, Aneng nikmat sekali, ooohh¦, oohh Edo¦, ooohh¦, mm¦, Edo¦, Aneng”, desah sang dokter begitu merasakannya, atas bawah tubuhnya merasakan kenikmatan itu dengan sangat sempurna. Tangan Edo meremas susunya sementara penis pemuda itu tampak jelas keluar masuk liang vaginanya. Keduanya kembali terlihat bergoyang mesra meraih detik demi detik kenikmatan dari setiap gerakan yang mereka lakukan.
Demikian juga dengan Edo yang menggoyang dari arah belakang itu, ia terus meremas payudara montok sang dokter sambil memandang wajah cantik yang membuatnya semakin bergairah. Kecantikan Dokter Miranti yang sangat menawan itu benar-benar membuat gairah bercinta Edo semakin membara. Dengan sepenuh hati digoyangnya tubuh bahenol dan putih mulus itu sampai-sampai suara decakan pertemuan antara pangkal pahanya dan pantat besar sang dokter terdengar keras mengiringi desahan mulut mereka yang terus mengoceh tak karuan menikmati hebatnya rasa dari permainan itu.
Sekitar dua puluh menit berlalu tampak kedua insan itu sudah tak dapat menahan lagi rasa nikmat dari permainan mereka hingga kini keduanya semakin berteriak keras sejadi-jadinya. Tampaknya mereka ingin segera menyelesaikan permainannya secara bersamaan.
“Huuuh¦, ooohh¦, ooohh¦, aahh¦, ooohh¦, nikmat sekali Do, goyang lagi Aneng, ooohh¦, ibu mau keluar sebentar lagi Aneng, ooohh¦, goyang yang keras lagi Aneng, ooohh¦, enaknya penis kamu, ooohh¦, ibu nggak kuat lagi oooh”, jerit dokter Miranti.
“Uuuhh¦, aahh¦, ooohh, mm¦, aah¦, Ane juga mau keluar Bu, ooohh¦, dokter Miranti Aneang, ooohh¦, mm¦, enaakk sekali, ooohh¦, ooohh, dokter Aneng, ooohh¦, dokter cantik, ooohh¦, enaak¦, dokter dokter Aneng, ooohh¦, vagina dokter juga nikmat sekali, oooh”, teriak Edo juga.
“Ooohh enaknya Aneng, ooohh¦, pintar kamu sanyang, ooohh¦, kocok terus, oooh¦, genjot yang keraass, ooohh”.
“Ooohh dokter, susunya¦, ooohh¦, Ane mau sedot, ooohh”, Edo meraih susu sang dokter lalu menyedotnya dari arah samping.
“Oooh Edo pintarnya kamu Aneng, ooohh¦, nikmatnya, ooohh¦, ibu sebentar lagi keluar Aneng, ooohh¦, keluarin samaan yah, ooohh”, ajak sang dokter.
“Ane juga mau keluar Bu, yah kita samaan Bu dokter, ooohh¦, vagina ibu nikmat sekali, ooohh¦, mm¦, enaknya, ooohh”, teriak Edo sambil mempercepat lagi gerakannya.
Cerita Porno
Namun beberapa saat kemudian dokter Miranti berteriak panjang mengakhiri permainannya.
“Aauuuwww¦, ooohh¦, Edooo, ibu nggak tahan lagiii¦, keluaar¦, aauhh nikmatnya Aneng, ooohh”, jeritnya panjang sambil membiarkan cairan kelaminnya kembali menyembur ke arah penis Edo yang masih menggenjot dalam liang kemaluannya. Edo merasakan gejala itu lalu berusaha sekuat tenaga untuk membuat dirinya keluar juga, beberapa saat ia merasakan vagina sang dokter menjepit kemaluannya keras diiringi semburan cairan mani yang deras ke arah penisnya. Dan beberapa saat kemudian ia akhirnya berteriak panjang meraih klimaks permainan.
jeritnya panjang sesaat setelah sang dokter mengakhiri teriakannya.
“Edo Aneng, ooohh¦, jangan di dalam Aneng, ooohh¦, ibu nggak pakai alat kontrasepsi, ooohh¦, sini keluarin di luar Edo, Aneng berikan pada ibu, oooh¦, enaknya, cabut Aneng. Semprotkan ke Ibu, ooohh”, pintanya sembari merasakan nikmatnya denyutan penis Edo. Ia baru sadar dirinya tak memakai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Didorongnya tubuh Edo sambil meraih batang penis yang sedang meraih puncak kenikmatan itu.
Kemudian pemuda itu mencabut penisnya dengan tergesa-gesa dari liang kemaluan sang dokter dan, “Cropp bress¦, crooottt.., crooott.., creeess”, cairan kelamin Edo menyembur ke arah wajah sang dokter. Edo berdiri mengangkang di atas tubuhnya dan menyemburkan air maninya yang sangat deras dan banyak ke arah badan dan muka sang dokter. Sebagian cairan itu bahkan masuk ke mulut sang dokter.
“Ohh¦, Aneng,terus oooh¦, berikan pada ibu, ooohh, semprotkan pada ibu, ibu ingin meminumnya Edo, ooohh¦, enaakkknya Aneng, oooh¦, lezat sekali”, jerit wanita itu kegirangan sambil menelan habis cairan mani pemuda itu ke dalam mulutnya, bahkan belum puas dengan itu ia kembali meraih batang penis Edo dan menyedot keras batang kemaluannya dan menelan habis sisa-sisa cairan itu hingga Edo merasakan semua cairannya habis.
“Ooohh Bu dokter, ooohh dokter, Ane puas sekali bu”, kata Edo sembari merangkul tubuh sang dokter dan kembali berbaring di tempat tidur.
“Kamu kuat sekali Edo, sanggup membuat ibu keluar sampai dua kali, kamu benar-benar hebat dan pintar mainnya, ibu suka sekali sama kamu. Nggak pernah sebelumnya ibu merasakan kenikmatan seperti ini dengan suami ibu. Dia bahkan tak ada apa-apanya dibanding kamu”, seru sang dokter pada Edo sambil mencium dada pemuda itu.
“Ane juga benar-benar puas sekali, Bu. Ibu memberikan kenikmatan yang nggak pernah Ane rasakan sebelumnya. Sekarang Ane tahu bagaimana nikmatnya bercinta”, jawab Edo sekenanya sambil membalas ciuman dokter Miranti. Tangannya membelai halus permukaan buah dada sang dokter dan memilin-milin putingnya yang lembut.
“Tapi apakah ibu tidak merasa berdosa pada suami Ibu, kita sedang berselingkuh dan ibu punya keluarga”, sergah Edo sambil menatap wajah manis dokter Miranti.
“Apakah aku harus setia sampai mati sementara dia sekarang mungkin sedang asyik menikmati tubuh wanita-wanita lain?”.
“Benarkah?”.
“Aku pernah melihatnya sendiri, Do. Waktu itu kami sedang berlibur di Singapura bersama kedua anakku”, lanjut sang dokter memulai ceritanya pada Edo.
Cerita Porno
Edo hanya terdiam mendengar cerita dokter Miranti. Ia menceritakan bagaimana suaminya memperkosa seorang pelayan hotel tempat mereka menginap waktu ia dan anak-anaknya sedang berenang di kolam hotel itu. Betapa terkejutnya ia saat menemukan sang pelayan keluar dari kamarnya sambil menangis histeris dan terisak menceritakan semuanya pada manajer hotel itu dan dirinya sendiri.
“Kamu bisa bayangkan, Do. Betapa malunya ibu, sudah bertahan-tahun kami hidup bersama, dengan dua orang anak, masih saja dia berbuat seperti itu, dasar lelaki kurang ajar, bangsat dia itu…”, ceritanya pada Edo dengan muka sedih.
“Maaf kalau Ane mengungkap sisi buruk kehidupan ibu dan membuat ibu bersedih”.
“Tak apa, Do. Ini kenyataan kok”.
Dilihatnya sang dokter meneteskan air mata, “Ane tidak bermaksud menyinggung ibu, oh..”, Edo berusaha menenangkan perasaannya, ia memeluk tubuh sang dokter dan memberinya beberapa belaian mesra. Tak disangkanya dibalik kecantikan wajah dan ketenaran sang dokter ternyata wanita itu memiliki masalah keluarga yang begitu rumit.
“Tapi Ane yakin dengan tubuh dan wajah ibu yang cantik ini ibu bisa dapatkan semua yang ibu inginkan, apalagi dengan permaian ibu yang begitu nikmat seperti yang baru saja Ane rasakan, bu”, Kata Edo menghibur sang dokter.
“Ah kamu bisa aja, Do. Ibu kan sudah nggak muda lagi, umur ibu sekarang sudah empat puluh tiga tahun, lho?”.
“Tapi, Bu terus terang saja Ane lebih senang bercinta dengan wanita dewasa seperti ibu. Ane suka sekali bentuk tubuh ibu yang bongsor ini”, lanjut pemuda itu sambil memberikan ciuman di pipi sang dokter, ia mempererat pelukannya.
“Kamu mau pacaran sama ibu?”.
“Kenurut ibu apa yang kita lakukan sekarang ini bukannya selingkuh?”, tanya Edo.
“Kamu benar suka sama ibu?”.
“Benar, Bu. Sumpah Ane suka sama Ibu”, Edo mengecup bibir wanita itu.
“Oh Edo Aneng, ibu juga suka sekali sama kamu. Jangan bosan yah, Aneng?”.
“Nggak akan, bu. Ibu begitu cantik dan molek, masa sih Ane mau bosan. Ane sama sekali tidak tertarik pada gadis remaja atau yang seumur. Ibu benar-benar sesuai seperti yang Ane idam-idamkan selama ini. Ane selalu ingin bermain cinta dengan ibu-ibu istri pejabat. Tubuh dan goyang Bu dokter sudah membuat Ane benar-benar puas”.
“Mulai sekarang kamu boleh minta ini kapan saja kamu mau, Do. Ibu akan berikan padamu”, jawab sang dokter sambil meraba kemaluan Edo yang sudah tampak tertidur.
“Terima kasih, Bu. Ibu juga boleh pakai Ane kapan saja ibu suka”.
“Ibu Aneng kamu, Do”.
“Ane juga, Bu. oooh dokter Miranti¦”, desah pemuda itu kemudian merasakan penisnya teremas tangan sang dokter.
“Oooh Edo, Aneng..”, balas dokter Miranti menyebut namanya mesra.
Kembali mereka saling berangkulan mesra, tangan mereka meraih kemaluan masing-masing dan berusaha membangkitkan nafsu untuk kembali bercinta. Edo meraih pantat sang dokter dengan tangan kirinya, mulutnya menyedot bibir merah sang dokter. “Oooh dokter Miranti, Aneng¦, ooohh”, desah Edo merasakan penisnya yang mulai bangkit lagi merasakan remasan dan belaian lembut tangan sang dokter. Sementara tangan pemuda itu sendiri kini meraba permukaan kemaluan dokter Miranti yang mulai terasa basah lagi.
“ooohh¦, uuuhh Edo Aneng¦, nikmat.Aneng, ooohh Edo¦, Ibu pingin lagi, Do, ooohh¦, kita main lagi Aneng, ooohh”, desah manja dan menggairahkan terdengar dari mulut dokter Miranti.
“Uuuhh¦, Ane juga kepingin lagi Bu dokter, ooohh¦, Ibu cantik sekali, oooh¦, dokter Miranti Aneng, ooohh¦, remas terus penis Ane Bu, ooohh”.
“Ibu suka penis kamu Do, bentuknya panjang dan besar sekali. ooouuuhh¦, baru pertama ini ibu merasakan penis seperti ini”, suara desah dokter miranti memuji kemaluan Edo.
Begitu mereka tampak tak tahan lagi setelah melakukan pemanasan selama lima belas menit, lalu kembali keduanya terlibat permainan seks yang hebat sampai kira-kira pukul empat dini hari. Tak terasa oleh mereka waktu berlalu begitu cepat hingga membuat tenaga mereka terkuras habis. Dokter Miranti berhasil meraih kepuasan sebanyak empat kali sebelum kemudian Edo mengakhiri permainannya yang selalu lama dan membuat sang dokter kewalahan menghadapinya. Kejantanan pemuda itu memang tiada duanya. Ia mampu bertahan selama itu, tubuh sang dokter yang begitu membuatnya bernafsu itu digoyangnya dengan segala macam gaya yang ia pernah lihat dalam film porno. Semua di praktikkan Edo, dari doggie style sampai 69 ia lakukan dengan penuh nafsu. Mereka benar-benar mengumbar nafsu birahi itu dengan bebas. Tak satupun tempat di ruangan itu yang terlewat, dari tempat tidur, kamar mandi, bathtub, meja kerja, toilet sampai meja makan dan sofa di ruangan itu menjadi tempat pelampiasan nafsu seks mereka yang membara.
Akhirnya setelah melewati ronde demi ronde permainan itu mereka terkulai lemas saling mendekap setelah Edo mengalami ejakulasi bersamaan dengan orgasme dokter Miranti yang sudah empat kali itu. Dengan saling berpelukan mesra dan kemaluan Edo yang masih berada dalam liang vagina sang dokter, mereka tertidur pulas.
Malam itu benar-benar menjadi malam yang sangat indah bagi keduanya. Edo yang baru pertama kali merasakan kehangatan tubuh wanita itu benar-benar merasa puas. Dokter Miranti telah memberinya sebuah kenikmatan yang selama ini sangat ia dambakan. Bertahun-tahun lamanya ia bermimpi untuk dapat meniduri istri pejabat seperti wanita ini, kini dokter Miranti datang dengan sejuta kenikmatan yang ia berikan. Semalam suntuk penuh ia lampiaskan nafsu birahinya yang telah terpendam sedemikian lama itu di tubuh sang dokter, ia lupa segalanya. Edo tak dapat mengingat sudah berapa kali ia buat sang dokter meronta merasakan klimaks dari hubungan seks itu. Cairan maninya terasa habis ia tumpahkan, sebagian di mulut sang dokter dan sebagian lagi disiramkan di sekujur tubuh wanita itu.
Begitupun dengan dokter Miranti, baginya malam yang indah itu adalah malam pertama ia merasakan kenikmatan seksual yang sesungguhnya. Ia yang tak pernah sekalipun mengalami orgasme saat bermain dengan suaminya, kini merasakan sesuatu yang sangat hebat dan nikmat. Kemaluan Edo dengan ukuran super besar itu telah memberinya kenikmatan maha dahsyat yang takkan pernah ia lupakan. Belasan kali sudah Edo membuatnya meraih puncak kenikmatan senggama, tubuhnya seperti rontok menghadapi keperkasaan anak muda itu. Umur Edo yang separuh umurnya itu membuat suasana hatinya sangat bergairah. Bagaimana tidak, seorang pemuda tampan dan perkasa yang berumur jauh di bawahnya memberinya kenikmatan seks bagai seorang ksatria gagah perkasa. Ia sungguh-sungguh puas lahir batin sampai-sampai ia rasakan tubuhnya terkapar lemas dan tak mampu bergerak lagi, cairan kelaminnya yang terus mengucur tiada henti saat permainan cinta itu berlangsung membuat vaginanya terasa kering. Namun sekali lagi, ia merasa puas, sepuas-puasnya.
Sejak saat itu, dokter Miranti menjalin hubungan gelap dengan dengan Edo. Kehidupan mereka kini penuh dengan kebahagiaan cinta yang mereka raih dari kencan-kencan rahasia yang selalu dilakukan kedua orang itu saat suami dokter Miranti tidak di rumah. Di hotel, di apartement Edo atau bahkan di rumah sang dokter mereka lakukan perselingkuhan yang selalu diwarnai oleh hubungan seks yang seru tak pernah mereka lewatkan.

Terlampiaskan sudah nafsu seks dan dendam pada diri mereka masing-masing. Dokter Miranti tak lagi mempermasalahkan suaminya yang doyan perempuan itu. Ia bahkan tak pernah lagi mau melayani nafsu birahi suaminya dengan serius. Setiap kali lelaki itu memintanya untuk bercinta ia hanya melayaninya setengah hati. Tak ia hiraukan lagi apakah suaminya puas dengan permainan itu, ia hanya memberikan pelayanan sekedarnya sampai lelaki botak dan berperut besar itu mengeluarkan cairan kelaminnya dalam waktu singkat kurang dari tiga menit. Ingin rasanya dokter Miranti meludahi muka suaminya, lelaki tak tahu malu yang hanya mengandalkan uang dan kekuasaan. Yang dengan sewenang-wenang membeli kewanitaan orang dengan uangnya. Lelaki itu tak pernah menyangka bahwa istrinya telah jatuh ke tangan seorang pemuda perkasa yang jauh melebihi dirinya. Ia benar-benar tertipu.

Kejadian perampokan di Bank saat tutup bulan menjadi pengalaman yang di alamai oleh CS yang bernama Kirana, dia menyimpan rahasia kepada suaminya saatterjadi perampokan tersebut, suami Kirana seorang pengusaha dimana menganggapkejadian itu hanya kejadia biasa karena sudah diatasi oleh pihak kepolisian.
Lima orang lelaki perbusana serba hitam ditutup jaket kulit hitam tiba-tiba masuk ke ruang tunggu dan langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan sebuah laras panjang.
Memberi Kenikmatan Perampok
“Jangan ada yang bergerak.. semuanya diam, jangan membuat tindakan ceroboh atau kepala kalian akan pecah,” teriak seorang lelaki yang memimpin.
Ini perampokan, pikir Aris. Suasana sempat kacau penuh teriakan dan para nasabah berhamburan, Aris mengikuti beberapa nasabah yang lari ke lantai dua.
Cerita Sex
Kawanan rampok itu kemudian menyebar, dua orang masuk ke sisi kasir, sedangkan tiga lainnya sibuk mengacungkan senjata ke nasabah. Seorang lainnya mengejar nasabah yang lari ke lantai dua.
Aris dan enam nasabah dilantai dua tak berkutik ditodong senjata, mulit mereka ditempel lakban, sementara para nasabah di lantai dasar juga sudah sepi tak berani bersuara.
Kawanan rampok mengikat para nasabah. Ada yang tiga menjadi satu, ada yang dua menjadi satu, dan semua mulut mereka ditempel lakban.
Dari balkon dalam lantai dua, bisa melihat semua di lantai satu, tapi ia mendadak khawatir karena tidak melihat Kirana istrinya.
Seorang perampok menjaga di pintu, satpam yang berjaga di meja dalam juga tidak terlihat, hanya pakaiannya tergeletak di lantai, mungkin ia ditelanjangi rampok.
Cerita Sex
Dua kawanan rampok naik ke lantai dua untuk memeriksa letak brangkas diantar seorang wanita kasir yang ditodong pistol.
Aris mencoba bergeser ke ujung balkon, ia mencari Kritin.Aris lega, ternyata Kirana berada di sebuah lorong sempit menuju toilet. Aris meihatnya terikat menjadi satu dengan seorang lelaki tegap, ia pasti satpam bank, karena hanya mengenakan celana kolor dan kaos dalam.
Tubuh Kirana dan satpam itu terikat menyatu berhadapan dilakban melingkar dibagian pinggang dan dada. Tangan mereka juga diikat lakban ke belakang. Keduanya berbaring dilorong menyamping berhadapan, mulut masing-masing juga tertutup lakban.
Dalam suasana tegang itu, Aris melihat satpam dan Kirana terus berusaha melepas ikatan mereka dengan cara bergerak terus bersamaan untuk melonggarkan lilitan lakban.
Perampokan berjalan hampir satu jam, sampai akhirnya kawanan rampok berhasil kabur membawa jarahannya. Aris bersyukur, Kirana dan satpam bank akhirnya terlepas dari ikatan. Si satpam kemudian membantu nasabah lainnya sementara Kirana membuak ikatan Aris.
“Untung kita nggak diapa-apakan ya ma..,” kata Aris merangkul istrinya. Mereka kemudian pulang.
Bagi Kirana, perampokan di bank itu menimbulkan trauma sesaat tetapi berakhir dengan sensasi seks yang selama ini tak pernah ia bayangkan.
Terikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan lelaki lain membuat Kirana risih bukan kepalang, apalagi si lelaki hanya mengenakan kaos dalam dan celana kolor. Tapi perasaan itu terkubur lantaran takut yang dirasakannya melihat kawanan rampok bersenjata itu.
Sekitar tiga menit berbaring berhadapan seperti itu, Kirana melihat lelaki di depannya berhasil membuka lakban di mulutnya setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.
“Tenang bu.. saya Fredo satpam di bank ini. Maaf pakaian saya tadi dilucuti rampok. Sepertinya sekarang mereka sedang membongkar brangkas dan tak mungkin kembali ke mari, ayo kita berusaha lepaskan ikatan ini bersama ya..,” kata satpam Fredo. Kirana mengangguk saja dan berharap upaya mereka berhasil.
Cerita Sex
Fredo kemudian melepaskan lakban di mulut Kirana dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Kirana sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.
“Terus bagaimana caranya,” tanya Kirana menanyakan cara mereka melepaskan ikatan lakban di tubuh. Sepertinya sulit karena masing-masing tangan mereka terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.
Fredo lalu menjelaskan pada Kirana bahwa sifat karet pada lakban dapat digunakan sebagai kesempatan mereka lolos dari ikatan. Caranya dengan terus bergerak agar lakban menjadi molor dan longar elastis.
“Kita masih punya kaki yang bebas bu. Saya akan membalik badan dan ibu harus berusaha berposisi di atas saya. Setelah itu kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya… mungkin akan berhasil,” kata Fredo. Ia segera mengubah posisi mereka dari yang sebelumnya berbaring miring berhadapan, menjadi saling tindih, Kirana berada di atas. Ini dilakukan Fredo agar Kristis tidak merasa berat jika Fredo yang berada di atas, sebab bobot Fredo yang tinggi besar tentu akan menyesah Kirana bila tertindih.
Cerita Sex
Posisi Kirana sudah di atas tubuh Fredo. Ia menuruti perintah Fredo dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh Fredo dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Kirana menjejakkan kaki secara maksimal mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki Fredo di bawah kakinya.
Kirana terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, rok Kirana naik sampai bongkahan pantatnya terlihat. Tapi tak apa, pikir Kirana, demi usahanya menjejak kaki ke lantai. Lagi pula Fredo tak mungkin melihat pantatnya karena ia berada di bawah Kirana.
“Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya,” Fredo berbisik pada Kirana. Entah mengapa kata-kata “goyang” yang dibisikan Fredo membuat Kirana risih. Ia baru sadar gerakannya berusaha melepas ikatan terkesan menjadi gerakan yang erotis.
Ia juga baru sadar kalau sejak tadi payudara 36Dnya terus menggerus dada Fredo, dan gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh keduanya mulai mempengaruhi libido Kirana.
“Astaga.., bang Fredo. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong bang, abang nggak boleh terangsang.. ini dalam perampokan..,” Kirana berbisik balik ke Fredo saat merasakan sesuatu benda mengeras hangat terasa di bawah pusar Kirana. Penis Fredo rupanya ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan tubuh Kirana.
“Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu.. sebelum perampok itu kembali ke mari,” Fredo agak gugup dan malu menyadari Kirana mengetahui penisnya mulai bangun.
“Ya sudah.. nggak apa-apa, asal bang Fredo jangan macam-macam ya..,” kata Kirana. Ia sadar tak bisa menyalahkan Fredo. Dan lagi benar apa Fredo bahwa itu sangat alami dan Kirana juga merasakan hal yang sama, ada kenikmatan menjalari tubuhnya setiap kali gerakan bergesek ia lakukan.
Cerita Sex
Pikirnya, perampokan bank yang menyebabkan mereka berdua berada dalam posisi terikat seperti itu, dan mereka harus bersama kompak melepaskan ikatan tersebut.
Kirana kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh Fredo dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.
Bagian perut Kirana sudah bisa menjangkau perut Fredo bagian atas, Kirana berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.
“Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya..,” suara Fredo semakin parau. Tubuh Kirana yang terdorong ke atas membuat penis Fredo kehilangan sentuhan, sebab selangkangan Kirana kini sudah diatas melewati ujung penisnya.
Kirana setuju dengan Fredo, mungkin gerakan harus kembali ke bawah lalu kembali lagi ke atas sehingga ikatan lakban makin molor elastis.
Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Kirana justru membuat keadaan mereka berdua berubah. Pikiran masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.
“Enghhh..,” Kirana melenguh kecil. Ia merasakan ujung penis Fredo menyentuh CD yang dipakainya. Panis Fredo yang sudah sangat tegang terdoring keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot. Kini, setiap gerakan Krsitin membuat koneksi ujung penis Fredo kian terasa mendorong-dorong CD Kirana. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Kirana yang terhalang CD.
Cerita Sex
Kirana terus berupaya memecah pikirannya agar tetap konssntrasi beregerak demi melepas ikatan lakban, tapi semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuah gairah seksualnya terdongkrak naik. Lama-lama ia merasakan Cdnya membasah oleh cairan vaginannya sendiri. Apalagi, dari bawah Fredo juga terus bergerak berusaha melepaskan ikatan lakban ditanganya yang tertindih ke belakang. Hal ini membuat erotisme tersendiri dirasakan Kirana.
“Enghh.. ahhss..,” Kirana mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis Fredo mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Kirana merasakan kepala penis Fredo sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.
“Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih..,” Fredo terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya. Tapi ia juga merasakan penisnya sudah menyentuh kulit vagina Kirana secara langsung, karena sisi CD Kirana yang membasah tergeser ke samping.
Kirana berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis Fredo. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban justru mengancing posisi itu, Kirana tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.
Cerita Sex
Kirana mulai putus asa. Ia harus bisa lebih cepat melepaskan ikatan lakban itu sebelum penis Fredo mengakses lebih jauh vaginanya. Pikiran sadarnya masih berjalan dan menyadari sesaat lagi ia akan disetubuhi Fredo, dalam keadaan terpaksa begitu.
Konsentrasi Kirana gagal. Gerakan Fredo dari bawah membuat kepala penisnya mulai masuk membelah bibir vagina Kirana.
“Ough..,” Fredo tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penisnya menguak bibir vagina Kirana. Ia terus bergerak berusaha melepas ikatan ditangannya yang tertindih tubuh, tapi setiap gerakannya membuat kepala penisnya mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Kirana.
Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada Kirana, ia masih berusaha diam diatas tubuh Fredo sampai ada kesempatan menjejak kaki agar vaginanya menjauh dari penis Fredo. Kirana akhirnya berspekulasi. Sekali gerakan ke bawah, lalu sekuat tenaga menjejak kaki ke lantai tentu akan membantunya menjauhkan vaginanya dari penis Fredo.
“Enghhsshh.. ahh.., bang jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi bang, saya wanita bersuami dan abang pasti sudah beristri kan?.” kata Kirana, wajahnya bersemu merah. Tubuh dan wajah Kirana serta kulitnya yang putih mirip dengan artis Mona Ratuliu.
“Iya bu.. saya juga pikir begitu. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama ikatan ini..,” jawab Fredo, ia juga menjadi serba salah dengan posisi itu.
“Oke bang.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu abang bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini..,” kata Kirana dengan nafas berat.
“Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan dilaporkan ke atasan saya apalagi polisi bu. Kalau kontol saya masuk ke pepek ibu.. nanti saya dibilang memperkosa,” Fredo polos ketakutan.
“Hnnggaak bang.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau abang.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang abang diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm… enghhmmmpp… ahssstt banngghh… ahhhkksss,” Kirana mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis Fredo menelan setengah penis itu.
Cerita Sex
Fredo agak hitam kulitnya, tapi wajahnya manis seperti artis Anjasmara, dan badannya kekar. Penis Fredo dirasakan Kirana lebih besar dan padat dari penis Aris suaminya. Kirana merasakan sensasi nikmat saat kepala penis Fredo terbenam di vaginanya.
“Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas,” Fredo khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Kirana.
“Iya bang.. hmmmpphh aahhss… banghhsss.. emmpphh.. ahssss,” Kirana berusaha menjejak kaki ke lantai agar tuuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang mereka membuat Kirana tak mungkin menaikkan tubuhnya.
“Akhhss.. bangghh.. gimana inihh.. ahsss..,” Kirana kembali diam tak bergerak, separuh penis Fredo yang dirasanya mebuat nafasnya semakin berat.
“Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh,” Fredo mengangkat pinggulnya dan pantatnya menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban. Peluh sudah membasahi tubuh keduanya.
Fredo melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantatnya yang terangkat menjauh dari lantai membuat akses penisnya masuk lebih dalam ke vagina Kirana. Kirana sudah pecah konsentrasi, kini pikirannya hanya merasakan kenikmatan separuh penis Fredo yang keluar masuk perlahan ke vaginanya mengikuti gerakan pinggul Fredo.
“Akhhss bangghhss ouhh.. akhhh.. ahkkk… enghhhmm,” Kirana semakin mendesah, kini pinggul Kirana melayani gerakan Fredo, ia malah berusaha agar penis Fredo terasa lebih dalam di vaginanya.
Tangan Fredo sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido yang sudah tinggi membuat Fredo bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak kancing-kancing baju Kirana dan meremasi payudara Kirana.
“Emmphhh… banghhsss emmphhhhsss,” Kirana semakin hilang kendali diperlakukan seperti itu, kini bibirnya menyambut bibir Fredo, mereka berkecupan sangat dalam dan cukup lama.
Fredo meloloskan susu Kirana dari Bra-nya dan mulai menghisapi payudara Kirana, lalu kedua tangannya mengarah ke bawah dan mengamit sisi CD Kirana agar penisnya mengakses jauh vagina Kirana. Saat itu penisnya sudah bisa masuk utuh ke vagina Kirana, tangannya menekan dan meremasi pantan Kirana membuat Kirana semakin mendesis.
“Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg,” Fredo bertanya sambil menahan kenikmatan digenjot Kirana. Ya pinggul Kirana sudah cukup lama menggenjot Fredo membuat penis Fredo bebas keluar masuk ke vagina Kirana.
“Akhh banghh… sshh.. terserah abanghhh sekaranghhh.. ouhss..,” Kirana sudah sangat melayang merasakan kenikmatan penis Fredo, apalagi rangsangan Fredo secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.
“Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss..,” Fredo kemudian melepaskan ikatan tangan Kirana tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.
“Iyaahh banghh.. terusinnn duluhh… akhhsss.. ouhh…,” tangan Kirana yang sudah bebas langsung merangkul leher Fredo dan keduanya kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Kirana semakin liar.
Cerita Sex
Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, Fredo membalik tubuh Kirana sehingga kini Kirana ditindihnya. Ia lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Kirana secara utuh. Cairan vagina Kirana menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan dengan pangkal penis Fredo.
Kirana merasakan gerakan Fredo makin keras dan makin cepat mengakses vaginanya, kenimatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga bongkahan pantatnya. Ia mengimbangi gerakan Fredo dengan menggoyang pinggulnya.
“Oughh.. banghhhss… akhhsss.. sayaahhh banhgg… akhhhsss say..ah.. sampaaiiihhh bangghhsss… ouhhhggg…,” Kirana merasakan klimaksnya memuncak, pertahanannya bobol dihantam penis Fredo yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.
“Aghh… ahhh… yehh… buhhh… akhhsss uhhh…mmmpphhh..,” Fredo membenamkan seluruh penisnya ke vagina Kirana dan melepas spermanya menyembur dinding rahim Kirana sambil bibirnya langsung melumat bibir Kirana. Tubuh keduanya seakan menegang bersamaan mencapi klimaks seksual.
Beberapa saat setelah itu, Fredo lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang mereka. Mereka berdua lalu merapihkan busana masing-masing. Perampokan baru saja usai, dan kawanan perampok sudah meninggalkan bank dengan barang jarahannya.
“Emm.. bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf… engg..,”
“Sudah.. sudah bang. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf..,” Kirana memotong pembicaraan Fredo. Keduanya lalu berkenalan lebih jauh dan berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara mereka berdua.

Keduanya lalu berpisah, Fredo menolong membebaskan nasabah bank di ruang tunggu, sementara Kirana mencari Aris suaminya yang terikat di lantai dua. Kirana menjaga rahasia bahwa apa yang dilihat Aris dari lantai dua tak seperti yang sesungguhnya terjadi dan dinikmati olehnya.

Seorang dokter wanita muda keturunan Tionghoa menceramahi Ricco begitu ia masuk ke dalam kamar periksa. Ricco yang merasakan badannya masih sakit, berjalan terpincang hanya bisa diam tidak menjawab.
“Saya perhatikan cuma kalian anak-anak muda asli daerah sini saja yang suka balapan liar. Apa udah gak sayang sama nyawa kalian..?
Dokter muda itu masih terus berceloteh. Ricco berusaha tetap cool dengan celotehan pedas itu. Kalau diikutkan perasaan, hatinya memang panas dihina bergitu. Tapi karena badannya sakit dan lutut serta sikutnya tengah dibalut dengan perban karena terjatuh dari motor maka dia mengambil sikap diam.
Pemerkosaan Dokter Belagu
Ricco teringat peristiwa malam tadi saat dia dan teman-temannya berlomba balapan motor liar di jalanan malam kota. Nasibnya malang karena tergelincir di tikungan dan badannya terhempas ke jalan aspal yang keras. Badan, lutut dan sikunya memar serta mengeluarkan banyak darah. Nasib baik helm yang dipakainya tidak terlepas tetap melindungi kepalanya, kalau tidak kepalanya mungkin bisa bocor.
Cerita Sex
Ricco memilih untuk mendapat perawatan di sebuah klinik dokter umum. Dia enggan ke rumah sakit karena para suster di sana pasti akan menyindir hobinya itu. Tapi tak disangkanya, di klinik dokter umum ini pun sang dokter meyinggung-nyinggung hobinya itu. Dokter keturunan cina muda itu sungguh cantik dan Toge.. yupzz bahkan toket gedenya teramat sangat masih kenceng, maklumlah mungkin dia masih perawan. Dokter ini pantas jadi seorang model, fikir Ricco.
“Duduk, anda sakit apa?” Tanya dokter muda itu.
Ricco berjalan perlahan sambil memandang ke dinding di belakang dokter yang memakai baju dokter warna putih. Di dalam sebuah figura terlihat ijazah dokter ini. Dr. Sinta Angeline Chie.
“Saya sakit di sini dokter,” jawab Ricco malu sambil menunjukkan selangkangannya.
“Memangnya kenapa?” tanya sang dokter.
“Terjepit resleting dokter,” jawab Ricco terputus-putus menahan malu.
“Coba anda buka celananya dan berbaring di sana,” sambil tangannya menunjukkan sebuah tempat tidur kecil yang dijadikan tempat pemeriksaan.
Ricco membuka celana yang dipakainya dan berbaring di tempat tidur pemeriksaan seperti yang diarahkan oleh si dokter Tionghoa tersebut.
Dr. Sinta memeriksa sambil memegangi batang kontol Ricco dengan tangannya yang terbungkus sarung tangan karet.
“Ini salah kamu sendiri. Kalau saja kamu tidak membuang kulit yang membungkusi kepala penismu ini tentu tidak akan begini jadinya.” Dr. Sinta bersuara sambil mengelusi kepala licin kontol Ricco yang lecet.
Cerita Sex
Ricco berfikir. Salahkah aku karena aku disunat. Dokter cina ini menyalahkan aku karena kulit kulupku telah dibuang.
“Anda tak tau kan, kulit kulup berfungsi untuk melindungi kepala penis. Kalau kulupnya dibuang itu emangnya untuk apa?” Dr. Sinta masih mengomel.
“Saya suka perempuan-perempuan kalian, kepala mereka ditutup dengan baik. Tapi saya tak suka penis kalian, kulit penutup kepala malah dibuang.”
Ricco sungguh geram saat kontolnya dihina seperti itu oleh sang dokter. Namun perasaan marahnya tidak ditunjukkan karena lukanya sedang diperiksa. Kalau gak bisa nahan emosi udah diterjang dokter cina itu. Malunya semakin menjadi saat sang asisten dokter tersebut senyum-senyum ketika Dr. Sinta terus-terusan mengomel.
“Susi! Kalau Suami kamu disunat gak?”
“Enggak, dokter,” jawab Susi yang tampak dari penampilannya berasal dari Papua.
“Kamu suka yang disunat atau gak disunat?” tanya Dr. Sinta lagi.
“Saya tak permasalahkan itu dokter. Asalkan kontol itu bisa bangun cukup keras dan bisa memuaskan saya.” Jawab Susi ringan.
Ricco geram. Dokter ni mau mengobatinya yang lagi kesakitan ini atau malah mau mengobrol dengan asistennya.
“Saya kalau nikah nanti mau pilih yang tak disunat,” Dr. Sinta berceloteh tanpa rasa malu kepada Ricco yang sedang dirawatnya. Atau dokter amoy ini memang sengaja ingin memojokkan Ricco.
“Kalau ternyata dia disunat lalu bagaimana dokter?” tanya Susi.
“Sebelum dinikahi, saya pasti akan periksa kontolnya terlebih dulu. Saya perlu uji keperkasaannya.”
“Dokter tak masalah kalau nanti saat malam pertama dokter sudah tidak virgin lagi?”
“Sekarang pun saya sudah tak virgin.” Oceh mulut tipis dokter muda itu.
Ricco hanya diam saja di atas ranjang pemeriksaan. Perasaan geramnya masih bersisa. Rasa malu dan terhina muncul sepanjang dokter bermata sipit itu berceloteh menganggap rendah kontol miliknya. Sang dokter terus menyapu cairan obat ke bagian kepala kontol yang terluka. Ricco merasa pedih ketika obat diusapkan. Sensasi geli juga ada ketika kapas obat merayap di kepala kontolnya.
“Okay, dah selesai. kontolmu ini berukuran kecil sekali. Tak ada perempuan yang suka.” Sempat pula dokter muda ini menyepet Ricco dengan sinis.
Cerita Sex
Emosi Ricco kembali tersulut bara api. Ngomongnya sih pelan tapi dalem… Mungkin kalau dia tidak sedang sakit waktu itu juga dokter cina itu akan diperkosanya. Kata-kata dokter tersebut melukai perasaannya. Ricco merasa terhina.
“Aku merasa terhina dengan dokter haram sialan itu.” Ricco menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Reza kawannya seminggu setelah pemeriksaan.
“Lalu sekarang kamu mau ngapain?” tanya Reza.
“Aku mau balas dendam, biar dia rasakan batang kontolku ni,” Ricco masih menyimpan amarah.
“Kau mau ikut aku?” tanya Ricco.
“Bolehlah, aku ingin menjajal liang bool tuh amoy.”
Jam sepuluh malam itu Ricco dan Reza sedang menunggu di depan klinik Dr. Sinta. Satu persatu asisten dokter tersebut meninggalkan klinik. Sepuluh menit mengamati munculah Dr. Sinta. Dia sedang memegangi kunci untuk menutup kliniknya. Lalu dengan cepat Ricco dan Reza menerobos dan memegangi sang dokter muda dari belakang. Sambil mulutnya dibekap badan dokter tersebut didorong masuk ke dalam klinik.
Pemerkosaan Dokter Belagu
Ricco dibantu Reza menarik dokter amoy tersebut ke dalam ruang periksa pasien. Lampu dinyalakan terang dan dokter tersebut dibaringkan di atas tempat tidur untuk memeriksa pasien. Ricco mengeluarkan pisau kecil yang disimpan dalam sakunya dan ujungnya dirapatkan ke pipi licin sang dokter.
“Kalau kamu menjerit pisau ini akan menoreh pipimu yang cantik ini.” Ricco memberi ancaman kepada Dr. Sinta.
“Kalau mau selamat ikuti saja perintah kami,” sambung Reza.
Dengan penuh ketakutan Dr. Sinta mengikuti saja ancaman mereka tanpa berupaya melawan. Dua orang pria lokal yang berbadan kekar ini bisa melakukan apapun kepada dirinya. Ricco memegang erat paha Dr. Sinta yang memakai rok pendek berwarna hitam. Dr. Sinta hanya memejamkan matanya saat kancing bajunya di copot satu persatu .. hingga tampaklah toket gede dokter amoy itu.
Lalu rok mininya yang berwarna hitam diangkat jemari Ricco keatas. Airmata mulai jatuh keluar dari kelopak matanya saat Ricco kemudian menanggalkan rok yang dipakainya itu sehingga menampilkan paha dan batang kakinya yang amat putih namun memeknya masih di bungkus celana dalam berwarna cream. Ricco menjilati paha dokter amoy itu karena terangsang menikmati pemandangan indah di hadapannya.
“Minggu lalu kau menghina burungku. Kau bilang burung bersunat buruk rupa. Kau bilang lagi burungku kecil, tak ada perempuan mau. Sekarang aku mau kau rasakan burung milikku ini.”
Dengan perasaan yang masih takut Dr. Sinta mulia teringat pada lelaki di hadapannya. Dr. Sinta masih ingat pemuda yang mengangkang dan dirawatnya disini karena kepala penisnya terjepit resleting. Dr. Sinta lalu mulai menyesal kerana telah menghina pemuda ini. Tak disangkanya pemuda ini berdendam kepadanya.
Cerita Sex
Lalu Dokter sinta disuruh berdiri, setelah berdiri di doronglah dokter sinta ke tembok, hingga ia terpojok di tembok itu setelah itu dibukalah baju dinas dokter Sinta yang berwarna putih itu… dan kini dokter sinta hanya mengenakan Celana Dalamnya yang berwarna cream, dia hanya bisa pasrah bersender di tembok sambil menutup mukanya.
Kenudian dokter sinta kembali di baringkan di tempat tidur tadi dan Akhirnya hanya celana dalam Dr. Sinta yang berwarna cream itu yang menutupi tubuh mulusnya. Ricco pun menciumi dari ujung kaki hingga sampai ke celana dalam Dr. Sinta.
Mengeliat-geliat lah Dr. Sinta diperlakukan begitu. Ricco kemudian menarik turun celana dalam Dr. Sinta dan menampakkan gundukan memek putih yang tertutupi dengan bulu-bulu halus warna hitam dan amat mennggairahkan.
Ricco pun terus mengarahkan mukanya ke celah belahan memek dari Dr. Sinta dan menjilat-jilatnya dengan penuh nafsu. Mengeliat-ngeliat Dr. Sinta diperlakukan begitu. Memeknya terasa geli dijilati Ricco. Walau pun tanpa kerelaan tapi lidah Ricco yang menyiksa kelentitnya membuat nafsunya membara juga. Sambil menjilat memek Dr. Sinta, tangan Ricco tak henti-henti meraba-raba paha dan seluruh tubuh Dr. Sinta. Dr. Sinta menjerit-jerit kecil disaat Ricco menghisap biji kelentitnya yang terasa nikmat. Terangkat-angkat pantat Dr. Sinta menahan cobaan tapi nikmat.
Ricco tak peduli dengan memek si perempuan sipit yang bau Air kencing itu. Mungkin Dr. Sinta tak mencuci memeknya sehabis kencing. Ricco mulai mengganas dan ingin menggarap bagian atas tubuh Dr. Sinta juga.
Bibir Dr. Sinta kini menjadi mangsa ciuman Ricco dan jari-jemarinya meremas buah dada toge nan padat milik Dr. Sinta. Kelihatan pipi Dr. Sinta yang lembut dan putih itu berubah menjadi kemerah-merahan kelika Ricco semakin mengganas. Ricco mulai membuka pakaian dan celana jeansnya. Ricco pun menanggalkan celana dalamnya dan mengeluarkan batang kontolnya yang telah lama mengeras. Batang kontol sepanjang enam inci itu mengganguk-angguk menunggu mangsanya.
“Jangan… tolong jangan lanjutkan…, saya minta maaf,” kata Dr. Sinta memohon belas kasihan.
“Sudah terlambat kau minta maaf. Sekarang kau rasakanlah kontol yang sudah disunat ku ni.” Ricco tertawa kecil.
Pemerkosaan Dokter Belagu
Ricco mengurut batang kontolnya. Helm bulat warna coklat tua itu mengkilat. Sengaja didekatkan ke muka amoy cantik itu… Dr. Sinta tak menyangka batang penis kecil dan pendek waktu dia periksa minggu lalu dapat tumbuh hingga sebesar itu.
“Sekali kau mencoba kontolku yang udah disunat ini, kamu akan ketagihan. Rasakan sensasi dan kenikmatannya.”
Ricco terus mengangkangkan Dr. Sinta yang tidak berdaya itu lalu kelihatan lubang memeknya terbuka lebar dan siap untuk digarapnya. Ricco tidak menunggu lama lagi.. yogapun menusukkan batang kontol yang pernah dihina sang dokter cina ke dalam liang memek Dr. Sinta yang masih sempit itu. Ricco merasakan kenikmatan yang tidak terhingga ketika batang penisnya masuk menerobos ke dalam memek si amoy. Dr. Sinta hanya menutupi mukanya. “Jleb-jleb-jleb” blebes .. bunyi memek milik Dr. Sinta digenjoti Ricco dengan penuh nafsu.
Cerita Sex
Reza yang tadinya hanya menonton mulai beraksi karena nafsunya juga ikut membahana badai, selain itu karena reza juga sering membuka situs bokepdo, jadi nafsunya semakin beringas. Toket milik wanita cina yang sintal itu diremas-remasinya.
Ketiak licin dokter amoy itu dicium dan dihirupinya. Cukup wangi ketiak dokter muda ini. Dr. Sinta kegelian saat lidah Reza mulai bolak-balik di kulit ketiaknya yang licin.
Ricco meneruskan aksinya. Batang kontolnya ditarik dari lubang memek Dr. Sinta. Diangkatnya badan dokter muda itu dan diletakkan di lantai. Diarahkan dokter amoy itu supaya merangkak. Kontolnya yang basah dengan lendir memek Dr. Sinta didorongnya masuk dari belakang. Dr. Sinta hanya mampu mengerang. Terayun-ayun toketnya yang tergantung. kini mereka melakukan Doggy style
Reza yang mengamati saja tingkah laku Ricco dan Dr. Sinta tak dapat lagi menahan nafsunya. Celananya dipelorotkan dan kontol miliknya yang sedikit lebih besar dengan milik Ricco berdiri menegang dengan keras. Kontol itu dipaksakankan masuk ke mulut Dr. Sinta.
“Sekarang hisap juga kontol yang udah sunat milikku. Nanti tentu kau akan merasakan enaknya,” usik Reza sambil mengarahkan kontolnya yang besar dan panjang itu ke muka Dr. Sinta. Dr. Sinta hanya mampu melihat tanpa berani melawan.
“Buka mulutmu dan sedotilah, tunggu apa lagi,” perintah Reza dengan suara keras.
Dr. Sinta membuka mulut tanpa daya dan mulai mengecapi kepala licin bentuk helm jerman menerobos ke mulutnya. Dr. Sinta menghisap dan mengemut batang kontol yang besar hingga Reza mengerang-ngerang keenakan.
Lama-kelamaan Dr. Sinta telah keletihan dan hanya mampu menuruti saja perlakuan Ricco dan Reza kehadapnya. Akhirnya Dr. Sinta tidak mampu bertahan lagi dengan genjotan dari kontol Ricco dan dia pun telah basah berkeringat karena hampir klimaks. Mata Dr. Sinta kelihatan amat kuyu dan keletihan sementara buah dadanya menegang tajam karena merasakan orgasme yang amat hebat, maklumlah kali pertama baginya dientot oleh lelaki yang bersunat. konto yang sebelumnya dianggapnya tidak menarik ternyata terasa sungguh hebat.
Akhirnya Dr. Sinta klimaks dan air juice memeknya keluar juga dengan banyaknya dan kelihatan meleleh pada liang memeknya. Kali pertama Dr. Sinta mendapat orgasme dari persetubuhannya dengan penis yang udah disunat. Sebelumnya teman lelakinya yang masih berkulup yang melayaninya ngentot. Mengerang hebat si amoy cantik saat dia mengalami klimaks. Menggigil badannya merasakan kenikmatan yang amat sangat.
Ricco juga turut orgasme menyusul sang dokter saat melihat amoy muda yang cantik yang digenjotnya itu klimaks dan dia meraung kuat dalam orgasme sambil menembak-nembakkan air kejantannya ke dalam liang memek Dr. Sinta. Perempuan cina itu dapat merasakan cairan panas menerpa kencang ke rongga rahimnya. Pangkal rahimnya terkemut-kemut menyedot benih pria pribumi yang amat banyak. Mungkin dua buah zakar punya Ricco ngecrot disana mengosongkan seluruh amunisinya.
Cerita Sex
Reza juga tak tertahan lagi saat mulut mungil yang hangat itu membelai batang penisnya. Reza yang belum pernah merasakan kengahatan dari perempuan tak dapat bertahan lama dan menembakkan air maninya ke dalam mulut Dr. Sinta. Dr. Sinta dengan lemah menelan semua mani dari kontol Reza. Terasa anyir tapi ditelan juga.
“Sekarang kau nikmati kontol yang kau hina. Kau bilang tak ingin kontol yang sunat. bagaimana rasanya?”
“Enaak..” Dr. Sinta menjawab dengan perasaan malu.
Sekarang Dr. Sinta mengakui batang penis pria lokal milik dua orang ini lebih nikmat dari batang teman lelakinya. Dia telah salah sangka. Dan dia merasa bersalah karena menghina kontol lelaki ini. Tapi bila dipikirkan ada pula hikmahnya. Dia dapat menikmati batang penis yang dipotong kulit penutupnya. Rasanya juga nikmat. Dr. Sinta mulai berpikir untuk menyuruh teman lelakinya dikhitan juga.
Reza dan Ricco mengenakan pakaian dan meninggalkan dokter cina tersebut terbaring kecapekan di lantai.
“Tak sempat aku merasakan memeknya amoy. Hisapannya pasti dahsyat, aku sudah tak tahan.” Reza mengeluh perlahan.
“Kau jangan sedih. Minggu depan kita garap lagi dokter cina tu.”
Ricco dan Reza tertawa berderai dalam mobil. Ricco dan Reza membuat rencana mereka selanjutnya. Apalagi Reza bersikukuh ingin menikmati juga memek milik amoy yang cantik itu. Kali ini mereka akan mengajak seorang teman dekat mereka yang juga ingin merasai memek amoy yang ketat itu. Maklum saja dua orang jejaka jones ini belum pernah merasai nikmatnya ngentot. Hanya nyabun dan coli saja yang mereka tahu, itupun sudah terasa nikmat yang tak terhingga.
Dua tahun yang lalu aku dan Lily bertamasya ke Disney World di Orlando, Amerika Serikat. Karena keuangan yang agak pas-pasan, kami membeli tiket pesawat dari perusahaan penerbangan yang lebih murah. Pilihan kami jatuh pada Malaysia Airline
(selain murah, pada saat itu sedang ada harga promosi).
Pemerkosaan Cowok Bule
Semua perencanaan terlihat begitu baik. Kami berangkat dari Jakarta sekitar jam 7 malam. Sesuai jadwal yang telah diberitahukan, kami transit selama 1 jam di Kuala Lumpur untuk melanjutkan ke penerbangan selanjutnya langsung ke bandara John F Kennedy (JFK) di New York .
Itu yang kami tahu. Akan tetapi pada kenyataannya kami harus transit sekali lagi di Dubai (Arab). Aku sempat kecewa karena kami tidak diberitahukan akan hal ini sebelumnya. Aku sempat menanyakan tempat transit mana saja yang akan kami jalani pada perusahaan travel tempat kami memesan tiket namun mereka mengatakan bahwa kami hanya transit satu kali di Kuala Lumpur .
Aku sempat mengira kami telah salah naik pesawat karena persinggahan pesawat kami di Dubai itu. Setelah mengetahui kapal yang kami naiki benar-benar menuju ke New York , kami hanya pasrah saja.
Pemeriksaan yang bertele-tele di bandara Dubai sungguh melelahkan. Kami harus mengantri sekitar 1 jam untuk melewati pemeriksaan bagasi saja.
Setelah barang-barang bawaan kami melewati alat sensor, seorang petugas menghampiri tas koper istri saya dan berseru dengan suara agak keras untuk menanyakan siapa pemilik koper tersebut. Istri saya maju dan mengatakan kepadanya bahwa tas itu miliknya.
Petugas tersebut memandangi Lily cukup lama. Salah satu hal yang paling kuingat dari wajahnya adalah kumis yang lebat seperti Pak Raden dalam film si Unyil. Lalu ia membuka koper itu dan mulai mengacak-acak isinya. Isi koper itu hanyalah pakaian-pakaian dan peralatan kosmetik Lily. Tangan pria itu (sebut saja si Kumis) mengeluarkan satu kantong berisi bubuk hitam dari dalam koper.
What is this?” tanyanya dengan logat yang sulit dimengerti.
Lily menjawab gugup, “Coffee.”
Alis si Kumis mengkerut. Matanya menatap tajam Lily. Lalu ia mengatakan beberapa kalimat yang sulit dipahami. Kemungkinan besar apa yang ingin dikatakan si Kumis (dengan menggunakan bahasa inggris yang sangat aneh) adalah membawa kopi dilarang.
Aku mendekati petugas itu dan menanyakan lebih jelas permasalahannya. Si Kumis masih saja mengacak-acak koper itu seakan mencari sesuatu yang hilang. Tanpa merapihkan isi koper itu lagi, ia menutupnya dan memandang aku dengan wajah curiga.
Who are you?” aku menduga ia mengucapkan kata-kata tersebut.
I’m her husband. What’s the problem, sir?
Ia terus memandangi kami berdua secara bergantian. Ia memanggil dua orang petugas lain di belakangnya dengan gerak isyarat. Lalu ia berkata, “Follow me!”
Dua koper kami diangkat oleh salah satu opsir yang baru dipanggil si Kumis sedang yang satunya lagi menggiring kami untuk mengikuti si Kumis. Si Kumis berjalan dengan cepat masuk ke dalam ruangan tertutup di pojok lorong tak jauh dari WC.
Ruangan yang tak lebih dari 3 x 3 meter itu sangat terang dan seluruh temboknya dilapisi cermin setinggi 2 meter dari lantainya. Koper kami dilemparkan dengan kasar ke atas meja di pinggir. Ketiga pria itu (termasuk si Kumis) telah masuk ke dalam ruangan. Pria yang memiliki brewok lebat menutup pintu lalu menguncinya.
Kami berdua berdiri terpaku di hadapan mereka bertiga. Aku merasa cemas akan semua ini. Apa yang akan terjadi? Apa masalah yang begitu besar sehingga kami harus diperiksa di ruangan terpisah? Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang memenuhi pikiranku (mungkin tak beda jauh dengan benak Lily).
Baru saja aku ingin membuka mulut untuk menanyakan permasalahannya, si Kumis mengatakan sesuatu yang tak jelas. Kata-kata yang dapat tertangkap oleh telingaku hanyalah “stand”, “wall” (dan “against” setelah berpikir beberapa detik untuk mencernanya). Menurut perkiraanku mereka ingin kami berdiri menghadap tembok. Informasi ini kuteruskan ke Lily yang tidak mengerti sama sekali perkataan si Kumis.
Dengan enggan kami membalik badan kami menghadap tembok. Dari pantulan cermin di depan kami, aku melihat si Brewok dan pria yang satunya lagi yang berbadan lebih tegap (sebut saja si Tegap) menghampiri kami. Telapak tangan kami ditempelkan di tembok (cermin) di depan kami dan kaki kami direnggangkan dengan menendang telapak kaki kami agar bergeser menjauh.
Si Brewok mulai memeriksa seluruh tubuhku. Dimulai dari atas dan bergerak ke bawah. Pemeriksaan berlangsung cepat. Beberapa benda di kantong baju dan celanaku dikeluarkan dan diletakkannya di meja terpisah.
Sama halnya seperti yang terjadi pada diriku, si Tegap memeriksa Lily dari atas ke bawah. Sekilas aku melihat dari cermin, si Tegap menggerayangi payudara Lily walau hanya sebentar.
Tak ada ekspresi yang berubah dari wajah Lily. Sejak tadi ekspresi yang terlihat hanyalah ekspresi kecemasan. Aku menepis pemikiran bahwa si Tegap mencari kesempatan dalam kesempitan pada tubuh istriku. Mungkin saja memang ia harus memeriksa bagian dada Lily, toh dadaku juga diperiksa oleh si Brewok, pikirku.
Benda-benda juga dikeluarkan dari kantong jaket, baju dan celana Lily. Meja itu dipenuhi oleh uang receh, permen, sapu tangan dan kertas-kertas tak berguna dari isi kantong kami berdua.
Kemudian setelah harus mencerna hampir lima kali kata-kata yang tak jelas dari si Kumis (yang ternyata adalah atasan si Brewok dan si Tegap), aku menyadari bahwa ia menyuruh kami untuk membuka pakaian kami. Jantungku seperti berhenti berdetak. Lily masih belum dapat mengira-ngira perkataan si Kumis itu.
Tanpa memberitahu istriku, aku mencoba untuk memprotes kepada si Kumis. Namun si Kumis membentak, yang kuduga isinya (jika diterjemahkan): “Jangan macam-macam! Cepat laksanakan!” Beberapa kata yang dapat tertangkap jelas oleh telingaku adalah “Don’t play” dan “Quick”.
Aku membisikkan kepada istriku keinginan si Kumis. Mata Lily membesar dan mulutnya terbuka sedikit karena kaget.
Si Tegap dan si Brewok sudah berdiri di samping kami dan mengawasi kami dengan pandangan tajam. Aku melirik ke pinggang si Brewok. Pandanganku tertumpu pada pistol yang menggantung di pinggang tersebut.
Perasaan takut sudah menguasai diriku. Aku mulai melepaskan pakaianku dari sweater, kemeja, kaos dan celana panjang. Pada saat aku melepaskan kemejaku, Lily masih belum beranjak untuk melepaskan pakaiannya. Karena takut istriku dilukai, aku memberi pandangan isyarat kepadanya agar ia segera melepaskan pakaiannya.
Akhirnya dengan berat hati ia melepaskannya satu per satu. Jaket, kemeja, kaos dalam dan terakhir celana jeansnya. Kami berdua berdiri hanya dengan pakaian dalam kami.
Si Kumis berkata sesuatu yang sama sekali tidak dapat kumengerti. Detik berikutnya si Tegap menarik tangan Lily dan membawanya ke sisi tembok yang bersebelahan dengan tembok di hadapan kami. Tangan si Brewok menahanku ketika aku hendak mengikuti Lily. “Don’t move!” katanya kepadaku dengan sangat jelas.
Aku masih dapat melihat Lily (dari bayangan di tembok cermin) berdiri tak jauh di sebelah kananku. Ia menghadap tembok namun pada sisi yang berbeda dengan tembokku.
Lalu si Brewok menarik tanganku agar kedua telapak tanganku menempel di tembok cermin dan merenggangkan kakiku. Si Tegap melakukan hal yang sama pula terhadap Lily.
Si Brewok yang berdiri di belakangku, meraba-raba bagian tubuhku yang ditutupi oleh celana dalamku, mencari-cari sesuatu untuk ditemukan. Setelah itu sambil menggelengkan kepalanya, ia mengatakan sesuatu kepada si Kumis.
Pada saat itulah aku melihat tangan si Tegap menggerayangi tubuh Lily. Dengan jelas aku melihat tangannya meremas payudara Lily selama beberapa detik. Tangannya bergerak ke bagian bawah tubuh Lily. Kemudian si Tegap berjongkok di belakang Lily dan aku tak dapat lagi melihat apa yang dikerjakannya setelah itu. Lily memejamkan matanya. Alisnya sedikit mengkerut.
Selama sekitar 20 detik, aku tak berani memalingkan wajahku untuk melihat apa yang dikerjakan si Tegap pada istriku. Lalu ia berdiri dan berkata pelan kepada si Kumis (lagi-lagi aku tak dapat menangkap kata-kata yang diucapkan mereka).
Si Kumis berkata-kata lagi diikuti dengan ditariknya celana dalamku ke bawah oleh si Brewok. Belum sempat kaget, aku mendengar Lily menjerit kecil. Rupanya celana dalamnya sudah ditarik ke bawah sampai ke lututnya, sama seperti yang dilakukan si Brewok terhadap celana dalamku. Setelah itu si Tegap meraih kaitan di belakang BH Lily dan melepaskannya dengan cepat. Si Tegap meraih BH itu dan menariknya satu kali dengan keras sehingga lepas dari tubuh Lily.
Secepat kilat Lily menutupi kedua dadanya. Aku pun menutupi kemaluanku. Kami berdua berdiri tegang. Si Kumis berjalan perlahan menghampiriku lalu bergerak ke arah Lily. Untuk beberapa saat ia hanya berdiri dan memperhatikan tubuh istriku. Aku rasa, Lily mulai akan menangis.
Si Kumis memberi isyarat kepada si Tegap. Lalu si Tegap menghampiriku dan berdiri menantang di sampingku. Aku hanya melirik sekali dan mendapati wajahnya berubah menjadi lebih kejam tiga kali lipat.
Sambil mengatakan sesuatu, si Kumis mendorong pentungan hitam (yang biasa dibawa oleh polisi) yang dipegangnya ke arah tangan Lily yang menutupi buah dadanya. Aku dapat melihat istriku menjatuhkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Si Kumis kembali memandangi Lily dan kali ini pandangannya terkonsentrasi ke arah payudara istriku.
Hampir semenit penuh ia memandangi tubuh Lily. Lily hanya memejamkan matanya, mungkin karena takut (atau malu?).
Dengan menggunakan pentungan hitamnya itu, si Kumis menurunkan celana dalam Lily dari lutut sampai ke mata kakinya. Lalu ia memaksa Lily untuk merenggangkan kakinya sehingga mau tak mau ia melangkah keluar dari celana dalamnya.
Pada saat si Kumis mulai menggerayangi payudara istriku, aku beringsut dari tempatku untuk mencegahnya. Namun bukan aku yang mencegah perbuatan si Kumis, si Tegap dibantu oleh si Brewok menahan tubuhku untuk tetap berdiri di tempat.
Aku meneriaki si Kumis untuk menghentikan perbuatannya. Teriakanku disambut dengan tamparan keras pada pipi kananku. Aku merasakan rasa asin yang kutahu berasal dari darah yang mengalir dalam mulutku. Akhirnya aku hanya berdiri dan berdiam diri.
Tak beberapa lama setelah itu, si Kumis berjongkok di depan Lily sehingga aku tak dapat melihat apa yang dilakukannya. Dari sudut pandangku, aku hanya dapat melihat dari bayangan di cermin bagian belakang tubuh si Kumis yang sedang berjongkok di antara kedua paha Lily.
Tidak terdengar suara apa pun selain suara detak jantungku yang semakin keras dan cepat. Lily tetap memejamkan matanya dengan alis sedikit mengkerut, sama seperti tadi.
Lily tidak mengeluarkan sepatah kata pun sejak tadi masuk ke dalam ruangan itu. Istriku memang agak penakut dan kurang berani mengungkapkan pendapatnya pada orang lain. Walaupun demikian, aku agak heran dengan sikap istriku saat itu yang tidak memprotes sedikit pun atas perbuatan si Kumis terhadap dirinya. Atau mungkin saja si Kumis tidak melakukan apa-apa saat itu, batinku.
Setelah lima menit berlalu dalam keheningan, tiba-tiba istriku mengeluh (lebih menyerupai mendesah), “Hhwwhhh…” Aku melirik ke arahnya dan mendapati ia tidak lagi menutup matanya. Matanya agak membelalak dan mulutnya terbuka sedikit.
Setelah itu, si Kumis berdiri dan menghampiri si Tegap. Ia memberi isyarat dengan tangannya kepada si Tegap dan si Brewok untuk meninggalkan ruangan itu.
Aku yakin (sangat yakin, untuk lebih tepatnya) bahwa aku melihat beberapa jari si Kumis mengkilap karena basah. Hanya dengan melihat hal itu, cukup bagiku untuk menduga apa yang telah dilakukan si Kumis terhadap istriku.
Si Kumis berkata-kata kepada kami. Kali ini aku yakin ia mengatakannya dalam bahasa inggris. Walau aku hanya dapat menangkap sepenggal kalimat (“may pass”), namun aku yakin bahwa ia menyuruh kami mengenakan kembali pakaian kami dan memperbolehkan kami untuk melanjutkan perjalanan kami.
Awalnya aku tak mempercayai pendengaranku (dan tafsiranku terhadap kata-katanya). Namun setelah mereka keluar dari ruangan itu dan meninggalkan kami berdua saja, aku semakin yakin.
Aku menyuruh Lily untuk mengenakan pakaiannya secepat mungkin. Dan ia mulai menangis terisak-isak sambil mengenakan pakaiannya.
Setelah selesai mengenakan seluruh pakaian kami, aku memeluk istriku yang masih menangis. Dalam pelukanku tangisannya semakin menjadi. Aku hanya mengelus-elus rambutnya dan menenangkan hatinya dengan mengatakan bahwa semua itu sudah berakhir.
Sesampai kami di hotel (di Orlando), Lily akhirnya menceritakan apa yang diperbuat si Kumis terhadap dirinya. Ia bercerita bahwa sambil menjilati klitorisnya, si Kumis menggesek-gesekkan jarinya ke kemaluan istriku. Pada akhirnya si Kumis memasukkan satu – dua jarinya ke dalam liang kewanitaannya lalu mengocoknya beberapa kali.
Lily mengatakan bahwa dirinya merasa jijik atas perbuatan si Kumis. Setelah beberapa saat, aku menanyakan padanya apakah ia terangsang saat itu.
Mendengar pertanyaan itu, Lily langsung mencak-mencak dan mengambek. Dalam rajukannya, ia menanyakan kenapa aku berpikiran seperti itu.
Aku mengungkapkan bahwa aku melihat jari-jari si Kumis basah pada saat ia menghampiriku sebelum keluar dari ruangan itu. Lily menjawab bahwa jari-jari itu basah karena terkena ludah dari lidah yang menjilati klitorisnya. Karena tak mau melihat dirinya merajuk lagi, akhirnya aku menerima penjelasannya dan meminta maaf karena telah berpikiran seperti itu.
Sebenarnya di dalam otak, logikaku terus berputar. Bagaimana mungkin ludah si Kumis dapat membasahi sepanjang jari-jarinya itu, pikirku. Dalam hatiku yang terdalam sebenarnya aku tahu bahwa jari-jari si Kumis bukan basah oleh ludah melainkan oleh cairan yang meleleh dari kemaluan istriku.
Namun aku menepis pendapatku itu dan tidak berniat membahasnya lagi dengan Lily agar kami dapat menikmati sisa waktu kami di Amerika itu.
Cerita dewasa Irda adalah seorang gadis 20 tahunan yang bekerja di sebuah bank negeri di kota Bkl. Ia tinggal di rumah kos bersama seorang rekan wanitanya, Ita, yang juga bekerja di bank yang sama walaupun pada cabang yang berbeda. Ia memiliki tubuh yang kencang. Wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang selalu dipoles dengan lipstik warna terang. Tentu saja sebagai seorang teller di bank penampilannya harus selalu dijaga. Ia selalu tampil manis dan harum. Suatu hari di sore hari Irda terkejut melihat kantornya telah gelap.
Irda Gadis 20 Tahun
Berarti pintu telah dikunci oleh Pak Warto dan Diman, satpam mereka. Dia tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan pulang. Mungkin mereka mengira ia sudah pulang. Baru saja ia akan menggedor pintu, biasanya para satpam duduk di pintu luar. Ada kabar para satpam di kantor bank tersebut akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Irda merasa kasihan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK kali ini.
Cerita Sex
“Mau kemana Irda?”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller. Irda terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka menyeringai. “Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang dulu..”, Irda menyapa mereka berdua yang mendekatinya. “Irda, kami bakal diberhentikan besok..”, Warto berkata. “Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..”, Irda menjawab. Di luar hujan mulai turun. “Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Diman yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam. “I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan..”, Irda menjawab. Tiba-tiba ia merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Irda. Sebelum Irda tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka. “Aah! Jangan Pak!”. Diman menarik blus warna ungu milik Irda. Gadis itu terkejut dan tersentak ketika kancing blusnya berhamburan. “Sekarang aja Irda. Kenang-kenangan untuk seumur hidup!”. Warto menyeringai melihat Diman merobek kaos dalam katun Irda yang berwarna putih berenda. Irda berusaha meronta. Namun tak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar. “Jangannnn! Lepaskannn!”, Irda berusaha meronta.
Irda Gadis 20 Tahun
Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang berusaha menurunkan celana panjang ungu Irda. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Irda. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya ketika ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tak tahan lagi. Irda menyepak Diman dengan keras. “Eit, melawan juga si Mbak ini..”, Diman hanya menyeringai. Irda di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih. “Aahh! Jangan Pak! Jangannn!”, Irda mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu. Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto, Diman sekarang lebih leluasa menurunkan celana panjang ungu Irda. Sepatunya terlepas. Diperlakukan seperti itu, Irda juga mulai merasa terangsang. Ia dapat merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya telah terlepas jatuh. Irda lemas. Hal ini menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu Irda. Irda mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Irda yang kencang mulai ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, “Plak! Plak!”. Tubuh Irda memang kencang menggairahkan.
Irda Gadis 20 Tahun
Payudaranya besar dan kencang. Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti ini ia tampak sangat menggairahkan. Diman menjambak rambut Irda sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala membentuk huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya. “Sret!”, Irda tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek. Menyusul branya ditarik dengan kasar. Irda benar-benar merasa terhina. Ia dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara penis Warto yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya. “Ouuhh! Adduhh..!”, Irda merintih. Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok Irda dari belakang. Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Irda hanya mampu menangis tak berdaya. Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Irda membuka mulutnya.
Irda memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto mendesak dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir Irda yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Diman yang terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan menarik Irda. “Ampuunnn…, hentikan Pak..”, Irda menangis tersengal-sengal. Warto duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Diman, Irda dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka. “Slebb!”, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Irda yang sudah basah. Irda menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk Irda sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Irda masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto ketika dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya.
Irda Gadis 20 Tahun
“Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm…!”, Irda berusaha meronta, tapi tak berdaya. Warto terus melumat mulutnya. Sementara Diman memperkosa anusnya. Irda lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti. Irda ditelentangkan dengan tergesa kemudian Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Irda gelagapan ketika Warto mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Irda dipegang erat dan… “Crrrt! Crrrt!”, cairan sperma Warto muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi. Irda merasa akan muntah. Tapi Warto terus menekan hidung Irda hingga ia terpaksa menelan cairan kental itu. Warto terus memainkan batang kemaluannya di mulut Irda hingga bersih. Irda tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya. Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Irda. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Irda terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan sperma mengisi mulutnya.
Cerita Sex
Masuk ke tenggorokannya. Irda menangis sesengggukan. Diman memakai celana dalam Irda untuk membersihkan sisa spermanya. “Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..”, ujar Warto sambil membuka pintu belakang. Tak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk. “Ayo, sekarang giliran kalian!”, Irda terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu. Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya. Irda ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Irda dapat melihat batang kemaluan mereka yang telah mengeras. “Ayo Irda, kulum punyaku!”, Irda yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran. Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya. “Akhh…, mmmhhh.., mhhh…”, Irda menangis tak berdaya.
Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram. “Akkkghhh! Isep teruss…!, Ayooo”. Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang ketika cairan spermanya muncrat mengisi mulut Irda. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya. Irda dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Irda bergiliran. Tubuh Irda yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stockingnya telah penuh noda-noda sperma kering. Akhirnya Irda ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Irda dan mengocoknya disana, hingga secara bergiliran sperma mereka muncrat di seluruh wajah Irda.
Irda Gadis 20 Tahun
Ketika telah selesai Irda telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Irda pingsan. Tapi para satpam itu ternyata belum puas.
Cerita Sex
“Belum pagi nih”, ujar salah seorang dari satpam itu. “Iya, aku masih belum puas…”. Akhirnya muncul ide mereka yang lain. Tubuh telanjang Irda diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak belukar. Irda yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam. Hujan telah berhenti tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Irda disumpal dengan celana dalamnya. Ketika malam semakin larut baru Irda tersadar. Ia tersentak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya masih terpasang. Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka terkejut ketika masuk. “Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka. Irda berusaha meronta ketika mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8 orang yang datang.
Cerita Sex
Mereka segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Irda mulai dijadikan bulan-bulanan. Irda hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan. Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Irda bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga ia kembali tersadar. “Ini kan teller di bank depan?” Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Irda dengan berbagai posisi. Irda yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah akibat dipaksa menerima begitu banyak batang penis. Ketika seseorang sedang sibuk menyodominya, Irda tak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruh tubuh Irda sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja setelah mereka puas.

Aku Ronal mahasiswa di Kampus 10 di Solo, berasal dari keluarga sederhana di kota di luar Solo. Di Solo ini aku tinggal ngekos di sebuah dusun dekat dengan kampus dan rata-rata rumah disini memang dijadikan kos-kosan, baik untuk putri maupun putra. Kosanku berada didaerah bagian belakang dusun dan dibagian depanku ada kos putra, disamping ada kos putri, dan di belakang ada kos putri yang dihuni 6 orang.

Berita Sex:Licinnya Memek Siska Anak Kos

Yang akan aku ceritakan disini adalah pengalamanku dengan penghuni kos putri yang berada di belakang kosku.
Singkat cerita aku dan penghuni kos putra yang lainnya memang sudah kenal dan lumayan akrab dengan penghuni kos putri belakang, jadi kalo ada yang perlu bantuan tinggal bilang saja. Aku sering sekali main ke kosan putri itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol saja diruang tamunya, itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja aku sendiri yang angkatan tua yang nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya. Saking seringnya aku main ke kosan belakang, ketujuh cewek penghuninya sudah sangat terbiasa dengan kehadiranku disana, dan ada satu orang cewek bernama Siska, tingginya sekitar 165cm, beratnya sekitar 50kg, kulitnya kuning, ukuran Branya mungkin cuma 34A, pernah sehabis mandi masih dengan balutan handuk sejengkal diatas lutut dia lewat didepanku dengan santainya. Aku yang masih sangat normal sebagai lelaki sempat melongo melihat pahanya yang mulus ternyata, dan dia cuek aja tampaknya.
Sampai suatu hari, sewaktu liburan UAS sekitar menjelang sore saat aku datang ke kosan belakang seperti biasa, disana hanya ada Siska sendiri, dia memakai daster bunga-bunga tipis selutut, dia sedang didepan komputer dikamarnya yang terbuka pintunya, kupikir dia lagi mengerjakan tugas
“lagi ngapain, Sis? Yang laen kemana?” tanyaku didepan pintu, “eh Mas Ronal, lagi suntuk nih, lagi ngegame aja, yang laen kan mudik mas, trus Mbak rina kan KKN pulangnya malem terus” jawabnya sambil masih memainkan mousenya
“masuk mas”.
Aku pun masuk dan duduk di karpetnya
“ emang kamu ga mudik juga Sis?”
“aku kan ngambil SP mas, males klo harus ngulang reguler” jawabnya.
“lagi ngegame apa sih?” tanyaku lagi
“ini nih maen monopoly, abis yang ada cuma ini” sambil merubah posisi kakinya bersila dan sempat memperlihatkan pahanya, akupun melongo lagi di sajikan pahanya itu, sampai akhirnya dia sadar dan sambil menutup pahanya dia bilang
“hayo ngliatin apa?”
“eh ngga, ga liat apa-apa” jawabku gelagapan
“hayooo ngaku, pasti nafsu ya, dasar cowo” dia bilang
“yeee jangan cowo aja donk yang salah, yang bikin nafsu kan cewe” kataku membela diri
“wuuu ngeles aja” dia bilang sambil melanjutkan gamenya tadi, “eh mas punya film ga? BT nih”
“film apa ya? Yang di tempatku kan dah di tonton semuanya” jawabku
“yaaah apa aja deeeh” dia memohon
“apa dong, ya emang udah ga ada lagi, ada juga bokep tuh klo mau”
“mau dong mas mau” dia bilang
aku kaget mendengar itu langsung bilang
“beneran nih, nanti kepengen repot lagi”
“udah sana ambilin, aku iseng ni mas”
“tapi nontonnya bareng ya” kubilang
“iihh ga mau ah, nanti malah mas Ronal pengen, bisa diperkosa aku”
“ga bakalan atuh sampe kaya gitu, mau diambilin ga niy? Tapi nonton bareng ya”
“iya deh, ambil sana” pintanya.
Secepatnya aku lari ke kos lalu mengcopy bokep yang ada di komputer dikamarku, aku copy yang bagus-bagus saja, kemudian setelah selesai aku langsung berlari ke kamar Siska dan menyerahkannya. Siska pun langsung mengcopy yang ada di flashdiskku.
Kamipun menontonnya, aku duduk berada disebelah kirinya, dan dia duduk sambil memegang bantal. Kami tak ada bicara saat film itu dimulai. Baru beberapa menit menonton, aku mulai horny karena baru kali ini aku nonton bokep sama cewek yang bukan pacarku berdua saja, kontan saja akupun agak-agak salah tingkah berganti-ganti posisi duduk demi menutupi kontolku yang sudah berdiri tegang. Tak berapa lama sepertinya diapun mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak berat seperti ada yang ditahan, duduknya pun mulai berganti posisi dan sekarang bersila sambil memeluk bantalnya itu. Seandainya aku yang jadi bantalnya, hmmmmm.
Akhirnya aku memberanikan diri bertanya
“kenapa, Sis? hayoo”
“apaan sih, ga kenapa-napa ko, mas tuh yang kenapa dari tadi gerak-gerak terus?” dia merengut
“ yahhh, namanya juga nonton bokep Sis, nontonnya sama cewek manis berdua aja lagi” kubilang
“emangnya kenapa klo nonton ma cewek berdua aja”, sepertinya dia memancingku
nekad saja aku bilang
“ya, jadi kepengen lah jadinya”
“tuuh kan bener yang aku bilang tadi” Dia melanjutkan
“ mas Ronal suka ya begituan?”
dan aku jawab asal
“ya sukalah, enak sih”
“lah kamu sendiri suka nonton bokep ya? Dah dari kapan? Jangan-jangan kamu juga udah lagi?” langsung aku cecar saja sekalian
“iihhh, apaan sih” dia bilang,
“udahhh ngaku ajah, udah pernah kan?kalo udah juga ga papa, rahasia aman kok, hehe” aku cecar terus
“mmmm tau ah” dia malu tampaknya, kemudian dia mengalihkan dan bertanya
“mas Ronal klo begituan suka jilatin kaya gitu mas” sambil menunjuk adegan cowok lagi jilatin memek cewek
“iya, suka, di oral juga suka, kenapa? Pengen ya hehehe”
“ihhhh orang cuma nanya” jawabnya malu-malu
“kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu Sis?”
“belom lah,aku sebenernya pernah ML 2 kali, tp cowokku ga pernah tuh ngejilatin ‘itu’ku, aku terus yang disuruh isepin ‘anu’nya “ akhirnya dia ngaku juga
“ wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen, hehe”
“wuuu sana ma pacarmu sana” katanya
“pacarku kan jauh An” jawabku.
Aku langsung bergeser merapatkan diri disamping dia
“ Sis, mau aku jilatin memeknya ga?” aku langsung aja abis udah ga tahan. Dia diam saja, aku cium pipinya diapun menghadapkan mukanya kearahku, aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan kamipun berciuman dengan sangat bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba toketnya, diapun melenguh “mmmh” sambil tetap berciuman.
“An, udah lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu” kataku
“aku juga mas, aku kan sering mancing mas Ronal, tapi mas kayanya ga ngerasa” dia bilang
“ihh pake mancing-mancing segala, kan tinggal ajak aja aku pasti mau”
“yeee masa aku yang ajak” katanya manja sambil menggelayutkan tangannya dileherku
“berarti boleh dong memeknya aku jilat” sambil kuturunkan tanganku ke memeknya yang masih terbalut dasternya
“lom diijinin aja tangannya udah megang memekku nih” sambil tersenyum kemudian menciumiku.Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat dasternya hingga tanganku dan memeknya hanya dibatasi CD tipis saja. Siska sudah mulai memasukkan tangannya kedalam celana(saat itu aku hanya menggunakan celana boxer) dan CD ku sampai menyentuh kontolku dan kemudian mengelusnya lembut
“mmmhhh Siska sayang”
Aku membuka kaosku lalu melepaskan dasternya sekalian hingga tersisa CD dan bra nya saja.
“kamu seksi An”
“mas Ronal juga kontolnya gede, Siska suka banget, Siska isep ya?”
“iya Sis, aku juga ga sabar pingin memek km”
Akupun berdiri, Siska memelorotkan celana sekaligus CDku sampai kontolku seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya, Siska sedikit kaget saat melihat kontolku yang memiliki panjang sekitar 17cm
“mas, gede ih, pacarku ga segede ini kontolnya”
Saat dia sudah membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya hingga berdiri
“sebentar sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?”
Siska mengangguk manyun
“kita 69 yuk sayang”
Aku membuka tali bra nya dan lalu cdnya kuturunkan, terlihat bersih memeknya tanpa jembut.
“memek kamu bersih sayang”
“baru kemaren aku cukur mas, abis suka gatel kalo ada bulunya, mas suka ngga?”
“suka banget sayang” sambil kuciumi memeknya.
Siska naik ke kasurnya dengan posisi telentang mengundangku, akupun naik dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya lalu mukaku didepan memeknya.Aku mulai menjilati memeknya dengan lembut , Siska tanpa ragu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengocoknya perlahan
“oughhh, mmmhhh Siska sayang” memek Siska terasa sangat legit aku menjilati klitorisnya yang kemerahan
“hmpffhhh….mmmpphhh” Siska melenguh
Sekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak tahan, aku mengubah posisiku berada di atas tubuh telentang Siska dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Memeknya sudah agak basah setelah oral tadi, aku menggesek-gesekkan kontolku sesaat
“ohhhh, masukin masku sayang, Siska ga tahan lagi mmmmhhh”
Aku senang mendengarnya memohon minta di entot. Aku menekankan kontolku perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit, Siska menggigit bibirnya, dan akhirnya kontolku berhasil memasuki lubang senggamanya, sempit dan seret rasanya membuatku merasakan kenikmatan saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih mungkin karena lebih menantang. Aku memompa memeknya perlahan-lahan, Siska mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya mengarahkan memeknya. Aku genjot terus sambil kupeluk Siska dan menciumi bibirnya yang merah basah.
“mmh. Hmmpppf….sayang enak banget sayang, memek kamu sempit banget, kontolku kaya dipijet-pijet”
“ he emh mas, oughhh terus mas, masukin terus mas, biar Siska jepit kontolnya, ahhhhh” bicaranya terengah-engah
Aku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam memeknya. Aku semakin cepat memompa liang senggamanya.“ahhh,,ohhhh, masku,,,ohh,,entot aku ohh..enak banget mas sayang, Siska pingin oohhhhh dientot mas terus, ayo ooougghhh” Siska sudah tak karuan omongannya saking menikmatinya.
15 menitan kami bercinta dalam posisi tersebut dan aku memintanya nungging untuk posisi doggy , Siska menurut saja, aku masukkan kontolku kememeknya lagi dan sekarang sudah agak lancar walaupun masih terasa sempitnya seperti memeras dan menyedot kontolku masuk. Aku memegang pantatnya yang mulus bersih sambil aku pompa tak terlalu cepat, Anapun memajumundurkan memeknya hingga seperti akan menelan kontolku seluruhnya dan sangat nikmat rasanya.
Aku mempercepat genjotanku di memeknya, Siska sedikit berteriak kenikmatan
“auhh mas,, mmmhh terus mas, enak ahhh…kontol mas…oohhh sayang”
Nafasku semakin memburu dan bernafsu mendengar ocehannya itu membuat genjotanku menjadi sangat cepat
“sayang, aku kluarin dimana sayang…ah ah oughh”
“didalem…argh aja sayang auuhhh ga papa, Siska juga mau keluar mmmhhh”
Genjotanku cepat sekali karena spermaku sudah tak tertahankan lagi mau keluar.
“arrrgghhh aku keluar sayanggg”
Dan saat itu juga tubuh Siska mengejang orgasme
“ahhhhhhh, aku juga ssssshh mas”
Aku muntahkan spermaku dalam lubang memek Siska, aku memutar tubuh Siska dengan kontol masih tertancap di memeknya,aku memeluk dan menciumnya
“kamu hebat sayang, memek kamu hebat jepitannya”
“mas Ronal juga”
Dia mengajakku ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kami, dengan masih telanjang kami keluar kamar dan menuju kamar mandi. Aku membersihkan seluruh tubuhnya dengan perasaan sayang yang luar biasa, dan diapun melakukan hal yang sama kepadaku.
Setelah selesai membersihkan tubuh kami, kami kembali kekamarnya dan memakai kembali pakaian kami,saat itu dia bilang kepadaku
“makasih ya mas, udah ngasih kepuasan buat aku, enak banget ngentot sama kamu mas”
“sama-sama sayang, besok-besok lagi ya?”
“siap mas. Muachh” jawabnya sambil menciumku
Akupun kembali ke kosku dengan hati sangat senang dan saat ada kesempatan berdua kamipun melakukannya lagi. Atau saat sama-sama tidak tahan kami janjian ke hotel untuk memuaskan nafsu kami.

Kosanku berada didaerah bagian belakang dusun dan dibagian depanku ada kos putra, disamping ada kos putri, dan di belakang ada kos putri yang dihuni 11 orang. Yang akan aku ceritakan disini adalah pengalamanku dengan penghuni kos putri yang berada di belakang kosku.

 Singkat cerita aku dan penghuni kos putra yang lainnya memang sudah kenal dan lumayan akrab dengan penghuni kos putri belakang, jadi kalo ada yang perlu bantuan tinggal bilang saja. Aku sering sekali main ke kosan putri itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol saja diruang tamunya, itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja aku sendiri yang angkatan tua yang nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Berita Sex:Cubitan Gadis Kos

Saking seringnya aku main ke kosan belakang, ketujuh cewek penghuninya sudah sangat terbiasa dengan kehadiranku disRihana, dan ada satu orang cewek bernama Rihana, tingginya sekitar 165cm, beratnya sekitar 50kg, kulitnya kuning, ukuran Branya mungkin cuma 34A, pernah sehabis mandi masih dengan balutan handuk sejengkal diatas lutut dia lewat didepanku dengan santainya. Aku yang masih sangat normal sebagai lelaki sempat melongo melihat pahanya yang mulus ternyata, dan dia cuek aja tampaknya.Sampai suatu hari, sewaktu liburan UAS sekitar menjelang sore saat aku datang ke kosan belakang seperti biasa, disRihana hanya ada Rihana sendiri, dia memakai daster bunga-bunga tipis selutut, dia sedang didepan komputer dikamarnya yang terbuka pintunya, kupikir dia lagi mengerjakan tugas “lagi ngapain, An? Yang laen kemRihana?” tanyaku didepan pintu, “eh Mas Apoy, lagi suntuk nih, lagi ngegame aja, yang laen kan mudik mas, trus Mbak rina kan KKN pulangnya malem terus” jawabnya sambil masih memainkan mousenya“masuk mas”.
Aku pun masuk dan duduk di karpetnya
“ emang kamu ga mudik juga An?”
“aku kan ngambil SP mas, males klo harus ngulang reguler” jawabnya. “lagi ngegame apa sih?” tanyaku lagi
“ini nih maen monopoly, abis yang ada cuma ini” sambil merubah posisi kakinya bersila dan sempat memperlihatkan pahanya, akupun melongo lagi di sajikan pahanya itu, sampai akhirnya dia sadar dan sambil menutup pahanya dia bilang

“hayo ngliatin apa?”
“eh ngga, ga liat apa-apa” jawabku gelagapan
“hayooo ngaku, pasti nafsu ya, dasar cowo” dia bilang
“yeee jangan cowo aja donk yang salah, yang bikin nafsu kan cewe” kataku membela diri
“wuuu ngeles aja” dia bilang sambil melanjutkan gamenya tadi, “eh mas punya film ga? BT nih”
“film apa ya? Yang di tempatku kan dah di tonton semuanya” jawabku
“yaaah apa aja deeeh” dia memohon
“apa dong, ya emang udah ga ada lagi, ada juga bokep tuh klo mau”
“mau dong mas mau” dia bilang
aku kaget mendengar itu langsung bilang
“beneran nih, nanti kepengen repot lagi”
“udah sRihana ambilin, aku iseng ni mas”
“tapi nontonnya bareng ya” kubilang
“iihh ga mau ah, nanti malah mas Apoy pengen, bisa diperkosa aku”
“ga bakalan atuh sampe kaya gitu, mau diambilin ga niy? Tapi nonton bareng ya”
“iya deh, ambil sRihana” pintanya.

Secepatnya aku lari ke kos lalu mengcopy bokep yang ada di komputer dikamarku, aku copy yang bagus-bagus saja, kemudian setelah selesai aku langsung berlari ke kamar Rihana dan menyerahkannya. Rihana pun langsung mengcopy yang ada di flashdiskku.
Kamipun menontonnya, aku duduk berada disebelah kirinya, dan dia duduk sambil memegang bantal. Kami tak ada bicara saat film itu dimulai. Baru beberapa menit menonton, aku mulai horny karena baru kali ini aku nonton bokep sama cewek yang bukan pacarku berdua saja, kontan saja akupun agak-agak salah tingkah berganti-ganti posisi duduk demi menutupi kontolku yang sudah berdiri tegang. Tak berapa lama sepertinya diapun mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak berat seperti ada yang ditahan, duduknya pun mulai berganti posisi dan sekarang bersila sambil memeluk bantalnya itu. Seandainya aku yang jadi bantalnya, hmmmmm. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya
“kenapa, An? hayoo”
“apaan sih, ga kenapa-napa ko, mas tuh yang kenapa dari tadi gerak-gerak terus?” dia merengut
“ yahhh, namanya juga nonton bokep An, nontonnya sama cewek manis berdua aja lagi” kubilang
“emangnya kenapa klo nonton ma cewek berdua aja”, sepertinya dia memancingku
nekad saja aku bilang
“ya, jadi kepengen lah jadinya”
“tuuh kan bener yang aku bilang tadi” Dia melanjutkan
“ mas Apoy suka ya begituan?”
dan aku jawab asal

“ya sukalah, enak sih”
“lah kamu sendiri suka nonton bokep ya? Dah dari kapan? Jangan-jangan kamu juga udah lagi?” langsung aku cecar saja sekalian
“iihhh, apaan sih” dia bilang,
“udahhh ngaku ajah, udah pernah kan?kalo udah juga ga papa, rahasia aman kok, hehe” aku cecar terus
“mmmm tau ah” dia malu tampaknya, kemudian dia mengalihkan dan bertanya
“mas Apoy klo begituan suka jilatin kaya gitu mas” sambil menunjuk adegan cowok lagi jilatin memek cewek
“iya, suka, di oral juga suka, kenapa? Pengen ya hehehe”
“ihhhh orang cuma nanya” jawabnya malu-malu
“kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu An?”
“belom lah,aku sebenernya pernah ML 2 kali, tp cowokku ga pernah tuh ngejilatin ‘itu’ku, aku terus yang disuruh isepin ‘anu’nya “ akhirnya dia ngaku juga
“ wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen, hehe”
“wuuu sRihana ma pacarmu sRihana” katanya
“pacarku kan jauh An” jawabku.

Aku langsung bergeser merapatkan diri disamping dia
“ an, mau aku jilatin memeknya ga?” aku langsung aja abis udah ga tahan. Dia diam saja, aku cium pipinya diapun menghadapkan mukanya kearahku, aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan kamipun berciuman dengan sangat bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba toketnya, diapun melenguh “mmmh” sambil tetap berciuman.
“An, udah lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu” kataku
“aku juga mas, aku kan sering mancing mas Apoy, tapi mas kayanya ga ngerasa” dia bilang
“ihh pake mancing-mancing segala, kan tinggal ajak aja aku pasti mau”
“yeee masa aku yang ajak” katanya manja sambil menggelayutkan tangannya dileherku
“berarti boleh dong memeknya aku jilat” sambil kuturunkan tanganku ke memeknya yang masih terbalut dasternya
“lom diijinin aja tangannya udah megang memekku nih” sambil tersenyum kemudian menciumiku.
Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat dasternya hingga tanganku dan memeknya hanya dibatasi CD tipis saja. Rihana sudah mulai memasukkan tangannya kedalam celRihana(saat itu aku hanya menggunakan celRihana boxer) dan CD ku sampai menyentuh kontolku dan kemudian mengelusnya lembut
“mmmhhh Rihana sayang”
Aku membuka kaosku lalu melepaskan dasternya sekalian hingga tersisa CD dan bra nya saja.
“kamu seksi An”
“mas Apoy juga kontolnya gede, Rihana suka banget, Rihana isep ya?”
“iya An, aku juga ga sabar pingin memek km”
Akupun berdiri, Rihana memelorotkan celRihana sekaligus CDku sampai kontolku seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya, Rihana sedikit kaget saat melihat kontolku yang memiliki panjang sekitar 17cm
“mas, gede ih, pacarku ga segede ini kontolnya”
Saat dia sudah membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya hingga berdiri
“sebentar sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?”
Rihana mengangguk manyun
“kita 69 yuk sayang”
Aku membuka tali bra nya dan lalu cdnya kuturunkan, terlihat bersih memeknya tanpa jembut.
“memek kamu bersih sayang”
“baru kemaren aku cukur mas, abis suka gatel kalo ada bulunya, mas suka ngga?”
“suka banget sayang” sambil kuciumi memeknya.
Rihana naik ke kasurnya dengan posisi telentang mengundangku, akupun naik dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya lalu mukaku didepan memeknya.
Aku mulai menjilati memeknya dengan lembut , Rihana tanpa ragu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengocoknya perlahan
“oughhh, mmmhhh Rihana sayang” memek Rihana terasa sangat legit aku menjilati klitorisnya yang kemerahan
“hmpffhhh….mmmpphhh” Rihana melenguh
Sekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak tahan, aku mengubah posisiku berada di atas tubuh telentang Rihana dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Memeknya sudah agak basah setelah oral tadi, aku menggesek-gesekkan kontolku sesaat
“ohhhh, masukin masku sayang, Rihana ga tahan lagi mmmmhhh”
Aku senang mendengarnya memohon minta di entot. Aku menekankan kontolku perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit, Rihana menggigit bibirnya, dan akhirnya kontolku berhasil memasuki lubang senggamanya, sempit dan seret rasanya membuatku merasakan kenikmatan saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih mungkin karena lebih menantang. Aku memompa memeknya perlahan-lahan, Rihana mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya mengarahkan memeknya. Aku genjot terus sambil kupeluk Rihana dan menciumi bibirnya yang merah basah.
“mmh. Hmmpppf….sayang enak banget sayang, memek kamu sempit banget, kontolku kaya dipijet-pijet”
“ he emh mas, oughhh terus mas, masukin terus mas, biar Rihana jepit kontolnya, ahhhhh” bicaranya terengah-engah
Aku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam memeknya. Aku semakin cepat memompa liang senggamanya.
“ahhh,,ohhhh, masku,,,ohh,,entot aku ohh..enak banget mas sayang, Rihana pingin oohhhhh dientot mas terus, ayo ooougghhh” Rihana sudah tak karuan omongannya saking menikmatinya.

15 menitan kami bercinta dalam posisi tersebut dan aku memintanya nungging untuk posisi doggy , Rihana menurut saja, aku masukkan kontolku kememeknya lagi dan sekarang sudah agak lancar walaupun masih terasa sempitnya seperti memeras dan menyedot kontolku masuk. Aku memegang pantatnya yang mulus bersih sambil aku pompa tak terlalu cepat, Rihanapun memajumundurkan memeknya hingga seperti akan menelan kontolku seluruhnya dan sangat nikmat rasanya.
Aku mempercepat genjotanku di memeknya, Rihana sedikit berteriak kenikmatan
“auhh mas,, mmmhh terus mas, enak ahhh…kontol mas…oohhh sayang”
Nafasku semakin memburu dan bernafsu mendengar ocehannya itu membuat genjotanku menjadi sangat cepat
“sayang, aku kluarin dimRihana sayang…ah ah oughh”
“didalem…argh aja sayang auuhhh ga papa, Rihana juga mau keluar mmmhhh”
Genjotanku cepat sekali karena spermaku sudah tak tertahankan lagi mau keluar.
“arrrgghhh aku keluar sayanggg”
Dan saat itu juga tubuh Rihana mengejang orgasme
“ahhhhhhh, aku juga ssssshh mas”
Aku muntahkan spermaku dalam lubang memek Rihana, aku memutar tubuh Rihana dengan kontol masih tertancap di memeknya,aku memeluk dan menciumnya
“kamu hebat sayang, memek kamu hebat jepitannya”
“mas Apoy juga”
Dia mengajakku ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kami, dengan masih telanjang kami keluar kamar dan menuju kamar mandi. Aku membersihkan seluruh tubuhnya dengan perasaan sayang yang luar biasa, dan diapun melakukan hal yang sama kepadaku.
Setelah selesai membersihkan tubuh kami, kami kembali kekamarnya dan memakai kembali pakaian kami,saat itu dia bilang kepadaku
“makasih ya mas, udah ngasih kepuasan buat aku, enak banget ngentot sama kamu mas”
“sama-sama sayang, besok-besok lagi ya?”
“siap mas. Muachh” jawabnya sambil menciumku
Akupun kembali ke kosku dengan hati sangat senang dan saat ada kesempatan berdua kamipun melakukannya lagi. Atau saat sama-sama tidak tahan kami janjian ke hotel untuk memuaskan nafsu kami.

Waktu itu aku masih kelas dua di salah satu SMA Negeri di Semarang. Aku termasuk salah satu siswa dengan segudang kegiatan. Dari mulai aktif di OSIS, musik, olah raga, sampai aktif dalam hal berganti-ganti pacar. Tapi satu hal yang belum pernah kulakukan saat itu hubungan kelamin, Sering kali aku berkhayal sedang berhubungan badan dengan salah satu wanita yang pernah menjadi pacarku. Tapi aku tidak punya keberanian untuk meminta, mengajak ataupun melakukan itu. Mungkin karena cerita sahabatku yang terpaksa menikah karena telah menghamili pacarnya dan sekarang hidupnya hancur lebur. Itu mungkin yang bikin kutakut setengah mati. Tapi aku menyukai rasa takut itu, bukankah rasa takut itu yang bisa menjauhkan aku dari perbuatan dosa.
Suatu saat, datang gerombolan guru praktek dari IKIP Semarang yang akan menggantikan guru kami untuk beberapa minggu. Salah satu dari guru praktek itu bernama Tessa. Dia begitu cantik, ah bukan… bukan cantik… tapi dia sempurna. Peduli setan dengan matematika yang diajarkannya, aku hanya ingin menikmati wajahnya, memeluk tubuhnya yang tinggi semampai, mengecup bibirnya, dan… aku pun berkhayal sangat jauh, tapi semua itu tidak mungkin. Dengan pacarku yang seumur denganku saja aku tidak berani apalagi dengan Ibu Tessa. Singkat cerita, aku melaju dengan motorku. Hari sudah sore aku harus cepat sampai di rumah. Dalam perjalanan kulihat Ibu Tessa. Aku memberanikan diri menghampirinya. Setelah sedikit berbasa-basi dia bercerita bahwa dirinya baru saja pindah kost dan tempat kost yang sekarang letaknya tepat di tengah-tengah antara sekolahku dengan rumahnya. Sehingga setiap sore aku mengantarkannya ke tempat kost-nya. Kejadian itu berlangsung setiap hari selama satu minggu lebih. 
Berita Sex Sexsinya Meki Ibu Guru
Kami berdua mulai akrab, bahkan nantinya terlalu akrab. Seperti biasanya, aku mengantarkan Ibu Tessa pulang ke kost-nya. Anehnya saat itu, dia tidak ingin langsung pulang tapi mengajakku jalan-jalan di pertokoan di daerah Alun-Alun Semarang. Setelah puas kami pun pulang menuju ke kost Ibu Tessa. Dan ketika kupamit Ibu Tessa memegang tanganku dan… “Jangan pulang dulu , dong!” Ibu Tessa menahanku, tapi memang inilah yang selama ini kuharapkan. “Udah malam Bu, takut entar dimarahi… ” Perkataanku terhenti melihat dia menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya yang kecil. “Jangan panggil aku Ibu Tessa, coba tebak berapa umurku?” ternyata umurnya terpaut lima tahun dengan umurku yang saat itu 17 tahun. “Panggil aku Tessa. ” Aku hanya menganggukkan kepalaku. “Sini yuk, aku punya baju baru yang akan aku pamerkan kepadamu. ” Ditariknya tanganku menuju kamarnya, jantungku mulai berdetak kencang. Sesampainya di kamar, dia menyuruhku duduk di depan televisi. Tessa kemudian menghampiri lemari pakaian di samping televisi. “Aku punya tiga buah baju baru, coba kamu nilai mana yang paling bagus. ” Kujawab dengan singkat, “OK!” lalu . Walaupun mataku tertuju ke pesawat televisi, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa dia dengan santainya membuka baju seragam kuliahnya, jantungku berdebar keras. Tessa hanya menyisakan BH berwarna hitam dan celana dalam hitam. Dia melakukan gerakan seolah sedang mencari pakaian di tumpukan bajunya yang tersusun rapih di dalam lemari. “Aku tidak bisa menemukan baju baruku, kemana ya?” Aku hanya terdiam pura-pura menonton TV, tapi pikiranku tertuju kepada belahan pantat yang hanya tertutup kain tipis. Sesekali dia membalikkan tubuhnya sehingga aku bisa melihat dua buah benda yang menggunung di balik BH-nya. 

Berita Sex Sexsinya Meki Ibu Guru

Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan. “Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam. “Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam. “Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam. “Hey, ngomong dong. ” Aku tetap terdiam. Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Dia melumat bibirku, sedikit buas tapi mesra. Aku mulai memberanikan diri untuk membalasnya. Kugerakkan bibirku dan kulumat kembali bibirnya. Tak lama kemudian, telapak tangan Tessa yang hangat meraih pergelangan tanganku. Dibawanya tanganku ke arah buah dadanya. Jantungku saat itu sangat tidak karuan. Kuremas buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, tapi aku dapat merasakan betapa kencangnya kedua gunung surga itu. Lidah kami pun mulai bermain. Tiba-tiba dia mendorongku, terus mendorongku sehingga aku telentang di atas karpet kamarnya. Aku hanya menurut dan tak bergerak. Tessa membuka baju tidurnya yang tipis. Kali ini dia tidak berhenti ketika hanya BH dan CD-nya saja yang melekat di tubuhnya, tapi BH-nya kemudian terjatuh ke karpet. Belum sempat aku bergerak, Tessa menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, buah dadanya yang sangat keras menindih dadaku. “Kamu suka, ya?” aku mengangguk. Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran. “Ke.. ke… kenapa tes?” kataku terbata-bata. Dia hanya tersenyum, lalu dengan santainya dia memanjat turun tubuhku. Aku hanya terdiam, aku tidak berani bergerak. Aku bagaikan seorang prajurit yang hanya bergerak berdasarkan komando dari Tessa. 
Dia mulai membelai pahaku dan sedikit mempermainkan selangkanganku. Sesekali dia menciumi celana seragam abu-abuku tepat pada bagian batang kejantananku. Aku memejamkan mata, aku pasrah, “Aku… aku… ah…!” Aku membiarkannya, ketika Tessa mulai membuka celana seragamku, mulai dari ikat pinggangku dan berlanjut dengan menyingkapkan CD-ku. Dia meraih batang kemaluanku dengan mesranya.Aku tak kuasa menahan diriku ketika bibirnya yang mungil menyentuh kepala kemaluanku. Aku malu, malu setengah mati. “Tenang, itu biasa kok.” Senyumnya membuat rasa maluku hilang, senyum dari wajah sang bidadari itu membuat keberanianku muncul, “Ya aku berani, aku nekat!” Aku menarik kepalanya dan membalikkan tubuhku, sehingga aku berada tepat di atasnya. Dia sedikit kaget, tapi hal itu membuat aku suka dan makin berani. Aku beranjak ke bawah, kubuka CD-nya. Saat itu yang ada dipikiranku hanya satu, aku harus mencontoh film-film biru yang pernah kutonton. “Kamu mulai nakal, ya.” “Ibu guru tidak suka.” Aku tak memperdulikan candanya. Kuturunkan CD-nya perlahan, kulihat sekilas rumput kecil yang menutupi celah surganya. Seketika kucumbu dan kumainkan lidahku di celah surga itu. Tangan kananku terus menarik CD-nya sampai ke ujung kakinya dan kulempar entah jatuh di mana. Aku menghentikan sejenak permainan lidahku, kuangkat pinggul yang indah itu dan kugendong dia menuju ke tempat tidur yang terletak tepat di belakang kami berdua. Kuletakkan tubuh semampai dengan tinggi 173cm itu tepat di pinggir tempat tidur. Aku kemudian berjongkok, dan kembali memainkan lidahku di sekitar celah surganya, bahkan aku berhasil menemukan batu kecil di antara celah itu yang setiap kutempelkan lidahku dia selalu mengerang, mendesah, bahkan berteriak kecil. Tangan kiriku ikut bermain bersama lidahku, dan tangan kananku membersihkan sisa air mani yang baru saja keluar. Wow… batang kejantananku sudah keras lagi. Ketika aku sedang asyik bermain di celah surganya, dia menarik kepalaku. “Buka celana kamu, semuanya…!” Aku menurut dan kembali menindih tubuhnya. 
Setelah kepala kami berdekatan dia mencium bibirku sekali dan kemudian dia tersenyum, hanya saat itu matanya sudah sayu, tidak lagi bulat penuh dengan cahaya yang sangat menyilaukan. Dia mengangkat kepalanya disertai tangan kananya meraih batangku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Tapi ketika batangku menyentuh bibir lubang kemaluannya, “Crot… cret… creeett…!” Kembali aku meraih puncakku, dia pun tersenyum. Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga. Aku heran setelah orgasme yang pertama ini batang kejantananku tidak lagi lemas, kubiarkan Tessa mengocok-ngocok batanganku, dengan hanya melihat garis wajah milik sang bidadari di depanku dan juga membelai rambutnya yang hitam legam, aku kembali bernafsu. “Pelan-pelan aja tidak usah takut. ” Dia berbisik dan tersenyum padaku. Tak karuan perasaanku saat itu, apalagi ketika kepala kemaluanku dioles-oleskannya ke bibir kemaluannya. Tangannya yang kecil mungil itu akhirnya menarik batang kemaluanku dan membimbingnya untuk memasuki lubang kewanitaannya. “Bles… sss… sek!” Batangku sudah seratus persen tertanam di lubang surganya. Rasa percaya diriku semakin meningkat ketika aku menyadari bahwa aku tidak lagi mengalami orgasme. Aku mulai menarik pinggulku sehingga kemaluanku tertarik keluar dan membenamkannya lagi, terus menerus berulang. Keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk begitu seterusnya. “Oh Dig…!” Dia mulai memanggil nama akrabku, aku dipanggil Jedig oleh sahabat-sahabatku. Selama ini Tessa hanya memanggil nama asliku seperti yang tertera di dalam absen kelasku. “Dig, terus… kamu mulai pintar…” Aku tak peduli, aku terus bergerak naik turun. Aku merasakan batang kemaluanku yang basah oleh cairan dari lubang surga milik Tessa. Naik dan turun hanya itu yang kulakukan. Sesekali aku mencium bibirnya, sesekali tanganku mempermainkan bibir dan buah dadanya. “Ah… ah… ah, ah… oh!” Nafasnya memburu. “Ah Dig… ah… ah… ooowww!” Dia berteriak kecil, matanya sedikit melotot dan kemudian dia kembali tersenyum. Aku terdiam sejenak, aku heran kenapa dia melakukan itu. Yang kuingat, saat itu batang kemaluanku serasa disiram oleh cairan hangat ketika masih ada di dalam lubang kemaluannya. ” Ntar dulu ya Jedig Sayang.” Dia mengangkat tubuhnya sehingga kemaluanku terlepas, aku menahan tubuhnya. Aku tak ingin kemaluanku terlepas aku masih ingin terus bermain. “Eit… sabar dong, kita belum selesai kok. ” Kulihat dirinya memutar tubuhnya kemudian nungging di depan mataku. Aku sangat mengerti apa yang harus kulakukan, ya… seperti di film-film itu. Aku mendekatinya dengan batang kemaluanku yang sudah siap menghunus lubang kemaluannya. Aku mencoba memasukannya, tapi aku mengalami kesulitan. Satu, dua, ya dua kali aku gagal memasukan batangku. 

Berita Sex Sexsinya Meki Ibu Guru

Akhirnya dia menggunakan tangan mungilnya untuk membimbing batangku. “Blesss…” Batangku masuk dengan perlahan. Berbeda dengan tadi, sekarang aku tidak lagi naik turun tetapi maju mundur. Kami berdua mendesah. Nafas kami saling memburu. Terus dan terus lagi. “Ah… oh… uh… terus Dig…, ah… oooww!” Kembali dia berteriak kecil, saat ini aku mengerti, setiap kali dia berteriak pasti kemudian dia merubah posisinya. Benar saja posisi kami kembali seperti posisi awal. Dia telentang di bawah dan aku menindihnya di atas. Aku tidak lagi memerlukan tangan mungilnya untuk membimbingku. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu. Kembali aku melakukan naik dan turun. Kali ini aku menjadi siswa yang benar-benar aktif, tidak hanya di sekolah tapi di ranjang. Kuangkat kaki kanannya, kujilati betisnya yang tanpa cacat itu sambil terus menggerakan pinggulku. Beberapa saat kemudian, aku merasakan darahku mengalir dengan keras, ada sesuatu di dalam tubuhku yang siap untuk meledak. Gerakanku semakin kencang, cepat, dan tidak teratur. “Terus Dig, lebih cepat lagi… terus lebih cepat lagi Dig, terus. ” Gerakanku semakin cepat. Kami berdua sudah seperti kuda liar yang saling kejar-mengejar sehingga terdengar suara nafas yang keras dan saling sambut menyambut. “Terus Dig, terus… ah… uh… oh…!” ” sayang… ah… dig… dig… dig… aaoowww! ” Saat ini teriakannya sangat keras dan kulihat matanya sedikit melotot dan giginya terkatup dengan sangat keras. Kemudian dia terjatuh. “Dig cepetan ya sayang…!” “Aku capek.” Aku tak bisa berhenti menggerakan tubuhku, sepertinya ada suatu kekuatan yang mendorong dan menarik pinggulku. “Ah… “Crot… cret… cret…!” Muncratlah air kenikmatan itu dari tubuhku. Aku terjatuh di sampingnya, aku puas! Dia tersenyum padaku dan memelukku, dia menaruh kepalanya di dadaku. Setelah mengecup bibirku kami berdua pun tertidur pulas. Beberapa bulan setelah percintaanku dengan Ibu Tessa… Perpisahaan pun dimulai, setelah aku memainkan beberapa lagu di panggung perpisahaan untuk menandakan berakhirnya masa kerja praktek mahasiswa-mahasiswa IKIP di sekolahku. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku mencari Tessa, bidadari yang merenggut keperjakaanku. “Tessa… hey…!” Tessa menengok dan matanya melotot. “Ups… Ibu Tessa!” Aku lupa, dia kan guruku. “Sampai ketemu lagi ya, jangan lupa belajar!” sambil menaiki tangga bus dia menyerahkan surat padaku. Aku langsung membaca dan tak mengerti apa maksud dari tuTessan itu. Akhirnya bus itu pergi dan saat itulah saat terakhir aku melihatnya. 

Aku tak akan pernah lupa walaupun hanya sekali aku melakukannya dengan Tessa. Tapi itu sangat berbekas. Aku selalu merindukannya. Bahkan aku selalu berkhayal aku ada di dekat dia setiap aku dekat dengan perempuan. Sekarang ketika aku sudah duduk di bangku kuliah aku baru mengerti apa arti dari surat Tessa.

Seorang temanku, namanya Garry , dia menghubungiku di handphone. Dia lagi berada di hotel Menteng di Jalan Gondangdia lama bersama dua orang ceweknya. Memang dia pernah janji padgue mau mengenalkan pacarnya yang namanya Anita itu padgue, dan sekarang dia memintgue datang untuk bertemu dengan mereka malam ini di sana.

 Dalam perjalanan ke sana gue teringat dengan seorang cewek yang namanya Anita juga. Lengkapnya Anita Monica. Sudah setahun ini kami tidak pernah bertemu lagi, tapi masih sering menghubungi via telepon, terakhir kali gue menghubungi dia waktu ulang tahunnya tanggal 23 September, dan kukirimi dia kado ulangtahun.

Dia adalah orang yang pernah begitu kusayangi. Dalam hatiku berharap semoga dia menjadi isteriku. Wajahnya mirip artis Dina Lorenza, tinggi 172 cm, kulitnya sawo matang. Pokoknya semua tentang dia ini oke punya lah. Ibunya orang Jawa, sedangkan bapaknya dari Sulawesi selatan. Dia sendiri sejak lahir sampai besar menetap di Jakarta bersama orangtuanya. Dulunya kami bekerja di satu perusahaan, Anita ini accountingnya kami di kantor, sedangkan gue bekerja diatas kapal. Setiap pulang dari Jepang, sering kubawa oleh-oleh untuk dia. Tetapi salah satu point yang sulit mempersatukan kami adalah soal agama.

Berita Sex:Cocolan Ayam Kampus 

Terakhir yang kutahu tentang Anita ini dia batal menikah dengan cowoknya yang namanya Adhi itu. Handphone-ku berbunyi lagi, rupanya dari Garry, mereka menyuruhku masuk ke dalam kamar 310, disitu Garry bersama dua orang ceweknya. gue disuruh langsung saja masuk ke kamar nanti begitu tiba di sana. gue tiba di sana pukul sembilan tiga puluh malam dan terus naik ke atas ke kamar 310. Seorang cewek membuka pintu buatku dan cewek itu hanya bercelana dalam dan BH saja, dan gue langsung masuk.

Rupanya Garry sedang main dengan salah seorang ceweknya itu, keduanya sama-sama telanjang dan lagi seru-serunya berduel. Terdengar suaranya si cewek ini mendesah dan mengerang kenikmatan, sementara Garry mencium wajahnya dan lehernya. gue berpaling pada cewek yang satu lagi ini yang memandangku dengan senyuman manis.

“Oom Errol ya..?” tegurnya sambil duduk di atas tempat tidur yang berada di sebelahnya. gue hanya mengangguk dan membalas senyumnya. Bodynya boleh juga nih cewek, hanya sedikit kurus dan imut-imut.

“Namanya siapa sich..?” tanygue.

“Namgue Putri, Oom buka aja bajunya.

” Lalu gue pun berdiri dan membuka bajuku, dan kemudian menghampirinya di atas ranjang dan menyentuh punggungnya, sementara Putri ini terus saja menonton ke sebelah. Si cewek yang lagi ‘dimakan’ Garry rupanya mencapai puncak orgasmenya sambil menggoyang pinggulnya liar sekali, menjerit dan mendesah, dan kemudian Garry pun keluar.

Asyik juga sekali-sekali menonton orang bersenggama seperti ini. Sementara keduanya masih tergeletak lemas dan nafas tersengal-sengal, si Putri ini berpaling kepadgue dan gue pun mengerti maksudnya, dan kami pun mulai bercumbu, saling meraba dan berciuman penuh nafsu. Kini berbalik Ricky dan ceweknya itu yang menonton gue dan Putri main.

Secara kebetulan gue balik berpaling kepada Ricky dan ceweknya itu, dan betapa kagetnya gue melihat siapa cewek yang bersama Ricky itu. Masih sempat kulihat buah dadanya dan puting susunya sebelum cepat-cepat dia menarik selimut menutupi badannya. gue langsung jadi ‘down’ dan bangun berdiri, dan menegur Ricky sambil memandang si cewek itu yang masih terbaring. Dia pun nampaknya begitu kaget, untung saja Ricky tidak melihat perubahan pada air wajahnya.

“Hi Ricky.., sorry gue langsung main tancap nich.

” katgue, Ricky hanya tertawa saja padgue.

“Gimana Roll, oke punya?” tanya Ricky sambil melirik Putri yang masih terbaring di ranjang.

“Excellent..!” jawabku sambil berdiri di depannya tanpa sadar bahwa gue lagi telanjang bulat dan tegang.

“Roll, kenalkan ini cewekku yang kubilang si Anita itu,” ucap Ricky sambil tangannya berbalik memegang kepalanya Anita. Segera gue menghampirinya dan mengulurkan tanganku yang disambut oleh cewek itu.

Kami berjabat tangan, terasa dingin sekali tangannya, dan dia menengok ke tempat lain, sementara gue menatapnya tajam. Untunglah Ricky tidak sadar akan perubahan diantara gue dengan cewek ini. Lalu si Anita ini bangun sambil melingkari tubuhnya dengan handuk, kemudian berjalan ke kamar mandi diiringi oleh tatapan matgue, melihat betis kakinya yang panjang indah itu yang dulu selalu kukagumi. Tidak sadar gue menarik nafas, terus Garry mempersilakan gue dan Putri kembali melanjutkan permainan yang tertunda itu.

Kami kemudian melguekan foreplay sebelum acara yang utama itu. Kulihat sekilas ke sebelah, Anita sudah balik dari kamar mandi dan memperhatikan gue dan Putri yang sedang bertempur dengan seru, Putri mengimbangiku tanpa terlalu berisik seperti Anita tadi. Putri mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar dan kusodok lubang vaginanya dengan penuh semangat. Maklumlah, dua bulan di laut tidak pernah menyentuh wanita sama sekali.

Sampai akhirnya kami berdua pun sama-sama keluar, aduuh.. nikmatnyaa… Kuciumi buah dada yang penuh keringat itu dan bibir-bibirnya yang tipis itu, kulitnya benar-benar bersih mulus dan akhirnya kami terbaring membisu sambil terus berpelukan mesrah dan tertidur.
Waktu itu sudah jam dua belas tengah malam. Ketika gue terbangun, rupanya Putri tidak tidur, dia malah asyik memandangiku. Kulihat ke sebelah, Garry dan Anita masih terlelap, hanya selimutnya sudah tersingkap. Garry tidur sambil memeluk Anita dan keduanya masih telanjang bulat.

Paha Anita yang mulus sexy itu membuatku jadi terangsang kembali dan terus saja memandangnya dari jauh.

“Dia cantik ya..?” lalu Putri berbisik padgue, gue hanya mengangguk kepala.

“Cantik, sexy.. tapi milik banyak orang..” tambah Putri lagi.

“Dia temanmu kan..?”

“Kita satu fgueltas dulu, dan sama-sama wisuda, setahu gua dia dulunya nggak suka main sama laki, tapi dia melayani tante-tante senang yang suka nyari mangsa di kampus.”

“Maksud kamu Anita itu lesbian..?”

“Yah gitu lah, tapi dia juga pacaran waktu itu, terakhir dulu gua dengar dia lama main ama orang cina dari Hongkong.”

“Bisa jadi dia pernah lesbong, soalnya liat tuh puting susunya udah besar dan panjang lagi, kayak ibu-ibu yang pernah menyusui.” katgue.

“Pak Garry ini cuman salah satu dari koleksinya, dia juga suka main ama orang bule dari Italy, terus dia juga ada main sama Pak XXX (orang penting).”

“Putri kok tau semuanya..?”

“Soalnya gua sering jalan bareng dia, kalo dia dapat order sering dia bagi-bagi ama gua, orangnya paling baik juga sosial ama temen.” sambung Putri lagi. Sementara Putri tidak tahu kalau gue dan Anita juga sudah lama kenal.

Tiba-tiba Anita menggerakkan badannya membuat bagian perutnya yang tadinya terselimut kini terbuka, gerakannya itu membangunkan Garry yang melihat buah dadanya begitu menantang langsung mulutnya beraksi, dari buah dada Anita turun terus ke bawah membuka lebar pahanya Anita dan menjilati bibir vaginanya. gue langsung bangun dan menghampiri ranjang keduanya dan memperhatikan dari dekat Garry menjilati bibir kemaluan Anita dan menguakkannya.

Nampak lubang kemaluan Anita yang memerah terbuka cukup besar. Sementara bulu kemaluannya kelihatan seperti dicukur bersih, licin seperti vagina seorang bayi.

Melihatku memperhatikannya dengan serius, Garry lalu bertanya. “Kamu suka Roll..? Kita tukaran aja sekarang, gue ama Putri.” Lalu Garry bangun dan pindah ke ranjang sebelah, dan gue segera menggantikan tempat Garry tadi, tapi betapa terkoyaknya hatiku saat itu.

Benar-benar tidak pernah kukira akan mengalami pertemuan kembali yang begini dengan Anita. gue berbaring sambil mendekap tubuhnya pelan-pelan, seolah tguet jangan sampai dia terbangun. Mulutku melahap buah dadanya, menghisap puting susunya yang besar dan panjang itu, tanganku pelan turun ke bawah mengusap selangkangannya, terus memegang vaginanya sambil mencium pipinya, mengulum bibir-bibirnya.

Anita mendesah dan menguap sambil menggerakkan badannya, tapi tidak bangun. gue pun terus melanjutkan aksiku. Ketika dia berbalik tertelungkup, segera kupegang pantatnya dan menguakkannya. Nampaklah lubang duburnya yang sudah terbuka itu, merah kehitam-hitaman, kira-kira berdiameter satu senti. Tapi betapa hatiku begitu penuh kasih padanya, pelan-pelan lidahku menjulur ke lubang pantatnya itu dan kujilati pelan-pelan.

Tiba-tiba Anita menggerakkan pantatnya, rupanya terasa olehnya sesuatu yang nikmat di pantatnya. gue terus saja menjilatinya, lalu dia merintih dan menarik napas panjang dan mendesah.

“Aduuhh.. enak Garry, terus Sayang.. lidahnya terus mainkan.., duuh.. enaakk..!

” desahnya pelansambil semakin kuat menggoyangkan pantatnya, sementara rudalku sudah tegang sekali.

“Garry.., jellynya.. jellynya dulu.. baru masukin yaa..!” gue tidak tahu dimana jellynya, lalu kuludahi saja banyak-banyak sampai lubang duburnya itu penuh dengan ludahku dan kuarahkan rudalku ke arah sasarannya, dan mulai menyentak masuk pelan-pelan.

“Aaacchh..!” dia mendesah. Sekali hentak langsung masuk tanpa halangan, kudorong terus rudalku, tangan kananku melingkari lehernya. Dia menarik napas panjang sambil mendesah tertahan, sementara rudalku sudah semuanya masuk tertanam dalam liang pelepasannya yang cengkeramannya sudah tidak terasa lagi.

Tangan kiriku memainkan klitorisnya, sambil mencium pipinya kemudian melumat bibirnya. Berarti Anita ini sudah biasa disodomi orang, hanya lubangnya belum terbuka terlalu besar. gue mulai menarik keluar kembali dan memasukkan lagi, dan mulai melguekan gerakan piston pelan-pelan pada awalnya, sebab tguet nanti Anitanya kesakitan kalau gue langsung main hajar dengan kasar. gue tahu bila dalam keadaan normal seperti biasa, tidak akan pernah gue dapat menyentuh tubuhnya ini.

Selagi gue mengulum lidahnya itu, Anita membuka matanya, terbangun dan kaget melihat siapa yang lagi menyetubuhinya. Anita mau bergerak bereaksi tapi kudekap dia kuat-kuat hingga Anita tidak mungkin dapat bergerak lagi, dan gue mulai menghentak dengan kekuatan penuh pada lubang duburnya yang memang sudah dol itu.

Batang rudalku masuk semua tertancap di dalam lubang duburnya dan masuk keluar dengan bebasnya menghajar lubang dubur Anita dengan tembakan-tembakan gencar beruntun sambil mendekapnya kuat-kuat dari belakang meremas payudaranya dengan gemasnya dan mengigit tengkuknya yang sudah basah oleh keringatnya itu. Secara reflex Anita mengoyang pinggulnya begitu merasakan batang kemaluanku masuk, dan mendesah mengerang dengan suara tertahan. Keringat deras bercucuran di pagi yang dingin itu.

Seperti kuda yang sedang balapan seru, dia merintih lirih diantara desahan napasnya itu dan mengerang. Anita semakin menggoyang pantatnya seperti kesetanan oleh nikmat yang abnormal itu. Sepuluh menit berlalu, lubang duburnya Anita rasanya sangat licin sekali, seperti main di vagina saja. Dan Anita meracau mendesah dan menjerit histeris, wajahnya penuh keringat yang meleleh. Kubalikkan tubuhnya, kini Anita sudah tidak melawan lagi, dia hanya tergeletak diam pasrah ketika kualasi bantal di bawah pantatnya.

Dia mengangkat kedua kakinya yang direntangkan dan memasukkan lagi rudalku ke dalam lubang duburnya yang sudah terkuak itu. Seluruh batang rudalku basah oleh cairan kuning yang berbuih, itu kotorannya Anita yang separuhnya keluar meleleh dari lubang duburnya itu. Bagi orang yang tidak biasa dengan anal sex ini pasti akan merasa jijik.

Kini wajah kami berhadapan, kupegang kepalanya supaya dia tidak dapat berpaling ke kiri ke kanan. Dan kulumat-lumat bibir-bibirnya, sepasang gunung buahdadanya terguncang-guncang dengan hebatnya, lehernya dan dadanya basah oleh keringatnya yang bercampur baur dengan keringatku. Dan inilah yang namanya kenikmatan surga. Pipi-pipinya telah memerah saga oleh kepanasan. gue semakin keras lagi menggenjot ketika mengetahui kalau Anita mau mencapai puncak klimaksnya. Seluruh tubuhnya lalu jadi mengejang, dan suaranya tertahan di ujung hidungnya, Anita ini benar-benar histeris pikirku.

Mungkin juga dia ini sex maniac. Anita mulai bergerak lagi dengan napas yang masih tersengal-sengal sambil mendesah.

“Terus ung.. teeeruus.. gue mau keluar lagi..!” desahnya. Benar saja, Anita kembali menjerit histeris seperti kuntilanak, seluruh tubuhnya kembali mengejang sambil wajahnya menyeringai seperti orang menahan sakit yang luar biasa. Butiran keringatnya jatuh sebesar biji jagung membasahi wajahnya, peluh kami sudah bercampuran. Kupeluk erat-erat tubuhnya yang licin mengkilap oleh keringat itu sambil menggigit-gigit pelan daun telinganya agar dia tambah terangsang lagi.

Akhirnya dia jatuh lemas terkulai tidak berdaya seperti orang mati saja. Tinggal gue yang masih terus berpacu sendiri menuju garis finish. Kubalikkan lagi tubuh Anita tengkurap dan mengangkat pantatnya, tapi tubuhnya jatuh kembali tertelungkup saja, entah apa dia sangat kehabisan tenaga atau memang dia tidak mau main doggy style. Kuganjal lagi bantal di bawah perutnya dan mulai menhajarnya lagi, menindihnya dari atas punggungnya yang basah itu.

Tapi keringatnya tetap berbau harum. Napasnya memburu dengan cepatnya seperti seorang pelari.

“Aduh.. aduuh.. gue mau beol.. nich.. cepeet dikeluarin.. nggak tahan nich..! Ituku udah mo keluar nich..!” desahnya. Dadanya bergerak turun naik dengan cepatnya. Tapi gue tidak perduli, soalnya lagi keenakan, kutanamkan kuat-kuat batang kemaluanku ke dalam lubang pantatnya, dan menyemprotkan spermgue begitu banyaknya ke dalam lubang analnya itu.

“Aduh.. aduuh.., gue mau beol.. nich.. cepeet nggak tahan nich.., udah mo keluar nich..!” desahnya.

“Aaacchhh.. aach..!” Anita menjerit lagi. Ada dua menit baru kucabut batang kemaluanku. Dan apa yang terjadi, benar saja kotorannya Anita ikut keluar bersama rudalku, dan menghambur padgue. Terasa hangat kotorannya yang mencret itu.

Hal itu juga berhamburan pada seprei tempat tidur. Praktis kami berenang di atas kotoran tinjanya yang keluarnya banyak sekali itu. Sementara gue lagi menikmati orgasmeku, kudengar suaranya Anita seperti orang yang sedang sekarat, dan napasnya mendengus.

Anehnya gue sama sekali tidak merasa jijik, walaupun gue dengan sudah belepotan oleh tinjanya. Kami tetap saja berbaring diam sambil terus berpelukan. Napasnya masih tersengal-sengal. Dadanya bergerak naik turun seperti orang yang benar-benar kecapaian. Kucium pipinya yang basah oleh keringatnya, dan menjilati keringat di lehernya yang putih mulus itu. Batinku terasa puas sekali dapat mencicipi tubuh indah ini, walaupun dia ini hanya seorang pelacur saja.

Anita pun tetap berbaring diam tidak bergerak walaupun semua bagian bawah tubuhnya sudah berlumuran oleh tinjanya. Dia sepertinya sudah seperti pasrah saja atas semua yang sedang terjadi pada dirinya. Bola matanya menatap kosong ke dinding kamar. gue membalikkan kepalanya agar menatapku, terus kuhisap bibirnya pelan dan mencium di jidatnya.

Tampak senyum di wajahnya, dia seperti senang dengan sikapku ini. Dia menatapku dengan wajah sayu dan letih.

“I love you Anita..” ucapku tanpa sadar. Dia hanya mendengus, menggerakan hidungnya yang mancung itu sambil bola matanya yang hitam bening itu menatapku tajam. Kucium lagi pipinya.

“Anita.., dari dulu gue tetap cinta kamu..” bisikku di telinganya.

“Walaupun harus hidup dengan berlumuran tinja seperti ini..?” jawabnya seperti menyindirku.

“Kita mesti keluar dari kubangan tinja ini Anita..,” katgue,

“Kita bersihkan tubuh kita dan kita memulai hidup kita yang baru.

” Dia tidak menjawab, malah mendorongku ke samping dan dia melompat bangun bergegas menuju kamar mandi diiringi suara ketawa dari Garry dan Lani.

Sisa-sisa kotoran di bokong pantatnya itu mengalir turun di paha dan betis kakinya dan ruangan itu telah dipenuhi oleh bau kotoran yang keluar dari dalam perutnya Anita ini. gue pun berlari ke kamar mandi dan membantu Anita membersihkan badannya dengan air dan bantu dia menyirami tubuhnya dan menyabuni seluruh tubuhnya sampai ke selangkang dan kemaluannya terus sampai pada lubang pantatnya semua kusabuni dan kubilas sampai benar-benar bersih. Barulah kemudian gue mandi. Anita nampaknya senang dengan perlgueanku yang mengistimewakan dirinya itu, dan dia pun membantuku mengelap badanku dengan handuk.

Kemudian kami kembali ke kamar, gue menarik keluar seprei yang telah penuh dengan kotoran itu, membungkusnya dan melemparnya ke kamar mandi. Anita duduk di kursi mengawasiku bekerja sambil senyum-senyum malu. gue menatap tubuhnya yang tinggi atletis ini dengan penuh rasa pesona dan syukur. Namun sama sekali tidak kusanga bahwa nanti dalam waktu yang tidak lama lagi dia akan menjadi isteriku. Dan sedikitpun gue tidak menyesal memperisteri Anita, sekalipun dia itu hanyalah seorang bekas wanita nakal, bekas ayam kampus. Kami kembali lagi ke atas tempat tidur dan berusaha untuk tidur, padahal hari sudah pagi.

Kami tidur berpelukan. Dia menyembunyikan kepalanya di dalam dadgue yang sedang bergemuruh dengan hebatnya itu, dan kami terlelap dalam tidur. gue hanya dapat tertidur beberapa saat saja, kemudian sudah terbangun lagi, di sampingku Anita masih tertidur lelap, mungkin sebab saking capeknya dia ini. Pelan gue bangun untuk duduk sambil memperhatikan dia dalam ketidurannya, di bibirnya tersungging senyum, sepertinya dia merasa bahagia dalam hidup ini. Rambutnya yang lebat hitam panjang itu tergerai di atas bantal.

Pelan kusingkap kakinya hingga terbuka lebar, dan tanganku mengusap pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Benar-benar merangsangku paha mulus yang bersih ini. Menguakkan bibir vaginanya yang telah ke biru-biruan itu pertanda bahwa dia telah banyak sekali melguekan persetubuhan. Dan kulihat lubang vaginanya yang telah terbuka menganga seperti lubang terowongan turun ke dalam rahimnya.

Lalu kujulurkan lidahku untuk membuka vaginanya itu dengan penuh perasaan. Kujilati juga klitorisnya, membuatnya jadi tergerak mungkin oleh rasa enak di klitorisnya itu. Tapi hanya sampai disitu saja. gue tidak tega untuk membangunkannya dari kelelapan tidurnya yang manis itu. Siangnya kami checked out dari Hotmen itu.

Dalam mobil gue dan Anita duduk di belakang. Dia tidak pernah berbicara sampai kami tiba di depan rumahnya Putri di Tebet timur, keduanya turun di sini, padahal Anita rumahnya di jalan Kalibata utara. Setelah berlalu dari situ, gue bertanya kepada Garry kenapa tidak membayar keduanya. Garry bilang biasanya uangnya itu di transfer ke rekening keduanya masing-masing.

Dan esoknya hari Senin gue mentransfer uang ke rekening Anita sebesar lima ratus ribu rupiah. Kenangan manis yang tidak terlupakan bagiku

Berikut ini adalah cerita tentang seorang Mahasiswi di sebuah Perkemahan yang diselenggarakan di daerah Jawa barat diSaat itu pada tahun Seribu sembilan ratus sembilan puluh dua ketika saya hanya seorang mahasiswa dari semester pertama komputer terkenal perguruan tinggi di Depok Ketika itu semua mahasiswa baru diwajibkan untuk berpartisipasi Jambore dan Charity (Jam Baksos) diadakan di sebuah perkemahan di Sukabumi, Jawa Barat. Pada hari yang telah ditentukan, hari kami semua bersiap-siap di kampus tercinta, kemudian segera diberangkatkan dengan menggunakan beberapa truk bak terbuka. Setelah melakukan perjalanan sekitar tiga sampai empat jam, ada satu truk yang disebabkan dengan cara yang salah sehingga semua truk lain harus menunggu diam-diam sejenak di suatu tempat, akhirnya kami tiba di tujuan. Hari mulai gelap. Saya melihat di sekitar kita. ih, seram juga. Suasana tenang dan gelap, mengetahui di daerah pegunungan yang tidak terlalu banyak orang. Itu hanya suara truk mesin diesel yang cukup berisik.

Berita Sex Skandal Sex Diperkemahan
Akhirnya, dengan konvoi truk satu persatu, Anda ke tempat terbuka seperti memarkir mobil truk yang kami tumpangi itu. Sudah bangun?, Tidak! Kami masih harus berjalan lagi beberapa jarak di sepanjang jalan untuk mencapai tempat di mana kami akan mendirikan tenda kami. Pukul tujuh malam saat kami memasuki area kamp. Wah! Ternyata perkemahan telah diterangi oleh beberapa lampu sorot kekuatan yang cukup besar, yang telah disiapkan oleh tim penyelenggara yang telah mendahului kita ada sehari sebelumnya. Mereka juga telah menyiapkan dua toilet darurat. Khusus seorang gadis dan satu orang khusus. Dengan tubuh lelah sedikit karena perjalanan cukup jauh, kami juga mendirikan tenda masing-masing dengan bimbingan beberapa panitia. Satu tenda diisi oleh kelompok empat sampai lima orang. Cowok dan cewek memisahkan tenda. Katanya sih, takut hal-hal yang tidak diinginkan! Saya beruntung, kelompok saya terdiri dari semua anak-anak yang saya belum tahu. Aku benar-benar malu dan agak pemalu, jadi kurang cepat dalam campuran. Setelah makan malam dan sedikit istirahat, diadakan briefing mengenai jadwal kegiatan Jambaksos di hari-hari berikutnya. Briefing adalah satu-satunya acara yang diadakan pada hari pertama. Central berikut briefing, tiba-tiba aku merasa seperti pengen kencing. 
Aku ragu-ragu untuk pergi ke ke toilet buatan didirikan di tepi sungai yang mengalir di dekat perkemahan kami. Dasar saya adalah pemalu, namun untuk toilet buatan. Habis ada cukup banyak cara untuk gelap pula. Sementara itu, untuk meminta bantuan kepada salah satu panitia merasa malu. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi balik semak-semak di sekitarnya sepi dan agak tersembunyi dan agak jauh dari kerumunan orang yang mengikuti briefing. Ah .., itu lega setelah saya mengeluarkan seluruh isi kandung saya. Mungkin jika ditampung dalam botol bisa penuh . Saya melakukan peenahanan pipis waktu masih di Bogor selama perjalanan untuk datang ke sini. Apalagi didukung oleh gunung udara dingin di sini sampai ke sumsum tulang. “Hi hi hi hi .., Hei, Apa yang Anda lakukan di sana?!” Tampak dua orang panitia datang ke arah saya sambil nyengir. Saya tahu mereka, satu nama Nindia , yang rambutnya sepundaknya sedikit kecoklatan, sedangkan rambut hitam legam dipotong pendek Rizka namanya. Kedua tinggi badannya hampir sama. Sama-sama cantik dan sama-sama sensual. Payudara mereka juga termasuk besar dan bulat, dengan Rizka sedikit lebih besar daripada yang dimiliki dimiliki Nindia. Ini terlihat dari balik cukup ketat T-shirt yang mereka kenakan. Mereka berdua adalah anggota seksi P3K. “Aku .. Aku lagi pipis, Suster,” jawabku takut-takut.

Berita Sex Skandal Sex Diperkemahan

Baca Cerita seru lainya Teh Lita Kegatelan
Tapi Nindia dan Pratiwi bahkan lebih dekat dan melompat ke dalam tempat persembunyian saya yang terletak sedikit di bawah perkemahan. “Mengapa kau kencing di sini, ya?, Bukankah kita sudah memiliki toilet sendiri di sana?” Tanya Nindia. “Yah, aku takut, saudara.” Aku meletakkan penis saya dan saya menarik saya kait celana ritsleting. Nindia dan Pratiwi tertawa perbuatan saya. “Tunggu! Garasi ini tidak harus menutup pertama,” kata Pratiwi meremas selangkangan saya. Ouch! Kemudian membuka kembali tangan ritsleting yang telah saya tutup. “Wow! Fa, terlihat, tidak doi memakai celana!”, Saya jarang memakai celana ketika terjadi di mana saja. “Di mana, Wi? Saya ingin melihat”, kata Nindia mendekati selangkangan saya. Pratiwi memberikan tempat untuk Nindia. Nindia memasukkan tangan kanannya ke dalam celah ritsluiting saya. Dia mengelus lengan saya ngelus dengan tangan hangat, membuat saya mulai menggelinjang menahan nikmat. “Wi, tidak doi disunat! Anda tidak pernah bermain dengan penis tidak disunat?”, Nindia mengeluarkan penis saya dari dalam kandang. Pratiwi hanya mengangkat bahu saja. “Eh, Paman Selamat. Ini adalah hukuman Anda karena buang air besar sembarangan! Sekarang Anda diam aja yah!”, Kata Nindia sedikit melotot. Nindia dekat dengan penis saya ke dalam mulutnya. 
Beberapa detik kemudian mulutnya asyik hancur penis saya. Ah, penis saya mengeras. Ini menambah keasyikan untuk Nindia yang terus menghisap penis saya yang meskipun tidak terlalu panjang tapi diameternya cukup besar. Mataku hampir mundur ketika Nindia menjilat-jilat ujung penis saya tegang menjulang. Lidah Gelitikkan mulai membangkitkan nafsu nikmat saya yang telah terkubur. “Fa! Bagi dong saya! Apakah Anda habisin sendiri!”, Pratiwi tidak mau kalah. Dia mengarahkan tangannya ke belakang pinggang saya, kemudian dipelorotkannya celana saya turun untuk mengungkapkan penis saya yang tampak siap tempur. Dinginnya udara malam menusuk paha kulit telanjang tidak merasa, terhapus oleh kenikmatan saya mengalami di selangkangan saya. Rizka lalu meletakkan bibirnya yang matang dengan mencuci tipis lipstik ke penis saya. Kemudian rakus mereka berdua menguasai penis saya dengan kuluman dan menjilati lidah mereka rentetan, membuat tubuh saya seperti dendeng yang merasakan kenikmatan yang fantastis ini. “Aah .., Kak .., aku sudah keluar ..” kataku mendesah mendesah. Tapi Nindia dan Pratiwi tidak peduli. Mereka masih menyenangkan untuk menjelajahi seluruh permukaan selangkangan dari mulut saya dan lidah mereka seperti ular. Akhirnya, dengan dua-tiga kali kedutan, saya muntah seluruh penis isi cairan kental saya ke wajah Nindia. “Ma .. Maaf, kakak. Aku tidak sengaja.” Nindia bukannya marah tapi sebenarnya tersenyum bahagia. Dijilatinya air mani saya di wajahnya. Mengetahui bahwa ia tidak mendapatkan cairan nikmat saya, Pratiwi mencuat lidah mereka ke arah wajah Nindia. Dia bergabung Nindia wajah menjilat-jilat seperti meminta bagian. Nindia tampaknya bergeming.

Berita Sex Skandal Sex Diperkemahan

Baca Cerita seru lainya Teh Lita Kegatelan
Tiba-tiba bibir merah mencium Rizka. Dan Pratiwi membalas. Sementara tangannya meremas-remas mulai dua putaran tonjolan di dada Nindia. “Ah .. Wi .. terusin .. Ah ..” Persetujuan ini membuat Nindia Rizka melanjutkan kegiatannya. Ia melepaskan T-shirt yang dikenakan Nindia. Kemudian tangan kirinya terselip di balik Nindia bra putih. Payudara diperas diremas lancar bulat Nindia kembung. Setelah tangan yang beralih kembali ke Nindia. Nindia bra pengikat pembukaan. Dan tanpa hambatan lagi Nindia payudara yang indah seperti mangga matang harumanis, dengan puting menjulang lingkaran merah menggemaskan dikelilingi oleh cukup luas. Tanpa bersedia untuk melepaskan kesempatan emas ini, langsung Rizka mulut hancur puting Nindia mulai mengencangkan. Dengan lidahnya mencuat-julur seperti ular, dijilatinya ujung puting yang menarik. Sesekali mengisap puting, mata melotot Nindia kesenangan. Tindakan kedua senior saya, saya tidak menyadari, penis saya yang telah bangkit kembali bersemangat dan semakin mengeras. Tiba-tiba Nindia Rizka melarikan diri sentuh. Dia menatap temannya dengan wajah seperti memohon. Pratiwi bahkan memahami apa yang dimaksud dengan Nindia. Dia menanggalkan semua pakaian yang dikenakannya, tubuh telanjang mulus berbaring di rumput istirahat dengan pakaian yang diambil dari sebelumnya. Mulut segera menyergap Nindia Rizka payudara besar seperti pepaya bangkok tapi tampak kenyal dan kencang. Lidahnya menjelajahi setiap inci bagian dadanya yang indah dan kembung itu, termasuk celah-celah yang membelah bukit kembar kedua dengan high-end mencuat. Oleh Nindia mahir menggosok ujung lidah basah ke ujung puting Rizka tinggi dan keras, membuat Rizka keras menggerinjal sementara mulutnya mendesis seperti ular yang siap menerkam mangsanya. 
Sementara tangan kiri menelusuri Pratiwi selangkangan. Dia memainkan klitoris memerah di bibir vagina Pratiwi. Usapnya daging kecil-digosok dengan pembawa halus nikmat dengan jari tengahnya. Diimbangi dengan gerakan naik-turun dari pantat bahenol Rizka itu. Kemudian, dengan isyarat, Nindia menusukkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis nya ke dalam vagina sekali Rizka, membuat ini tubuhnya tersentak keras ke atas. Pratiwi tampak memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang tidak dapat ditandingi oleh apapun di dunia ini ketika Nindia bermain tiga jari dalam dan keluar dari pratiwi vaginanya, lebih cepat dan lebih cepat. Menyaksikan pemandangan indah ini, insting kedewasaan saya mendorong saya ke arah dua gadis yang dilanda nafsu itu. Dengan rasa takut sedikit dan ragu-ragu, saya memegang pinggang Nindia. Setelah menyadari adanya penolakan, memahami keberanian saya muncul, ditambah dengan rasa yang aneh di selangkangan saya yang telah diminta untuk bertindak. Aku membuka ritsleting celana saya Nindia kemudian menurunkannya berikut celana yang dikenakan celana sampai pergelangan kaki. Seketika bau nan segar khas Nindia diposting selangkangan gratis. Tanpa penundaan lebih lanjut, saya langsung terjun penis saya ke dalam vagina Nindia keras dari belakang, membuat gadis-gadis berteriak, “Ouuhh ..” “Ah .., terusin .., lebih kencang .., lebih dalam ..,. Ouhh ..” mendesah-mendesah penuh kenikmatan dari Nindia membuat saya lebih bergairah. Saya mempertinggi intensitas gerakan masuk-keluar dari penis saya di dalam vagina Nindia, sehingga tubuh rupawan gadis itu bergetar keras. Payudara indah tergantung di dadanya dan mengambil bergoyang-goyang mengimbangi shock tubuhnya yang hancur oleh Rizka. Puting menjulang tengah menghisap oleh temannya, membuat Nindia mendesah besar napas. Sementara di bagian bawah, saya masih bermain-main dengan saya terus penis dalam vaginanya, membuat Nindia kehilangan keseimbangan. 

Tubuh putih dan tubuh mulus jatuh di atas Rizka bawahnya. Namun ini tidak menghentikan permainan kami. “Uuh .., Kak .., saya sudah keluar .., Mau .., di dalam .. atau .., keluar ..?”, Aku merasa ia tidak lagi mampu menahan gejolak dalam Burun saya. “Hh .., Dalam aja .., Ouhh ..”, sambil terus menggerinjal Nindia menjawab. Akhirnya setelah pertandingan kami memiliki, berakhir dengan yang lain cairan kental ditembakkannya putih penis saya ke dalam vagina Nindia. Penis saya masih di dalam vagina Nindia merosot samping tubuh gadis yang masih di atas tubuh Rizka lemas yang tampaknya kurang puas. “Anda masih memiliki utang yang sama, Anda tahu saya,” kata Pratiwi mengingatkan saya. Aku tidak menjawab, hanya mengangguk. Lima menit kami diam. Setelah itu kita bangkit dan merapikan pakaian kami kembali, bersama dengan selesainya acara pengarahan malam itu. Dengan menyelinap setelah pertama melihat sekeliling kami bertiga keluar dari tempat persembunyian kami, maka perasaan sepertinya tidak pernah terjadi, kami kembali ke tenda kami masing-masing untuk bergabung dengan teman lainnya. “Eh, Anda telah melakukan semua tiga bersama-sama Kak Kak Tiwi dan Nindia?”, Tanya salah satu teman saya satu tenda. Aku hanya tersenyum.

Cerita berikut ini adalah kisah nyata yang aku alami sendiri, kejadian cerita ini sekitar akhir 2011 sampai pertengahan 2012. perkenalkan nama aku Andi, waktu itu umur aku baru 23 tahun, pada waktu itu aku baru saja lulus kuliah dan aku baru saja di terima di sebuah perusahaan swasta di Semarang.namun sebelum aku bekerja, semasa kuliah, aku sudah bekerja parttime sebagai pelatih sebuah unit marching band/ drum band di salah satu SMP di pinggiran kota jogjakarta, karena dulu semasa kuliah aku memang hoby ikut kegiatan tersebut. ceritanya bermula ketika pada bulan mei 2011, perlu di ketahui, pada bulan-bulan tersebut banyak sekali kompetisi-kompetisi drum band tingkat daerah yang di selenggarakan, mulai dari kejuaraan tingkat kabupaten, sampai kejuaraan-kejuaraan yang di selenggarakan oleh gabungan pelatih-pelatih seperti gue seperti biasanya..pada bulan-bulan tersebut, kegiatan kepelatihan sangatlah padat, mulai dari rekruitment, pelatihan dasar, sampai pelatihan-pelatihan yang lebih khusus yaa..cukup membuat diriku sibuk.di tengah- tengah sibuk kepelatihan tersebut, ada hal yang membuatku sangat lucu dan geli… mungkin gila…pada waktu itu aku di tembak cewek yang bener-bener masih muda, lugu yang ngga lagi cewek itu adalah muridku sendiri kalo mengingat-nginat hal tersebut aku jadi sering ketawa sendiri sebut aja namanya Stefi, cewek baru berumur sembilan belas tahun waktu itu baru kelas 3 SMEA. secara fisik Stefi memiliki badan yang menurut aku cocok untuk cewek seukuran kelas Tiga SMEA, dengan tinggi badan 155 berat badan sekitar empat puluh kg. sebenarnya dengan Stefi aku sudah kenal satu tahun sebelumnya, ketika dia masuk rekruitment saat kelas 2 SMP.

 Jeritan Nafsu Perawan
Pada awalnya, aku cuek-cuek aja menanggapi soal dia nembak aku ,ga aku respon, karena posisi aku waktu itu aku sebagai seorang pelatih yang harus bersikap profesional. Namun…(nah disinilah kejadian lucu tersebut) pada saat mau pentas dalam sebuah kejuaraan, ternyata Stefi ngambeg ga mau ikut oh iya…perlu di ketahui..posisi Stefi dalam unit marching band adalah sebagai field commander, aku memilih dia sebagai field commander, selain mempunyai porsi badan yang cukup ideal dan juga memiliki kecerdasan di bidang musik yanng lebih daripada teman-temanya kembali lagi pada saat mau pentas jadi waktu itu dia ngambeg yang gara-garanya aku menyuekin cinta dia..hal itu di kemukakan teman-temanya, bahkan sampai guru kelas pun tau… begitu aku tau hal tersebut, aku sampai tertawa terpingkal-pingkal plus malu sama guru kelas…bahkan sampai kepala sekolah pun turun tangan…dan ngasih solusi ke aku untuk menjemput dan membujuk Stefi supaya ikut… dan kembali lagi pada profesionalitas gue…gue ga mau pentas kali ini gagal, jadi mau ga mau aku harus menjemput dan membujuk Stefi agar ikut..dan aku datang ke rumah Stefi tuk menjemput dan membujuk… tapi Stefi mau ikut pentas dengan satu syarat yaitu aku harus mau jadi pacarnya… ya udah waktu itu aku iyain aja tawaran Stefi… nah benar juga, pas saat pentas semua tim semangat luar biasa termasuk Stefi yang tampil all out..dan hasilnya pun ga mengecewakan, unit kami dapat juara umum, dan Stefi sendiri dapat tropy the best field commander. Namun,seiring dah di lewatinya kejuaraan- kejuaraan maupun kontes, intesn kepelatihan semakin jarang karena harus kembali kepada pelajaran yang ujungnya makin jarang pula pertemuanku dengan Stefi, namun hal ini tidak membuatku kecewa karena selama ini aku hanya sandiwara saja. namun kayaknya Stefi lah yang kecewa. hubungan kami jarang sekali hanya lewat sms atau telpon saja…dan pada awal 2011, aku dapat tawaran kerja di Semarang yang membuat aku harus meninggalkan jogja dan Stefi waktu itu Stefi sangat sedih sekali dan hubungan kami pun renggang. setelah aku kerja di Semarang dan dipenuhi dengan kesibukan-kesibukan kerja membuat aku lupa akan Stefi, dan akhirnya aku merasa juga, kok aku ga ada pacar? di tambah lagi seringnya baca-baca di forum dewasa bagaimana nikmatnya surga dunia.. mulai dari itu, aku coba kembali contact Stefi dan mengabarkan aku mo pulang walaupun sementara, waktu itu bulan september 2011, sampai di jogja aku ketemuan sama Stefi, dia udah kelas 1 SMA waktu itu, tampilanya ga berubah, masih seperti dulu, masih cantik. pada pertemuan waktu itu tidak ada kejadian kejadian yang luar biasa, hanya cium pipi doang. jadi lumayan lah, ada semangat buat pulang ke jogja. dan makin sering saja aku bisa pulang ke jogja, hampir satu bulan sekali pulang ke jogja dan bertemu Stefi, dalam setiap pertemuan makin naik aja progressnya kalau dulunya hanya cium pipi, pertemuan berikutnya cium bibir, dan selanjutnya cium leher kira-kira pada pertemuan ke 5, aku dan Stefi sengaja jalan-jalan ke parangtritis, namun kami mengambil route jalan pintas yang melewati jalan yang berbukit-bukit dan hutan.di sela perjalanan menuju parangtritis, sering kami berhenti di tengah-tengah hutan tuk sekedar melepas capek dan melihat pemandangan dan foto-foto bersama, dan juga ga lupa sekedar cium-cium plus grepe-grepe dikit… dan nampaknya waktu itu, Stefi juga udah horny berat, di lihat nafasnya yang makin berat. pas aku cium-cium leher mbil pegang-pegang pantat Stefi dia ngomong “ndi..aku mau lebih dunks…” aku jawab “lebih kayak apa…?” dia cuman jawab ” aku kangeen banget ma kamu…ndi” otak nakal aku pun mulai berjalan “ya…maksudnya lebih kayak apa neeh…” dia cuman tersipu malu….dan aku bilang “yaw udah..dimana neeh…” dia ga jawab…trus aku tawarin, disini di alam terbuka atau sewa hotel? dia jawab..” tapi aku takuut” ya udah..waktu itu aku rayu-rayu dia njamin aman ga ketahuan orang ataupun temanya… langsung aja aku ajakin ke losmen yang berada di bukit di atas pantai parangtritis yang view nya menghadap pantai…jadi bisa melihat pemandangan pantai parangtritis dari atas bukit… di dalam hotel pun, kami ga henti-hentinya bercumbu, mulai dari cium bibir turun kebawah, dan ga tau tiba-tiba aja..baju atasan Stefi dah terlepas semua.. dengan jelas aku melihat bukit indahnya yang masih ranumn aku terus ciumin dan sedot-sedot putingnya, tampak seperti cacing yang kepanasan, badanya meliuk-liuk sambil pegangin kepala aku yang ada di dadanya… pada saat mulut aku kembali ke area leher, kupingnya dia berbisik “ndi kamu orang pertama yang pegang toket aku …janji ya…lu ga kan ninggalin aku?” aku cuman jawab “iya ” sambil terus nyipokin, padahal sebenarnya aku ga janji bener-bener seeh…tapi dah keburu nafsu. dan pada saat aku coba mlorotin celana jeans Stefi, 

Berita Sex Jeritan Nafsu Perawan

Baca cerita seru lainnya Belang Lebih Sexi
Tiba-tiba tanganya menghentikan tanganku, aku tanya “kenapa lan?” dia jawab “gue takut..ndi…gue blom pernah, aku masih virgin” aku berpikir sejenak “oke lah..kita jaga hal satu ini mpe kita merid gimana?” Stefi cuman jawab “tapi aku pengeen…tapi aku takut juga ndi” akhirnya aku tawarin bagaimana kalo kita saling oral aja…? dan dia mengiyakan tawaran aku.. ya udah..waktu itu kami sama-sama telanjang hanya melakukan oral dan petting saja tanpa memasukan tongkol ku ke memiawnya yang masih ranum baru di tumbuhin bulu-bulu halus saja… saat aku oral n jilatin memiaw Stefi, dia hanya bisa mendesah-desah mbil mengangkangkan kakinya lebar-lebar..dan benar hebat pada saat dia orgasme, dia benar-benar mengejang hebat..dan akhirnya lemas.aku waktu itu langsung aja menyodorkan tongkolku ke mulutnya, nampaknya dia kebingungan “ni..di apaan ndi?” mbil nunjuk tongkolku yang udah ngaceng… aku malah ketawa..,bener-bener masih lugu si lani….ya udah, akhirnya aku keluarin laptop aku dalam tas dan nonton film BF, dia nampaknya mengamati detail-detial setiap filmnya. dan ga terasa aku tertidur pulas di samping Stefi yang sedang nonton film, dan pas aku tidur, dia tiba- tiba aja masukin tongkol aku yang udah lemes…di jilatnya dan di hisapnya pelan-pelan mpe bangkit lagi….aku hanya merem melek menikmati oral an dari Stefi,dan akhir pas aku mo orgasme, aku pegangin kepala Stefi biar tetap mengemut tongkol aku..dan akhirnya peju ku keluar di dalam mulut Stefi, nampaknya dia gelagapan menerima semprotan mani aku dan kayaknya sebagian tertelan, habis itu dia marah-marah ke aku sambil bilang asin-asin gimana rasanya…aku hanya bisa tersenyum puas. 
Setelah dia mengelap sisa-sisa mani yang ada di bibirnya akhirnya kami tertidur pulas sampai sore, waktu itu kami melakukan berkali-kali dan akhirnya pulang ke rumah. sesampainya di rumah pun kami masih sms an, dan tentunya membahas kejadian tadi siang dan aku tambahin rayuan-rayuan tuk melakukan lebih, tapi tetap saja Stefi belom berani melepas keperawananya..dan aku coba rayu bagaimana kalo melakukan anal? lagi-lagi dia nampaknya bingung apa itu anal? mau ga mau aku jelasin pelan-pelan dan akhirnya dia tau juga apa itu anal? keesokan harinya kami pun janjian lagi tuk bertemu, namun kali ini ga jalan ke parangtritis lagi, melainkan ke kaliurang naik motor…sepanjang perjalanan, dia terus nempelin badanya ke badanku, mbil sekali-kali tangan nakalnya mengelus-elus isi celanaku dari luar…namun cukup membuat diriku ON juga.. sesampainya di kaliurang, aku dan Stefi jalan- jalan sejenak menikmati pemandangan di kaliurang. mbil jalan-jalan aku tanyain ke Stefi ” lan..gimana tawaran aku semalem? menarik tuk di coba ga?” Stefi “tau ah…lom jelas penjelasanmu semalem” aku ” ya kalo tanpa praktek emang susah jelasinya, tapi pada dasarnya seh udah aku jelasin tadi malem” Stefi “apa ga jijik, klo masuk ke pantat” aku “ya pake kondom lah…hehehhe…” dia hanya ketawa mbil nyubit perut gue… mbil jalan-jalan, tiba-tiba Stefi nyeletuk “mang lu bawa kondom ndi?” aku “enggak…tapi kan bisa di beli di apotek?” Stefi “iiih…malu dunk, beli barang gituan?” aku “ngapain malu, toh yang jual ga kenal ma aku?” Stefi cuman diam lagi…trus aku tanya lagi “mang kalo ada kondom lu mau lan?” Stefi hanya tersenyum… gue”ya udah..kamu tunggu di warung gih…ntar aku cari di apotek” lani”iiih…beneran brani?” aku “yaa…lu nantangin seeh…” Stefi “ya udah..aku tunggu di warung itu yaa…tapi jangan lama-lama, ntar ilang lho”lani mbil nunjuk sebuah warung. dan setelah itu aku kembali ke parkiran ambil motor nyari apotek, tak lupa selain beli kondom,aku juga beli pelumas merek V gel. 
Setelah kembali ketemu Stefi, aku cman bilang “ayoo…jadi ga neeh..?” Stefi cuman jalan mbil senyum ke arah aku trus bonceng motor… setelah muter-muter cari hotel di kaliurang, sebenarnya banyak sekali motel di kaliurang namun sengaja aku nyari hotel yang kelihatan bersih dan view pemandanganya bagus…akhirnya dapat juga. setelah cek in, kami pun masuk… lumayan bagus hotelnya, ada tivi channel porno plus kamar mandi bathup… langsung saja aku sosor Stefi, seperti kejadian- kejadian sebelumnya tau-tau dah bugil aja kami…setelah memuaskan Stefi, aku coba tusuk- tusuk anus nya lani…nampaknya dia mulai kesakitan, atur posisi kanan kiri atas bawah mpe jempalitan…dan tentunya bisikin Stefi biar rileks ga tegang…kalo tegang ntar merasa sakit…setelah masang kondom, aku olesin penis aku plus lobang anus lani… aku coba tusuk pelan-pelan, nampaknya Stefi masih merasa kesakitan..aku bimbing buat rileks plus kasih rangsangan-rangsangan di vagina lani…. setelah aku tusuk pelan-pelan, amblaslah sebagian kepala tongkol aku ke anus Stefi..Stefi cuman bisa teriak “aaarggghhh….sakiiit” aku ” rileks ya… aku diemin bentar biar kamu rileks” Stefi “iyaaagh…jangaan mpe sakiiit yaa” aku jawab “iyaa..” mbil berdiam sejenak… setelah beberapa saat kemudian, aku coba masukin pelan-pelan mbil goyangin maju mundur, nampaknya Stefi dah bisa rileks namun masih sedikit kesakitan, aku tambahin aja pelumasnya…dan dengan pelan secara pasti, akhirnya masuk juga seluruh kepala tongkol aku, Stefi hanya bisa meracau ga karuan…kayaknya nangis nahan kesakitan campur nikmatnya vaginanya aku kocok bagian luarnya… pada saat itu aku kocok bagian luar vaginanya pake jari aku .

Berita Sex Jeritan Nafsu Perawan

Baca cerita seru lainnya Belang Lebih Sexi

Tiba-tiba dia bilang mbil aga sedikit teriak “ndiiii…gue mo keluaarghhhh” aku hentiin aja gosokan tangan gue…dengan spontan tiba-tiba dia menggoyang-goyangkan pantatnya biar vaginanya kena gosokan tangan gue…secara otomatis makin masuk pulang tongkolku di anus Stefi…. dia makin meracau “kamu jahaaat ndi…ayo dunk lagiii…” aku gosokin lagi dengan kuat kuat…dan akhirnya “aaargggh aku keluaar ndi ” pas Stefi teriak dalam orgasmenya…aku tekan kuat-kuat tongkolku dalam anus lani…dan akhirnya masuk sudah batang tongkolku setelah Stefi lemas beberapa saat…aku coba tarik keluar masukan tongkolku pelan- pelan…ternyata membuat Stefi kembali tersadar…mbil menahan sakitnya di anusnya Stefi “ndi..sakit neeeeh…udahan yaa…” aku “kok udahan? kan aku belom puas…?” Stefi “abisnya gede banget punya kamu…” aku “iya..ga papa ya..pelan-pelan kok” Stefi “beneran ya pelan-pelan,,,” aku “iya…sayang” mbil coba goyangin pelan-pelan, ternyat tangan Stefi mencoba merasang vaginanya sendiri dan setelah sekian lama, goyanganku tarikan keluar masuknya semakin kencang…begitu pula rangsangan tangan Stefi sendiri di vagina nya dan akhirnya dengan rileks Stefi menikmati anal an ku di anus nya.. berkali-kali Stefi orgasme dengan tanganya sendiri… setelah Stefi rileks…kami pun mencoba berbagai macam gaya..dari gaya konvensional, WOT, MOT doggy style..mpe dengan bebasnya tongkolku bisa keluar masuk ke anus Stefi pada saat doggy style aku coba keluarkan seluruh batang tongkolku dan memasukanya lagi…nampak begitu indah lobang anus lani….dan aku lihat begitu bersih tidak ada sisa- sisa kotoran pada penisku ataupun di lobang Stefi, dan aku beranikan diri melepas kondomku dan tak lupa aku tambahkan pelumas pada batang penisku dan lubang anus lani… begitu aku masukan kembali dengan aga kasar sampe lobang anus Stefi berbunyi “slrooppp..” Stefi hanya berteriak ”aauughh” mpe kepalanya mendongak ke atas… trus teriak “jangan kasar-kasar dunk yank…” aku “iyaa….tapi nikmat kan?” Stefi “heee eh” mbil terus mengucek-ngucek memiawnya… semakin lama goyanganku makin keras dan kencang begitu kucekan tangan Stefi di memiawnya dah akhirnya..mbil memegang erat-erat pinggul Stefi dan memasukan penisku dalam-dalam ke anus Stefi keluarlah seluruh peju ku ke dalam anus Stefi..begitupun Stefi selang beberapa detik kemudian mencapai orgasmenya yang kesekian kali… dan kemudianpun kami ambruk mbil memeluk tubuh Stefi dari belakang,dengan tongkol masih manancap di anus lani…dan kamipun tertidur pulas dan ga tau kapan tongkolku terlepas dengan sendirinya di anus Stefi.dan begitu aku lihat ga sececerpun spermaku yang keluar, berarti semua masuk ke anus Stefi hari ini kami mencobanya dua kali…pada ronde kedua…ga begitu susah tuh memasukin anus Stefi dan seperti permainan-permainan sebelumnya berkali-kali Stefi orgasme dan pada saat berkemas-kemas..ketika Stefi mo berdiri mo jalan…lani sempoyongan karena ada hal yang aneh di anus Stefi..katanya terasa masih mengganjal dan aga gimanaa gitu…setelah beberapa lama, akhirnya bisa berjalan walaupun jalanya aga aneh sekarang… begitu sampai rumah, malamnya Stefi menceritakan ke aku lewat sms katanya sakit banget buat jongkok atau boker tapi begitu pas boker..katanya langsung plong…ga pake ngejan kuat dalam hatiku geli membaca sms dari Stefi. dan kejadian seperti itu terus terjadi ketika aku pulang ke jogja bahkan kalo pas aku pulang ke jogja..dan Stefi sedang halangan haid tetep bisa melakukan hal tersebut dan setelah pacaran kurang lebih Dua tahun, kami masih bisa menjaga keperawanan vagina Stefi.. dan akhirnya akhir 2010 kalo ga salah kami pun putus, karena aku harus di tugaskan di singapore akhir 2012 dan kemaren, awal taun 2010 ini tiba-tiba aku dapat sms dari nomor yang ga aku kenal, isinya ngasih undangan mo merid, selidik punya selidik, ternyata dari Stefi aku pun mengiyakan, merestui kalo Stefi dah ada yang melamar tuk jadi istrinya dan satu bulan sebelum Stefi merid, aku sempet pulang ke jogja dan bertemu Stefi kami hanya bertemu,tidak melakukan hal-hal yang pernah kami lakukan dulu dan dia cerita, kalo semenjak putus ma aku..dia ga melakukan hal- haln yang berbau sek dengan cowok lain bahkan calon suaminya…dan berhasil menjaga keperawanan vaginanya… selamat berbahagi Stefi, semoga itu jalan terbaik untukmu…begitu banyak kenangan indah itu ”anumu emang hanya untuk suamimu” hehe tapi anusmu emang hanya untuku.

Pengalaman indahku ini aku tuliskan dalam kata kata, cerita panas ini terjadi saat aku mendapat kenalan dengan cowok, namany Farid, dia tampan dengan tubuh yang atletis pria idamanku sekali, perkenalan itu terjadi tak sengaja saat ada acar di sekolahku, dia datang disekolahku dengan adiknya yang kebetulan adalah panitia perpisahan kami.
Aku mau mendiskripsikan diriku dahaulu Perkenalkan namaku Mela aku aku saat ini kelas 3 SMA, kata orang aku mirip dengan model karena tinggi ku yang 170cm dengan tubuh langsing payudaraku yang besar tapi tidak terlalu kecil juga. Sangat proposional antara tinggi dan berat badanku. Aku belum mempunyai pacar saat itu.
Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Farid menelepon ke rumahku. Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Mela, ini dari Farid.
Cerita Sex 
Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa. Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Mel ada acara nggak malam minggu ini. Aku sempat kaget Farid mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar.
Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok. Hmmm belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada, jawabku. Kenapa bisa begitu, balas Farid. Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi, balasku lagi.
Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu. Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Farid tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.
Tepat hari sabtu sore, Farid datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana.
Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Farid menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat. Mel, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu, bisik Farid mesra. Fid, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar. Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku. Fid, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.
Tiba-tiba tangan Farid memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.Aku juga Mel, begitu melihat kamu langsung tertarik. Dan Farid menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Farid memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Farid sudah ada di depan mataku.
Dan pelan-pelan Farid mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Farid dan mencium bibirnya. Ciuman Farid sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya.
Cerita Sex 
Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Farid mulai meraba sekitar dadaku. Jangan Fid, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Fid, jawabku. Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Farid karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
Mel, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok. Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Farid sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk.
Dan begitu film diputar, Farid langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Farid meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju. Tiba-tiba Farid membisikkan sesuatu di telingaku, Mel, kamu membuat nafsuku naik. Aku juga Fid, balasku manja.
Dan Farid menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. Astaga, pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Farid sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. Teruskan Mel, remas yang kuat dan lebih kuat lagi. Tak lama kemudian, tangan Farid sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya.
Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan. Akhirnya tangan Farid berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Farid meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Farid memegang puting susuku yang sudah keras. Teruskan Fid, aku enak sekali.. Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain.
Astaga, pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Farid untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Farid yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. Teruskan Fid, aku enak sekali.. Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat.
Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa. Kita langsung pulang ya Mel sudah malam, pinta Farid. Fid, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya. bisikku mesra. Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop.
Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Farid. Mudah-mudahan Farid mengerti apa yang kuinginkan. Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga, balas Farid dengan nada gembira.
Cerita Sex 
Sampai di senayan, Farid memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Farid menghentikan mobilnya, tiba-tiba Farid langsung menarik wajahku dan mencium bibirku.
Kelihatannya Farid begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi. Tiba-tiba Farid melepaskan ciumannya. Mel, aku ingin mencium susumu, bolehkan.
Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Farid. Dan kulihat Farid begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya.
Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki. Mel, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu, bisik Farid. Iya, Fid, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan, balasku manja. Tak lama kemudian, Farid dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras.
Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu. Jangan berhenti Fid, teruskan ya aku enak sekali.. Dan tanganku pun dibimbing Farid untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya.
Kemudian Farid mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Farid dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku.
Reitsleting celana Farid sudah terbuka dan tiba-tiba Farid menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Farid. Dan Farid menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Farid yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut.
Farid masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Farid menggigit puting susuku. Fid, teruskan ya jilat aja Fid, sesukamu.. desahku tak karuan. Sementara aku masih terus memegang penis Farid. Dan sepertinya Farid makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Farid sudah tidak tahan lagi. Mel, kamu isap punyaku ya mau nggak Isap bagaimana.. Tolong keluarin punyaku di mulutmu.
Cerita Sex 
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Farid, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Farid merubah posisi duduknya, Farid menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Farid. Fid, besar sekali punyamu. Langsung aja Mel, aku sudah tidak tahan.. Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Farid. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu.
Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Farid. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Farid. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah.
Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Farid aku jilatin terus. Ah benar-benar nikmat. Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Farid, tiba-tiba, Farid menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. Terus Mel, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi.
Dan tidak lama setelah itu, Farid mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Farid. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Farid dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Farid. Ah rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma.
Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Farid. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Farid kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku. Mel, aku sudah keluar, banyak ya.
Banyak sekali Fid, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa. Tidak apa-apa Mel.. Kemudian Farid mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Farid. Dan Farid mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Farid tepat jam 11 lewat 35 menit.
Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Farid esoknya.
Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Farid yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu. Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Farid menjemputku dan Farid membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
Cerita Sex 
Tempat apa ini Fid, tanyaku. Mel, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau. Entahlah Fid, aku masih takut tempat seperti ini. Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan. Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu.
Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
Mela, kita santai di sini aja ya mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau.. pinta Farid. Aku setuju saja Fid, terserah kamu. Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Farid membaringkan badanku di tempat tidur. Mel, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.
Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Farid berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Farid daripada malam kemarin.
Ternyata kepunyaan Farid lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Farid sudah terlihat bugil di depanku. Farid memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Farid menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai.
Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Farid mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama -kelamaan tangan Farid sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku.
Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Farid jongkok tepat di depan vaginaku. Farid memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku. Mel, bodi kamu bagus sekali. Farid sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
Mel, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana. Terserah kamu Fid, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu.. Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Farid. Kemudian Farid meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi.
Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Farid bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Farid. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Farid menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah.
Begitu bibir Farid sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Farid membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Farid sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar.
Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Farid sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik.
Farid sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku. Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Farid. Fid, masukkan punyamu ke punyaku ya masukannya pelan -pelan, pintaku. Farid lalu bangkit dari arah bawah.
Cerita Sex 
Dan menciumi bibirku. Mel, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya. Tidak Fid, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.Lalu Farid melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Farid yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing penis Farid agar tepat masuk di lubang vaginaku.
Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Farid berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku. Oh enak sekali, jeritku.
Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Farid. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Farid, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Farid membisikkan sesuatu di telingaku, Mel, kamu sudah tidak perawan lagi.
Ngga apa-apa Fid, jangan dilepas dulu ya Terus Fid, goyang lebih kencang, aku enak sekali.. Dengan posisi aku di bawah, Farid di atas, kami melakukannya lama sekali. Farid terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Farid masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga. Farid sepertinya aku sudah tidak tahan lagi aku mau keluar.
Keluarin terus Mel, aku tidak akan melepaskan punyaku. Fid, aku tidak tahan lagi a..ahh aaahh.. aku keluar Fid, aku keluar.. keluar Fid..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan aaaa aaaa.. Pada saat orgasme yang pertama, Farid langsung menciumi bibirku. Oh benar -benar luar biasa sekali enaknya. Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Farid dan aku masih memeluk badan Farid.
Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin. Mel, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu. Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Farid bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
Mel punyamu lebar sekali. Isap terus Fid, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali. Aku terus mengisap punya Farid sementara Farid terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Farid yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya.
Dan permainan mulut Farid di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri. Fid aku mau keluar lagi aku tidak tahan lagi honey Tahan sebentar Mel, aku juga mau keluar.
Tiba-tiba Farid langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Farid melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Farid ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Farid memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Farid yang besar.
Cerita Sex 
Dorong yang keras Fid, lebih keras lagi, desahku. Farid menggoyangan badannya lebih cepat lagi. Iya Fid, seperti itu terus aaa..aaa enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu.. Mel, aku sudah tidak tahan lagi aku mau keluar Aku juga Fid, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya aaa..
Mel aku keluar.. Aku juga Fid aaa aa terasa Fid, terasa sekali hangat spermamu.. Aduh, Mel goyang terus Mel, punyaku lagi keluar Aduh Fid enak sekali Bibirku langsung menciumi bibir Farid yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
Mel spermaku sekarang ada di dalam punyamu. Ia Fid Tidak lama kemudian, Farid membersihkan cairan spermanya di vaginaku. Mel, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab. Iya Fid.. jawabku singkat. Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali.
Sekali keluar pada saat Farid menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Farid memasukkan penisnya ke vaginaku. Farid pun mengalami hal yang sama. Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi.
Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Farid hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar.
Sementara Farid sudah 7 kali. Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Farid bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja.
Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2001) ini aku masih dapat.
Aku langsung menelepon Farid sepulang dari sekolah. Fid, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil. Iya Mel syukurlah Fid, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Fid.. Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja.
Kadang aku mengisap penis Farid sambil Farid menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Farid keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Farid memainkan vaginaku.
Cerita Sex 
Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Farid, tapi aku mengisap kepunyaan Farid sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Farid sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan.

Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Farid langsung mengajakku ke penginapan.

Pengalamanku saat duduk di bangku SMA, perkenalkan namaku Reynita aku termasuk gadis bunga di sekolahku dalam bidang penampilan maupun pengetahuan, aku juga berprestasi di bidang seni, teman bapakku banyak yang memuji aku akan kecantikanku, Rumahku sering didatangi tamu tamu dari bapakku baik dari kalangan bisnis, karyawan atau teman lingkunganya.
Aku sungguh akrab dengan semua teman bapakku, tapi yang akan kuceritakan di kisahku yaitu dengan Om Wawan karena dia memekku aku relakan dengannya, Om Wawan masih terbilang muda dengan potongan yang klimis seperti Wawan beckham dia sering datang ke rumahku di sore hari.
Cerita Sex
Hanya sekedar ngobrol dan minum teh ama papa di kebun belakang rumahku. Konon, Om Wawan mempunyai sixth sense, bisa melihat dan melamar nasib, dan bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk2 halus.
Kadang-kadang dia bawa anaknya atau istrinya juga, dan aku suka ikut nimbrung dgn mereka, topik apa aja mereka juga bahas. Om Wawan yg berkacamata tebal sudah lumayan tua, sekitar umur 55 thn, dan badannya agak gemuk dgn perut yg buncit dan napas yg bau. Tipe-tipe badan orang tua yang tidak fit lagi. Keriput di muka dan tangannya sudah terlihat jelas.
Om Wawan suka ngelirik aku, curi-curi pandang mukaku lalu badanku. 
Aku risih sekali apalagi yg ngelirik adalah temen papaku sendiri yg sudah tua. Aku hanya suka membalas Om Wawan dgn senyuman, dan berkata ,
“Om, jgn lihatin Reynita sampe gt dong, kan malu.
“Om Wawan suka tersenyum mesum, 
“Habis Reynita manis dan cakep sih, cowok yg mana gak suka liatin Reynita.
“Dan aku jadi tersipu malu.
Cerita Sex
Suatu Sabtu sore hari, seperti biasanya, Om Wawan datang ke rumah aku utk ngobrol ama papa, tp wkt itu papa dan mama sedang keluar, jadi aku yg ngobrol ama Om Wawan. Tiba-tiba Om Wawan tanya aku, “Reynita gak perawan lagi ya?”
Trus aku kaget dan diam aja, lalu Om Wawan bilang ,
“Gak apa apa kok, jujur aja, Om janji gak kasih tau papa mama deh.
“Aku diem aja dan merasa takut kalau Om Wawan bisa membaca pikiran aku. 
“Om sudah tau kok dari dulu, makhluk halus yg Om pelihara kasih tau ke Om, katanya kamu sudah gak perawan. Sudah banyak yg tidurin kamu. Dan ada penyakit di badan kamu.”
Aku jadi kaget ketakutan krn dikasih tau ada penyakit di dlm badanku, 
“Penyakit apa Om? Parah gak? Bisa disembuhin gak?”, tanyaku bertubi-tubi. 
“Yah, mayan parah lah” Aku hanya diem membisu karena sudah ketakutan. 
“Tp Reynita gak usah takut, Om bisa sembuhin kok.
“Aku agak lega ,”Oh ya? Gimana?” 
“Reynita harus ikut instruksi Om tanpa bantah, bisa gak?” 
“Ok, Reynita akan ikut semua instruksi dari Om.” 
“Nah, sekarang ambil segelas air putih buat Om.
“Perasaanku bercampur antara takut dan nervous, pergi ke dapur utk ambil segelas air.
“Nih airnya Om” 
“Ok, Reynita minum airnya dikit.
“Aku merasa aneh hanya turut aja disuruh minum lalu Om Wawan minum air yg baru aku minum. 
“Ini Om lagi mencoba membersihkan penyakit di dalam tubuh kamu. Sekarang julurkan lidah kamu.
Cerita Sex
Om mau liat.
” Aku menjulurkan lidahku, lalu Om Wawan menyedot dgn kuat lidahku. 
“Ada sensasi aneh di dlm tubuhku. 
“Lalu Om Wawan memasukkan tangannya di dlm celana dalamku, aku kaget! 
“Jangan takut, Reynita. Om mau tau separah apa penyakit yg dijangkitin Reynita.
Ada makhluk halus di dalam tubuh Reynita yg suka mengganggu kesehatan Reynita.
” Aku ketakutan dikasih tau ada makhluk halus di dalam tubuhku, jadi aku diem saja Om Wawan menyentuh vaginaku. Aku merasa enak Om Wawan menyentuh vaginaku, dan aku merasa vaginaku dah basah.
Om Wawan mengeluarin tangannya dan menjilat jarinya yg basah, 
“Reynita dah basah ya?
“Trus aku diem saja, 
Lalu Om Wawan menaikin kausku, dan mengeluarkan pentilku dari BH, lalu dia mengemut pentilku dgn kuat, aku merasa enak dan tanpa sadar aku sudah mendesah keenakan. 
“Ke kamar Reynita yuk, biar Om lebih leluasa mengobati Reynita.
“Aku nurut saja ama kata2 Om Wawan.
Begitu di kamarku, Om Wawan melepaskan celananya ,
“Reynita, kulumin kontol Om!
“Aku enggan mengulumin kontolnya karena keliatan bau n kotor kontolnya. 
“Katanya mau diobatin penyakitnya? Kulum kontol Om buat ngusir makhluk halus di dlm tubuh Reynita.
Cerita Sex
” Aku jadi nurut karena aku mau diobatin. 
Aku mengulum kontol Om yg lagi lemas ketiduran, aku mengemut kontol Om sampe mengeras dan Om Wawan mendesah keenakan ,
“lbh cepat kulumnya… ashh ahhh… ngemut2 kontol Om lbh keras dan lebih cepat.
“Aku ikut instruksinya dan menahan napas dr bau kontol Om.
Om mendesah keenakan terus, lalu Om Wawan menyuruh aku telanjang, karena ini adalah upacara utk mengusir makhluk halus. Om merebahkan aku di atas ranjang lalu dia menciumin aku, dia melumat bibirku dengan ganas, menciumin seluruh mukaku.
Melumat pentil aku kuat lalu menjilati vaginaku ,
“aas enak Om..ah ahh ashh hmm..Om, aku ga tahan lagi Om, ahhhh ashhmasukin kontol Om dong….
” Tapi Om Wawan sengaja ga mo masukin kontolnya, dia masih bermain2 dgn vaginaku dgn lidah dan jarinya… sampe aku memohon mohon, 
“Om, cepet dong… masukin kontol Om ke dalam memekku, aku dah ga tahan lagi… ahh ahhhh… tolong Om… cepet masukin”
Lalu Om Wawan memasukin kontolnya di dalam vaginaku, 
“Oh… asiknya Om… ah ahahhh ashhhh
“Om Wawan mengenjot pelan pelan, 
“Om, ahh ahh…. cepet dong ngenjotnya… ahhh ashhh ahhhhahhhh… lbh kuat dong…” 
“Wah, Reynita binal sekali… Om baru tau…
“Lalu dia mengenjot lbh cepat n kuat sambil melumat bibirku dan memeras tetekku kuat kuat. 
“Om lbh kuat meremas tetekku ahhhh ahhh”
Kita ganti posisi ke doggy style dan aku on top…. Om Wawan sangat lihai dlm permainan ini… dia membuat aku lupa diri dan merasa high sekali… kita berdua meraung raung keenakan di dlm kamar… ahhh 
Cerita Sex
“Reynita, Om sudah mau keluar…. Om crut di dlm memek Reynita yah” 
“Iya, Om… boleh ahh ahhhh cepet, ahhh Reynita juga udah mau keluar ahh ahhhh….
“Om Wawan mengenjot lebih cepet dan kuat, ahhh ahhhh tiba2 tubuhnya megenjang, tandanya dia sudah keluarin spermanya di dalam vaginaku.
Lalu Om Wawan mengeluarin kontolnya dan meletakan di dalam mulutku, aku mengulum kontolnya dgn asik dan Om Wawan mengerang dgn asik dan bergetar-getar keenakan. Lalu kita berbaring sejenak sambil berciuman.

“Besok-besok Om mau ngentotin Reynita lagi utk bersihin tubuh Reynita dari makhluk halus.”

Perkenalkan namaku Rendi, aku biasa di panggil Ren dikosku. Sedikit cerita aku kerja disuatu perusahaan terkemuka di Jakarta, karena jarak rumahku dengan kantorku terlalu jauh, aku terpaksa ngekos untuk menjangkau waktu agar aku tidak terlambat masuk kerja. Di tempat kosku  terhitung bebas karena ditinggali cewek-cewek cantik dan cowok cowok lainya juga.
Di kosku ada satu cewek yang aku incar, namanya Nindya, tingginya sekitar 165cm, berambut panjang,kulit bersih. Sehingga membuatu selalu menggodanya setiap kali bertemu dengan Nindya. Dalam benakku timbul gairah dan pikiran-pikiran mesum gimana caranya untuk dapat Ngeseks Dengan Nindya kakak kosku yang cantik dan menawan ituSingkat cerita, Malam kenikmatan itu aku hanya dapat tidur nyenyak 2 jam saja. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Usahaku yang kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil.
Cerita Sex
Kulihat Nindya masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yang akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. Kuputuskan untuk bangun dan duduk termenung di kursi didalam kamar penginapan. Kupandangi meja disebelahku yang penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yang tak ada isinya.
Kupindahkan semua barang diatas meja keatas laci, lalu kubersihkan meja itu. Kemudia aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian yang telah terpilah-pilah itu kubaca lagi dengan lebih teliti dan menguraikan isinya didalam otakku sehingga terbentuklah sebuah bahan informasi yang berhubung-hubungan satu sama lainnya.
Beberapa data yang masih kurang demi kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku.
Kemungkinan-kemungkinan tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Dengan berusaha secermat mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang kucatat kubayangkan pula langkah-langkah kerja yang akan kulakukan.
Setiap hal penting yang muncul dari bayanganku kutulis dalam jurnal. Kubaca lagi rencana kerja yang telah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. Seusai mengulang dan merubahnya hingga kurasa cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja didalam penginapan yang sebenarnya tidak ideal untuk dipakai kerja membuat leherku terasa pegal. Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung.
Cerita Sex
Kukenakan jaketku dan keluar dari kamar mencari hawa segar. Di teras kamar aku melakukan stretching selama beberapa menit. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Merasa bosan, kuambil rokokku yang selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Nindya keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha.
“Sudah ngopi, Ren?”, tanyanya.
Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok.
“Tumben Ren tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku sempat melihatmu sibuk tapi karena masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja daripada membantumu”, komentarnya.
“Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yang akan kuhadapi besok.
“Mmm.. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau.
“Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya.
Beberapa tamu penginapan yang ada di kafetaria menoleh ke arah Nindya ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Pura-pura tidak tahu gelagat para pria yang sedang menaksirnya, Nindya mengajakku duduk di meja paling pojok. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Nindya agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Setelah memesan sarapan, Nindya mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit.
“Kenapa sih Ren kamu kok banyak diam? nggak seperti biasanya”, tanya Nindya.
“Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan besok”, jawabku santai.
“Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, tanyanya lagi.
“Daripada nggak ada yang kupikir”, jawabku.
“Kenapa nggak mikir aku saja?”, tanyanya dengan senyum genit.
“Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya.
Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku.
“Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami.
Mungkin karena malu Nindya segera melepaskan cubitannya.
“Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku.
“Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai.
“Enak saja, aku yang rugi Mbak, perusahaan tidak mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.
Tak lama kemudian pesanan kami datang.
“Ren, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yang langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin.
“Itu karena pikiranmu belum dewasa. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu pikirkan akibatnya. Kamu tidak akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yang seperti itu.”, nasihat Nindya padaku.
“Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik.
Cerita Sex
“Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yang cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Aku suka pemuda seperti itu, cuman terkadang cuekmu sangat keterlaluan. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yang dilanjutkannya dengan pertanyaan.
“Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau.
“Uhh.. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam.
“Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yang hanya dibalas dengan senyumannya.
“Mbak, pria yang duduk disana ada yang ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku.
“Memangnya kamu sudah kenal, Ren?”, tanyanya.
“Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati.
“Kamu jangan macam-macam, Ren!”, ancamnya padaku yang lagi menikmati rokok.
“Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yang pertama”, sambungnya.
“Terus yang mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami yang ke berapa?”, tanyaku halus.
“Dia yang kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan.
“Kenapa Mbak mau dimadu?”, tanyaku tambah penasaran.
“Daripada hidup menjanda, jadi istri muda yang sering ditinggal suami saja seperti ini saja sudah susah apalagi jadi janda kembang”, jawabnya mengeluh.
“Eh Mbak, jangan besar kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yang seperti di makam-makam, bagaimana? Pasti yang tertarik adalah golongan hantu-hantu, hehehe..”, gurauku merubah raut muka sedihnya menjadi kemarahan.
“Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. “Sudah Ren, ayo kembali ke kamar!”, ajaknya.
Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Nindya yang lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Sementara itu Nindya melepas pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya.
“Melamun apa Ren”, tanya Nindya.
Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya, “Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yang Mbak tadi bilang”.
“Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku.
Duduk tepat didepan tangan Nindya sudah mulai merapat dengan tubuhku. Mengantisipasi cubitannya yang menyakitkan, kedua tangannya kutangkap dengan cepat.
“Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak..”, katau meminta belas kasihannya.
“Tidak Ren, yang ini pasti kamu suka, percaya deh..”, katanya meyakinkan.
Meski masih ragu tapi pegangan tanganku sudah mengendor dan tangan Nindya telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yang halus diatas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit kemaluanku. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. Dengan mata terpejam kurasakan usapan tangannya berubah menjadi remasan yang menghanyutkan dan membuat batang kemaluanku semakin tegak mengeras hingga tampak sangat menonjol. Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yang makin menggebu.
Cerita Sex
Nindya membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku. Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. Ciuman basah berimbuh kuluman yang dilakukannya pada ujung batang kemaluanku membuatku mendesah, “Ah.. Mbak.. Mbak..”. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan. Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yang masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku.
Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Nindya hanya memegang erat batang kemaluanku. Karena tak sabar lagi menahan keinginan untuk menikmati rangsangan yang lebih dari gesekkan tempurung kakiku pada daerah kemaluannya yang masih dibalut celana dalam, ia menegakkan badannya kembali. Dalam posisi berjongkok didepanku ia berusaha melepas celana dalamnya.
Ketika celana dalamnya yang berusaha dilepaskannya sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yang hampir tak berubah, aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selakangannya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah kemaluannya. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku.
Rupanya Nindya punya pikiran yang sama denganku. Kedua kakinya mulai ditarik kebelakang, selakangannya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun makin berpolah diseluruh bagian kemaluannya. Posisi Nindya yang berada diatas tubuhku segera dimanfaatkannya untuk kembali bermain dengan batang kemaluanku. Mengimbangi rangsangan yang kuberikan pada daerah kemaluannya, Nindya mengulum batang kemaluanku. Selama beberapa menit kami berdua saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yang pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya.
Nindya menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya. Tapi kali ini aku ingin bereksperimen. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. Kaki kirinya kuangkat sedikit keatas dan kuletakkan diata pinggulku sehingga batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku dorongan maju-mundur yang semakin cepat. Tangan kiriku yang bebas meremas kedua payudaranya bergantian. Berbaring nyaman, tubuh Nindya mulai bergoyang seirama dengan gerakanku.
Cerita Sex
Seiring dengan goyangan tubuhnya, Nindya mendesah-desah, “Ssh.. ssh.. Ren, mmh..”. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kudorong sisi kiri tubuh Nindya sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. Kudorong lebih dalam batang kemaluanku dalam liang kenikmatannya, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Beberapa saat kemudian tubuh Nindya bergetar seiring dengan klimkaksnya. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak dapat kutahan lagi.
Kepuasan yang kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Tertidur pulas selama beberapa jam akhirnya aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yang ada dihadapanku adalah Nindya yang telah kembali balik kekamar setelah keluar entah kemana dan berapa lama.
“Ya ampun Ren, kamu baru bangun!”, teriak Nindya.
“Hmm.. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku
“Sudah jam berapa ini? Hampir jam 5 sore tahu!”, tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya.
Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yang telah kuambil dari dalam tasku. Seusai mandi dan mengenakan pakaian aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Nindya duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yang berisi beberapa roti basah diatas meja.
“Kamu sudah makan Ren? pasti belum, kalau tidur kamu kok kuat sekali!”, omelnya.
“Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus.
“Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi”, katanya.
Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya, “Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?”
“Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya.
“Oh ya Ren, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tidak mengganggumu.
Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. Ini notanya kamar sudah aku bayar sampai malam ini, jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau melanjutkan silakan bayar sendiri ya. Terima kasih banyak ya mau menemanin aku.”, kata Nindya dan mencium pipiku.
Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan “Terima kasih banyak, Mbak”.
Kemudian Nindya meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung.

Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini beda. Rasanya ada sesuatu yang hilang, tapi entah apa itu.


Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabung dengan 96 pelanggan lain
Selamat datang di ceritaporno17tahun.wordpress.com...
Situs yang jelas - jelas mengandung pornografi untuk anak di bawah umur 17+. Situs ini berisi cerita - cerita porno dari ribuan penulis berkualitas yang diposting secara profesional.

Blog Stats

  • 5.495.929 hits

Recent 100